Blog

PAMERAN 100 KERIS PUSAKA DI TMII

Keris merupakan senjata yang antik dan  unik berbeda dengan senjata-senjata lain yang ada di Indonesia. keris benda yang  bernilai budaya  sangat tinggi. sebanyak 100 keris pusaka dari berbagai daerah akan dipamerkan di Museum Pusaka Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dari mulai hari Minggu (23/10), pameran tersebut akan berlangsung dari tgl 23 Oktober s.d 4 Desember 2011.

“Tujuan pamean ini untuk mengingat kembali kekuasaan bahwa sifat kandel rakat itu runcing bagaikan keris . Sifat kandel artinya jiwa pemberani. Karena itu pimpinan yang tidak punya pusaka akan jadi peragu dan penakut”

Pameran keris pusaka tersebut akan menghadirkan koleksi keris politikus Fadli Zon dan seniman hard. koleksi keris yang akan ditampilkanberupa koleksi Sumatera milik Fadli Zon sebanyak 100 bilah, sedangkan Hardi akan menampilkan Keris Jangker alias Kujang.

Pameran kali ini  cukup panjang rentang waktunya, karena sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda dan 1 Surop, oleh  karena itu  masyarakat pecinta keris se Indonesia dapat meluangkan waktunya untuk datang ke TMII.

Dalam pameran iini juga tidak ada transaksi  jual beli khusus untuk 100 bilah milik Fadli Zon dan 15 bilah milik Hardi, namun tidak usah kuwatir di museum pusaka Taman Mini Indonesia Indah, banyak tersedia keris dari berbagai daerah diperjual belikan keris, bahkan keris pusaka anda dapat dimandikan di sini. Abah Bid info

Gaya Putra Mahkota Khadafi Saat Kuliah S3 di London

Jakarta – Saif al-Islam dikenal sebagai putra mahkota mantan penguasa Libya, Muammar Khadafi. Saif sempat menempuh pendidikan S3 di London School of Economics and Political Science (LSE). Bagaimana gaya Saif saat berada di kampus?

“Yang menonjol pandangannya moderat. Dia sama sekali tidak anti barat. Saat berdiskusi, pikran-pikirannya tidak radikal,” ujar alumnus LSE dan teman kuliah Saif, Fadli Zon kepada detikcom, Sabtu (22/10/2011). Fadli sempat masuk satu kelas yang sama dengan Saif. Saat itu Saif mengambil S3, sedangkan Fadli mengambil S2. Keduanya bertemu di kelas Global Civil Society yang diajar oleh Profesor Mary Caldor.

“Saya sempat berdiskusi beberapa kali dengan dia. Kebetulan saat itu tahun 2002-2003, menjelang perang Irak. Orangnya pendiam, bicara seperlunya saja,” jelas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini. Fadli mengingat walau dikenal sebagai putra mahkota Khadafi, Saif tidak pernah didampingi pengawal atau ajudan ke kampus. Sosoknya sering berjaket kulit. Saif juga sama sekali tidak sombong. Dia kerap makan di kantin kampus bersama mahasiswa lain.

“Kemudian setelah lulus, kami beberapa kali kontak. Termasuk saat dia memberikan hibah dari Libya ke Indonesia. Saif merupakan tangan kanan Khadafi. Anaknya yang paling dipercaya,” jelas Fadli. Saat ini belum diketahui keberadaan Saif setelah Khadafi ditembak mati oleh pasukan revolusi Libya. Saif yang merupakan ‘anak emas’ sang diktator inipun dikabarkan tertembak di kaki saat penyergapan Khadafi di kota Sirte, Kamis (20/10). Pengadilan Kriminal Internasional masih mencarinya karena dianggap bersalah dalam urusan kemanusiaan.

“Saya menyayangkan NATO yang seenaknya menginvasi negara berdaulat. Libya luar biasa kayanya. Produksi minyak mereka 3 juta barrel, sekarang itu hanya dikaveling-kaveling negara barat,” tutupnya.

Gerindra Bersyukur Pembangunan Gedung Baru DPR Distop

Jakarta – DPR tidak jadi membangun gedung baru dan mengembalikan dana pembangunan tersebut ke kas negara. Partai Gerindra yang dari awal gencar menentang pembangunan gedung baru itu pun bersyukur.

“Kita bersyukur itu tidak jadi” ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, kepada detikcom, Selasa (20/10/2011) malam. Fadli menilai pembatalan gedung baru DPR itu sudah selayaknya dilakukan. Saat ini rakyat menunggu DPR meningkatkan kinerjanya bukan sekadar mengurusi gedung baru yang dinilai tidak penting.

“Sudah saatnya DPR bekerja keras sesuai dengan harapan rakyat,” jelas Fadli. Fadli berharap pembangunan gedung baru ini benar-benar dihentikan. Jangan ada yang mencoba untuk menggolkan kembali proyek gedung baru DPR. “Artinya ini ditutup. Kalau kinerjanya sudah baik dan keuangan negara sudah baik baru boleh ada gedung baru DPR. Saat ini sama sekali tidak perlu,” tutupnya.

Gerindra Nilai Menteri Pilihan SBY Tak Jelas Prestasinya

Jakarta – Partai Gerindra memberi rapor merah pada reshuffle yang dilakukan Presiden SBY. Gerindra menilai banyak menteri yang bukan merupakan ahli di bidangnya. “Mereka bukan orang-orang terbaik di bidangnya. Tidak jelas apa prestasinya,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, kepada detikcom, Selasa (20/10/2011) malam.

“Apa prestasi Mangindaan di bidang transportasi, atau Jero Wacik di bidang energi? Mereka malah baru di bidang itu dan tentu butuh waktu untuk belajar lagi,” lanjut Fadli. Fadli malah menyayangkan Menteri Kelautan dan Perikanan diganti. Dia menilai kinerja Fadel Muhammad cukup baik, tetapi malah diganti Cicip Sutardjo yang tidak jelas apa prestasinya.

“Ini tidak jelas. Sayang Fadel malah diganti,” kata Fadli. Di bidang ekonomi, Gerindra menilai 2 tahun pemerintahan SBY belum memihak rakyat. Gaya ekonomi neolib masih dipertahankan, walau gagal mensejahterakan rakyat.

“Seharusnya SBY beralih pada ekonomi kerakyatan yang memihak rakyat. Bukan mempertahankan ekonomi neolib yang mendorong privatisasi dan pencabutan subsidi yang membuat daya beli makin sulit,” kritiknya.

Lele pun Harus Impor dari Luar Negeri

Solo, CyberNews. Partai Gerindra di DPR RI mendesak pemerintah meningkatkan serapan anggaran bagi sektor pertanian. Nilai anggaran yang dialokasi di Kementerian Pertanian  sangat minim pertahunnya hanya Rp 17 triliun. Padahal total anggaran di APBN pada tahun ini mencapai Rp 1.300 triliun dan meningkat lagi Rp 1.400 triliun di tahun  depan. Jenis lain ketidakberpihakan pemerintah atas produk pertanian di negeri ini adalah merajalela impor beras, garam dan sayuran di pasaran.

“Bagaimana petani Indonesia bisa makmur beras dan garam saja diimpor, padahal Indonesia negara agraris dan penghasil garam terbesar di dunia. Sayur mayur dan ikan lele pun juga ikut diimpor,” kata Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI Martin Hutabarat SH saat membuka acara acara sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Kusuma Sahid Prince Hotel, Kamis (20/10). Hadir sejumlah pembicara dalam sosialisasi itu, Fadli Zon, Ahmad Muzani SE  (Sekjen Partai Gerindra), dan dimoderatori Endang S Tohari (unsur DPP Gerindra). Anggota Komisi III DPR RI ini menyatakan, pemerintah harusnya malu dengan petani di negeri ini.

Sebagai bangsa agraria lanjutnya, pemerintah semestinya malu apabila kebutuhan pangan yang begitu besar di negeri ini harus diimpor. “Bayangkan saja, nilai impor yang ada saat ini jumlahnya mencapai Rp 90 trilun atau Rp 250 miliar/hari. Jumlah itu luar biasa dan kita sepantasnya malu dengan petani kita,” tegasnya.

Kompetisi Produk Pangan

Fadli Zon dalam paparannya menegaskan, negara ini terlalu banyak mengimpor produk pangan, sementara tarif bea masuknya hampir 0%. Bandingkan dengan negara tetangga Thailand. Negera itu memberlakukan kebijakan ketat atas impor barang asing, dengan mengenakan tarif bea masuk mencapai 50 %.

Dia menggambarkan, kompetisi produk pangan lokal di pasaran dunia tak ubahnya pertandingan sepakbola antara kesebelasan Manchester United (MU) melawan PSSI. “Kalau diadu hasilnya bisa ditebak, PSSI akan babak belur dihajar MU. Hal ini bisa diumpamakan dengan hasil produksi pertanian kita. Hasil produksi pangan negeri ini tidak ada artinya jika diadu dengan produk luar negeri. Harusnya pemerintah memiliki proteksi, sebab negara ini posisi produksinya tidak lemah,” pungkasnya.

Fadli Zon: Hasil Reshuffle Tambah Masalah

Metrotvnews.com, Jakarta: Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan, hasil reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II hanya menambah masalah. Komposisi baru di kabinet merupakan akomodasi politik.

“Reshuffle lebih ke persoalan teknis, bukan masalah yang lain seperti krisis global yang datang ke Indonesia,” kata Fadli dalam Dialog Kenegaraan di gedung DPD/MPR RI, Jakarta, Rabu (19/10).

Menurut Fadli, SBY mestinya membangun tim ekonomi yang kuat. Tapi nyatanya jajaran menteri di bidang tersebut masih mengusung mahzab neoliberal. “Saya bukan peramal, tapi lihat saja pasti menimbulkan masalah baru, resepnya privatisasi, cabut subsidi, itu saja.”

Ia menyayangkan SBY tidak mencopot menteri-menteri yang bermasalah secara hukum. Ini terjadi akibat masalah kepemimpinan. SBY tidak percaya diri menarik menteri-menteri tersebut.

“Beberapa menteri yang jadi beban bagi presiden seperti dus durian tidak ada message untuk membersihkan. Kabinet ini bukan kabinet bersih karena tidak bisa membersihkan orang itu,” tandas Fadli.(Andhini)

Gerindra: Susunan Kabinet Baru Akan Tambah Masalah

Jakarta – Partai Gerindra geram dengan susunan kabinet baru yang diumumkan Presiden SBY Selasa (18/10) malam. Kabinet baru dinilai tidak ada manfaatnya. Bukannya menyelesaikan maslah, kabinet baru ini malah dinilai menambah masalah. “Susunan kabinet hanya akan menambah masalah baru, bukan menyelesaikan masalah yang ada,” ujar Wakil Ketum Partai Gerindra Fadli Zon.

Fadli mengatakan itu usai dialog ‘Apa Manfaat Reshuffle Kabinet untuk Bangsa dan Rakyat Daerah’ di Gedung DPD, Jakarta Pusat, Rabu (19/10/2011). Menurut Fadli, susunan kabinet baru tidak sejalan dengan harapan masyarakat. Hal ini bisa terlihat antara lain dengan adanya menteri-menteri yang mengisi pos tidak sesuai dengan bidangnya. Bahkan, lanjut Fadli, wakil menteri seharusnya tidak bertambah. Hal itu dinilainya kurang efisien.

Padahal, menurut Fadli, rakyat sangat berharap dengan adanya reshuffle dapat memperbaiki taraf hidup dan pemberantasan korupsi. Meski demikian, Fadli menuturkan, ada juga sisi positif dari reshuffle. Hal ini terlihat dari bersatunya kembali pos Pendidian dan Kebudayaan. “Karena kebudayaan seharusnya masuk dalam kurikulum pendidikan,” ucap Fadli.

Fadli Zon: Gerindra Kehilangan Moerdiono

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Partai Gerindra kehilangan salah satu pimpinannya. Moerdiono yang tak lain Ketua Dewan Penasihat Partai Gerindra, meninggal di Rumah Sakit Gleneagles Singapura tepat pukul 19.40 WIB.

“Keluarga besar Partai Gerindra,  kehilangan tokoh terbaik partai yang selama ini menjadi pengayom bagi seluruh kader partai,” ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon kepada Tribun, Jumat (07/10/2011).

Sebelum didera sakit, Moerdiono aktif di partai yang didirikan oleh Prabowo Subianto ini. Meski sudah mengalami sakit, Moerdiono kerap berdiskusi dengan kader muda Gerindra seperti Fadli Zon.

“Sebelum puasa kami sempat bertemu dengan beliau dan berdiskusi tentang sejarah bangsa. Termasuk, mengenai pengalaman Pak Moerdiono selama di pemerintahan,” ujar Fadli Zon.

Moerdiono lahir di Banyuwangi, 19 Agustus 1934. Saat meninggal, ia tepat berumur 73 tahun.

Rencananya, jenazah mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) ini akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Sabtu (7/10/2011).

Fadli Zon: Moerdiono Adalah Guru Bagi Kami di Gerindra

TRIBUNNEWS.COM – Berjam-jam, ketika masih sehat, mantan Mensesneg era Orde Baru, Moerdiono sempat mencurahkan pikirannya, apakah tidak lebih baik, pemerintah Indonesia meminta pengakuan secara de jure kepada Kerajaan Belanda,tentang kemerdekaan.

Berbagai argumentasi diungkap Pak Moer ketika itu, yang ia anggap pengakuan secara resmi dari Kerajaan Belanda amatlah diperlukan, tentang kemerdekaan bangsa Indonesia. Moerdiono rela berjam-jam berdiskusi pada 20 Mei tahun lalu, tentang apakah Indonedia perlu menutntut de jure. Kini, ide itu belum juga terealisasi. Pak Moer menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Gleaneagles, Singapura. menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 18.37 karena menderita kanker paru stadium tiga.

Sedianya, menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon jenazah almarhum Moerdiono akan tiba di Jakarta. Fadli yang juga teman dekat, murid sekaligus teman ngobrol Pak Moer ini menjelaskan, jenazah kemungkinan akan di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

“Waktu beliau masih sehat, wawasannya tentang berbangsa dan bernegara selalu ia ungkap. Ia adalah guru bagi kami. Sekaligus, tokoh penting bagi perjuangan kami di Partai Gerindra,” ungkap Fadli Zon kepada Tribun, Jumat (07/10/2011). Namanya sempat kembali menjadi pembicaraan di dunia politik saat resmi bergabung, dan menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Partai Gerindra. Pak Moer adalah Mensesneg era Orde Baru yang dijabat dua kali, periode Kabinet Pembangunan V (1998-1993) dan Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).

Semasa hidup, Moerdiono adalah tokoh yang dikenal begitu dekat dengan mantan Presiden Soeharto. Pria kelahiran Banyuwangi 19 Agustus 1934 ini, sempat meredup.

Jakarta Filateli Award 2011

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pos Indonesia khususnya Divisi Regional (Divre) IV Jakarta mengadakan Jakarta Filateli Award 2011 dan pameran filateli koleksi tokoh-tokoh Nasional dengan menghadirkan para pelaku dan pecinta filateli baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif lagi.

Selain tokoh Nasional, acara ini juga di hadiri oleh mantan petinggi PT Pos Indonesia, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika merangkap sebagai ketua BRTI, Syukri Batubara.

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT Pos Indonesia, Setyo Riyanto mengatakan, Melalui momentum Pos Indonesia 265 tahun satukan nusantara, acara ini diharapkan dapat membangkitkan kembali kejayaan filateli disamping sebagai ajang silaturahmi sebagai perekat yang kuat antara pelaku dan pencinta filateli.

“Pemberian award ini sebagai bentuk apresiasi kepada para pelaku dan pecinta filateli khususnya para anggota filateli, stamp dealer, pelanggan maupun agen filateli,” ujar Setyo di Museum Prangko Indonesia (MUPI) di TMII Jakarta, Minggu (1/10/2011).

Kepala Divre IV Pos Indonesia Jakarta, GNP Sugiarta Yasa menambahkan, selain untuk membangkitkan semangat masyarakat khususnya pencinta filateli melalui prangko kita juga bisa belajar banyak tentang budaya, ekonomi, maupun sejarah bangsa dan kehidupan antar bangsa.

“Melalui prangko kita bisa belajar banyak tentang kejadian-kejadian historis baik yang terjadi di Indonesia maupun dunia,” tutur Ngurah.

Selain itu menurut Ngurah, untuk membangkitkan minat kepada prangko, Posindo mengadakan pelatihan mulai dari sekolah dasar, berkunjung ke museum prangko Indonesia, mengadakan lomba melukis atau mewarnai prangko tingkat SD, serta berkerasi dengan menjadikan peserta sebagai tokoh yang membuat prangko sendiri melalui prangko prisma.

Pada pembukaan pameran, PT Pos juga menerbitkan sampul peringatan yang dicetak sebanyak 256 eksemplar dengan harga Rp 20 ribu.

Pameran yang dibuka untuk umum sampai tanggal 7 Oktober ini, juga menampilkan koleksi terbaik filateli tokoh-tokoh nasional yang menampilkan koleksi Meutia Hatta, Letjen TNI (Purn) Soeyono, Fadli Zon, Suhardini Bustanil Arifin dll.