Sandiaga Uno resmi kembali ke Partai Gerindra. Hari ini kembalinya eks Wagub DKI Jakarta itu pun disambut Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Rapimnas Gerindra.
“Pak Sandi kembali ke jabatan awal beliau (Wakil Ketua Dewan Pembina) dan Pak Prabowo tadi sebutkan ke Bang Sandi welcome back kepada Bang Sandi,” ujar juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, di kompleks Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019).
Tak hanya mendeklarasikan kembalinya Sandiaga, Dahnil mengatakan, Prabowo juga menyampaikan terima kasihnya kepada Waketum Gerindra Fadli Zon. Bahkan, kata dia, Prabowo juga menghadiahi Fadli sebuah keris.
“Pak Prabowo juga bilang terima kasih ke Bang Fadli yang sudah bekerja luar biasa bagi Partai Gerindra dan Pak Fadli juga jadi wajah utama Partai Gerindra terkait tugas-tugas di parlemen,” kata dia.
“Jadi Pak Prabowo apresiasi itu dan menghadiahinya keris yang dipesan khusus Pak Prabowo,” imbuh Fadli.
Seperti diketahui, hari ini Gerindra menggelar rapimnas. Dalam rapimnas tersebut, Prabowo menyampaikan tiga sikap politik. Namun, sikap politik tersebut tak memberi ketegasan apakah Gerindra akan merapat ke pemerintah atau tidak.
Rapimnas dan Apel Kader Partai Gerindra digelar di kediaman Prabowo Subianto, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Rabu (16/10/2019).
Pantauan TribunnewsBogor.com, acara ini digelar secara tertutup dan hanya diikuti oleh para petinggi dan kader-kader Partai Gerindra.
Kendaraan yang terparkir pun terpantau mengular cukup panjang hingga hingga lebih dari 1 km dari pintu gerbang kediaman Prabowo Subianto.
Tak sedikit, para kader harus berjalan kaki dari area parkir yang cukup jauh karena penuhnya area parkir yang ada di dalam kawasan acara digelar.
Seperti Fadli Zon yang tampak sampai di lokasi menggunakan jasa ojek, kemudian Sandiaga Uno yang juga sempat berjalan beberapa ratus meter dari area parkir untuk sampai ke lokasi.
Diketahui, acara Konferensi Nasional (KONFERNAS) dan Apel Kader Partai Gerindra ini digelar dalam rangka konsolidasi kader dan pembahasan situasi politik terkini, DPP Partai Gerindra.
Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) akan menggelar even berskala Nasional yakni Pameran Nasional Filateli dan Pameran Bination Indonesia-Uni Emirate Arab Makassar’19 yang dilaksanakan di Trans Studio Mall (TSM) Makassar pada 17-21 Oktober 2019 mendatang.
Kegiatan ini diagendakan dibuka secara resmi oleh ketua Umum DPP PFI, Fadli Zon pada 18 Oktober 2019
Ketua DPD PFI Sulsel, Zulfadly Samad Tahir memaparkan, pameran ini, merupakan pameran terbesar yang pertama kalinya dilaksanakan di Makassar.
Kegiatan ini akan menghadirkan 250 Frame dari berbagai kota di Indonesia.
“Setelah 20 tahun yang lalu dilaksanakan kemudian akan dilaksanakan kembali dan Sulsel menjadi tuan rumah,” ujarnya saat ditemui di kediaman salah satu penggiat filateli senior dr Lies Radjawane jalan Bambapuang Makassar Selasa, (15/10/2019).
Pameran ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait benda-benda pos yang ada, terutama kepada generasi muda, dengan melihat kondisi zaman yang ada sekarang ini.
“Kita berharap generasi muda semakin banyak memiliki kegiatan positif dan memiliki nilai kejujuran. Masih sedikit yang memahami, bahwa filateli bukan sekedar alat komunikasi biasa, ” ujarnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan Prangko itu memiliki nilai yang bagus, banyak mata pelajaran yang bisa dapat dari situ.
“Pameran iniberkaitan dengan apresiasi atau penghargaan kepada para filatelis yang dengan penuh ketekunan, keuletan, bahkan pengorbanan materi yang tidak sedikit dalam menyajikan sebuah koleksi prangko terbaik,” ujarnya.
Senada dengan Zulfadly, Sekjen DPP PFI, Gita Noviandi mengatakan, mengapresia jumlah peserta yang akan menampilakan pemerannya kali ini. “Ada 250 frame, sementara selama ini kita pameran di Indonesia rata-rata 150 frame, ini menunjukkan bahwa peminat filateli itu banyak yang tertidur, sehingga melalui kegiatan ini kita mebangunkan kembali, ” ujarnya.
Sebagai wujud apresiasi kepada sejumlah peminat filatelis salah satu hobby yang miliki Undang-undang ini, pihaknya akan mempertandikan sejumlah frame dipamerkan tersebut.
“Sejumlah parangko ini tak hanya di pamerkan tapi juga akan di pertandingkan, dan kita akan menilai koleksi terbaik di Indonesia, dan pemenang akan di anugrahi medali, ” katanya.
Filateli adalah hobi mengumpulkan perangko dan benda-benda pos lainya seperti Sampul hari pertama.
Sebutan Filatelis adalah orang yang menggemari atau mengumpulkan hanya satu jenis koleksi saja semisal, mengkoleksi prangko seri Satwa saja.
Namun bukan itu yang akan kita bahas, tetapi peringatan hari Filateli Indonesia yang jatuh pada hari ini, Rabu, 29 Maret.
PT Pos Makassar menghelat penyuluhan dan pengenalan filateli kepada pelajar di Kantor Pos Jl Slamet Riyadi.
Arifin Muhlis, Kepala Kantor Pos Regional X Sulawesi dan Maluku menuturkan, perayaan hari Filateli dilakukan pertama kali oleh para kolektor perangko 29 Maret 1922 lalu.
“Sayang ini terus digerus dengan kian berkembangnya teknologi, sehingga Filateli pun dilupakan. Namun hadirnya sosialiasi kepada anak SD dan SMP di Kota Makassar dalam perayaan ini untuk mengingatkan kembali bahwa perangko itu ada,” ujarnya siang tadi.
Dalam penyuluhan ini dihadiri 10 sekolah se-Kota Makassar.
Perkumpulan Filatelis Indonesia bakal menggelar Pameran Nasional Filateli dan Pameran Bination Indonesia-Uni Emirate Arab Makassar’19. Pameran ini akan dilaksanakan di Trans Studio Mall (TSM) Makassar pada 17-21 Oktober 2019.
Ketua DPD PFI Sulsel, Zulfadly Samad Tahir mengatakan, pameran yang akan berlangsung ini, merupakan pameran terbesar yang pertama kali dilaksanakan di Sulawesi Selatan. Sebab pameran ini akan menghadirkan 250 Frame dari berbagai kota di Indonesia.
“Setelah 20 tahun yang lalu dilaksanakan kemudian akan dilaksanakan kembali dan Sulsel menjadi tuan rumah, ” ungkapnya saat ditemui di rumah dr. Lies Radjawane (salah satu Filatelis dari Makassar, yang mengoleksi prangko sejak 1956), Selasa, (15/10/2019).
Menurutnya, pameran ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait parangko yang ada, terutama kepada generasi muda, dengan melihat kondisi zaman yang ada sekarang ini.
“Kita berharap generasi muda semakin banyak memiliki kegiatan positif dan memiliki nilai kejujuran. Masih sedikit yang memahami, bahwa filateli bukan sekedar alat komunikasi biasa, ” tuturnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan Prangko itu memiliki nilai yang bagus, banyak mata pelajaran yang bisa didapat dari situ.
“Pameran ini berkaitan dengan apresiasi atau penghargaan kepada para filatelis yang dengan penuh ketekunan, keuletan, bahkan pengorbanan materi yang tidak sedikit dalam menyajikan sebuah koleksi prangko terbaik,” ujarnya.
Senada dengan Zulfadly, Sekjen DPP PFI, Gita Noviandi mengaku mengapresia sejumlah peserta yang akan menampilakan pemerannya kali ini. “Kita sangat terhibur dengan adanya 250 frame, karena selama ini kita pameran di Indonesia rata-rata 150 frame, ini menunjukkan bahwa peminat filateli itu banyak yang tertidur, sehingga melalui kegiatan ini kita mebangunkan kembali, ” ujarnya.
Sebagai wujud apresiasi kepada tersebut, pihaknya akan mempertandikan sejumlah frame yang dipamerkan.
“Sejumlah parangko ini tak hanya di pamerkan tapi juga akan di pertandingkan, dan kita akan menilai koleksi terbaik di Indonesia, serta pemenang akan di anugrahi medali, ” katanya.
Kegiatan ini akan dibuka secara resmi oleh ketua Umum DPP PFI, Fadli Zon pada 18 Oktober 2019. Rangkaian dari pemeran ini akan dilaksanakan Talk show dengan beragam tema serta perlombaan pada pelajar SD, SMP hingga SMA.
Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) meluncurkan buku ‘Pengecam Polos Indonesia Tiada Tara’ di Ruang Serbaguna Perpustakaan Nasional, pada Rabu (9/10/2019).
Buku ini berisikan sebuah kompilasi 53 kritik terpilih yang dikemukan oleh kritikus senior, HMT Oppusunggu. Oppu, sapaan akrabnya, telah lama mengkritik dibidang ekonomi sejak zaman orde baru hingga zaman pemerintahan Jokowi.
Kritik-kritik Oppu awalnya ditulis dalam bentuk surat, artikel, atau gugatan dan dikirimkan ke berbagai media massa maupun pihak berkepentingan. Sebagian ada yang kemudian dikumpulkan menjadi buku.
“Isi kritik saya supaya membangun Indonesia. Seperti yang saya tulis dalam buku saya, tujuan pertama itu supaya kita jangan dijajah terus,” kata Oppu di atas kursi rodanya.
Meskipun sudah sepuh, Oppu masih berharap Indonesia bisa lepas dari jajahan negara lain. Salah satu yang tertulis di bukunya, ia mengkritik eksistensi freeport di tanah air.
“Keliatan sambutan atas tujuan dari tulisan saya, supaya freeport dihilangkan dari idonesia. Dengan nasionalisasi, mengusir freeport dari Indonesia, kita bangun smelter sendiri,” ucapnya.
Menurut Oppu, pertambangan tanah air memilih potensi yang sangat besar untuk menginjeksi devisa negara yang masih belum optimal.
“Kita mempunyai pertambangan yang terbesar di dunia, Ini bisa jadi pemberian devisa. Ini yang harus kita tempuh,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, mantan wakil ketua DPR RI, Fadli Zon juga mengungkapkan sosok Oppu di Indonesia. Ia telah mengenal lama sosok seniornya tersebut.
“Selamat atas terbitnya buku pak Oppu ini. Saya mengenal beliau sudah puluhan tahun. Saya punya pikiran sama, terutama dibidang ekonomi, saya sering berdiskusi dengan beliau,” kata Fadli.
Oppu, menurut Fadli, mempunyai kritik-kritik yang mendalam untuk kemajuan Indonesia sejak dulu. Ia mengingat Oppu sebagai kritikus yang tak gentar dengan berbagai tekanan.
Setahu saya pak Oppu tidak goyang. Terutama saat IMF itu termasuk sangat mempunyai tanggung jawab kehancuran ekonomi indonesia 97 98. Karena dia ikut menyiram bensin ditengah api. Itu yang dikritik oleh pak Oppu,” ungkapnya.
Fadli juga mengaku banyak belajar dari Oppu mengenai cara mengkritik.
“Kritik itu harus mempunyai dasar yang kokoh. Saya suka mengkritik, karena hidup itu harus ada proses dialektika. Bangsa yang tidak ada kritik di dalamnya akan menjadi bangsa macam apa. Apalagi kita sudah memilih jalan demokrasi,” tutupnya.
Sebagai informasi, KPG menerbitkan buku ini sebagai bentuk penghargaan terhadap seorang yang setia menjadi penjaga nalar bangsa dalam membina negara demokrasi.
HMT Oppusunggu lahir di Pematangsiantar pada 23 Agustud 1923. Dia pernah mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi dan Universitas Yale.
Di UI, dia pernah menjadi asisten pengajar begawan ekonomi Indonesia, Prof Soemitro Djojohadikusumo yang juga merupakan ayahanda dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Selain pengajar, dia pernah menjadi staf PBB untuk komisi ekonomi dan sosial untuk Asia Pasifik.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon angkat suara soal teka-teki arah sikapnya dalam pemerintahan presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin, lima tahun ke depan. Apakah bersikap oposisi atau memilih ikut bergabung pemerintah.
Curhatan Fadli tersebut diungkapkan saat ditanya moderator rumor partai Gerindra akan bergabung ke pemerintahan dalam peluncuran buku di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Secara pribadi, Fadli mengungkapkan, ia masih sangat ingin beroposisi. Namun mantan Wakil Ketua DPR RI itu mengaku tidak bisa mengambil keputusan partai sendiri.
“Kalau saya yang ditanya saya maunya jadi oposisi, tapi kan saya tidak bisa mengambil keputusan sendirian. Bukan saya yang mengambil keputusan,” kata Fadli.
Fadli juga menyatakan, seandainya partai Gerindra masuk kabinet Jokowi, ia tidak akan menghilangkan kebiasannya untuk mengkritik pemerintah.
Ia menyebut, lembaga legislatif memang memiliki tugas untuk mengawasi peran eksekutif.
“Kalau yang namanya di legislatif di parlemen, mau di dalam koalisi ataupun berada di oposisi, harusnya tetap mengkritik. Karena itu kewajiban yang diperintahkan konstitusi dan juga UU untuk menjalankan fungsi pengawasan,” ungkapnya.
Fungsi pengawasan DPR, kata dia, salah satunya tidak hanya sekadar menjadi tukang stempel pemerintah. Dia tak mau kekuasaan yang ada menjadi kekuasaan yang oligarki.
“Bukan hanya sekadar jadi tukang stempel. Bahayanya sekarang begini, kalau eksekutif dan legislatif di dalam satu bangunan yang sama, itu akan terjadi oligarki. Tidak akan ada lagi fungsi kritik dan pengawasan,” ungkapnya.
Dia memahami, tindakan tersebut memang bukan perkara mudah. Namun, menurut Fadli, ingin mengkritik atau tidaknya ialah perkara masing-masing anggota DPR RI yang dipilih masyarakat.
“Ini tergantung orangnya. Masalahnya rakyat salah memilih (orang) duduk disana. Kalau semakin banyak orang yang mempunyai daya kritik, semakin banyak orang baik yang masuk kesana, semakin baik wajah parlemen sana,” tutupnya.
Selama menjabat Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon kerap melempar sajak yang mengkritik Jokowi. Kini Fadli tak lagi memimpin DPR RI, giliran koleganya membalas dengan sajak ‘tantangan’ nan menggoda.
Adalah Sekjen NasDem Johnny G Plate yang membuat sajak khusus buat Fadli. Sama seperti Fadli, Johnny juga kembali ke DPR.
“Wahai sahabat politisi penyairku yang budiman, di tengah riuhnya gurau dan tawa sahabat pewarna Senayan, dahagaku memuncak menanti untaian syairmu,” demikian petikan sajak Johnny untuk Fadli, Selasa (1/10/2019).
Johnny berharap Fadli Zon tetap semangat meski tak dipilih sang ketum, Prabowo Subianto, kembali menjadi Wakil Ketua DPR. Ia yakin Fadli tetap akan kritis meski tak lagi duduk di kursi pimpinan DPR.
“Meski singgasana mungkin berpindah, kutahu pasti engkau tetap lantang,” sentil Johnny.
Berikut ini isi sajak Johnny untuk Fadli Zon:
Wahai sahabat politisi penyairku yang budiman Di tengah riuhnya gurau dan tawa sahabat pewarna Senayan Dahagaku memuncak menanti untaian syairmu
Akrobatik kata yang membahana ke seantero neger, Sahabat kami pun penggoda filsuf Akankah kau selalu belalakkan punggawa logika
Kutunggu sajakmu perangsang gagasan Demi negeri khatulistiwa Meski singgasana mungkin berpindah, kutahu pasti engkau tetap lantang
Seperti diketahui, Gerindra tak lagi menunjuk Fadli Zon sebagai pimpinan DPR di periode 2019-2024 ini. Prabowo memutuskan menunjuk Sufmi Dasco Ahmad sebagai pimpinan DPR dari fraksinya. Gerindra juga sudah membantah Fadli tak lagi dipilih untuk posisi Wakil Ketua DPR karena kerap mengkritik keras pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Fadli sendiri mengaku tak kecewa karena tidak ditunjuk Prabowo untuk mengisi kursi pimpinan DPR. Ia menilai penugasan Sufmi Dasco Ahmad untuk menempati posisi Wakil Ketua DPR 2019-2024 dilakukan sebagai bentuk penyegaran.
“Biasa itu kan, tour of duty. Saya kira saya juga diberitahu beberapa hari lalu. Memang ya biasa ini kan tour of duty, biasa begitu. Saya kira bagus, nggak ada masalah, biar ada kaderisasi dan penyegaran, dan juga tentu kebutuhannya kan berbeda di setiap periode,” ujar Fadli, Senin (30/9).
Dua tokoh yang cukup sering mengkritik pemerintah, Fadli Zon dan Fahri Hamzah hengkang dari kepemimpinan DPR. Fahri tak maju dalam Pemilihan Legislatif 2019. Sementara itu, Ketua Umum Prabowo Subianto tak lagi menunjuk Fadli Zon sebagai pimpinan DPR.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai DPR akan menjadi kurang garang tanpa duo tersebut. “Pimpinan DPR yang baru cenderung jinak,” kata Adi kepada Tempo, Selasa, 1 Oktober 2019.
Adi mengungkapkan tiga alasan. Pertama, mayoritas pimpinan DPR periode 2019-2024 akan diisi oleh orang-orang dari koalisi pendukung pemerintah. Empat dari lima kursi pimpinan DPR akan ditempati oleh partai pendukung Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin.
Kedua, Adi menyebut personifikasi pimpinan DPR baru nanti tak agresif seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang kerap menyerang dengan vulgar. Ketiga, figur-figur pimpinan DPR mendatang kurang aktif di media sosial.
Fadli dan Fahri diketahui kerap mengunggah postingan di akun media sosial mereka hingga menuai kontroversi. “Mereka bukan aktivis medsos yang kerap mengudara dengan cuit-cuit kontroversial. Fadli dan Fahri itu antara yang bully dan muji berimbang,” kata Adi.
Peta pimpinan DPR kian terlihat jelas seiring momentum pelantikan anggota DPR periode 2019-2024 hari ini. Kursi ketua DPR yang menjadi jatah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dipastikan ditempati oleh Puan Maharani.
Tiga partai lainnya yang mendapat jatah kursi wakil ketua, yakni Golkar, Gerindra, dan Nasdem juga sudah mengajukan nama. Mereka adalah Aziz Syamsuddin, Sufmi Dasco Ahmad, dan Rachmat Gobel. Hanya tinggal satu partai yakni Partai Kebangkitan Bangsa yang hingga saat ini belum menentukan nama calon pimpinan DPR.
Fadli Zon tidak dipilih kembali menjadi wakil ketua DPR. Walaupun tidak lagi menjadi pimpinan DPR, dia memastikan, akan tetap bersikap lantang.
Sikap tersebut, menurut dia, untuk mengkritisi setiap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak menguntungkan rakyat kecil. Fadli menyampaikan itu saat disinggung tidak dipilih kembali lantaran sikapnya yang dianggap terlalu keras terhadap pemerintah.
“Masa membela kepentingan rakyat kita enggak boleh vokal? Saya akan tetap dan terus berpihak dan membela kepentingan rakyat di DPR,” kata Fadli, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/9/2019).
Wakil ketua umum Partai Gerindra ini mengatakan, pergantian di jabatan pimpinan DPR merupakan hal yang wajar dilakukan setiap partai politik yang mendapat jatah kursi. “Memang biasa ini kan. Tour of duty biasa begitu ya. Saya kira bagus, enggak masalah. Biar ada kaderisasi dan penyegaran,” ujar Fadli.
Fadli tak kecewa lantaran posisinya direbut koleganya, Sufmi Dasco Ahmad. Justru, dia merasa beryukur telah melewati satu periode kepemimpinan DPR yang penuh dengan berbagai macam persoalan.
“Saya kira menjalani ini dari hari ke hari itu cukup berat juga ya. Apalagi dari sebuah periode yang penuh dengan turbulensi. Jadi saya bersyukur dan saya juga katakan ini kepada Pak Prabowo bahwa saya berterima kasih dan bersyukur,” tuturnya.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon akan mengakhiri masa jabatannya periode 2014-2019 pada hari ini. Meskipun terpilih kenbali sebagai anggota dewan periode berikutnya, namun dia dikabarkan tidak akan lagi ditunjuk sebagai pimpinan DPR oleh partai Gerindra.
Menanggapi itu, Fadli mengatakan, rotasi kader yang dilakukan oleh partainya untuk mengisi posisi pimpinan DPR wajar dilakukan. Terlebih kebutuhan legislatif selalu berubah setiap tahun.
“Memang ya biasa, ini kan tour of duty biasa begitu. Saya kira bagus enggak ada masalah biar ada kaderisasi dan penyegaran dan juga tentu kebutuhannya juga berbeda di setiap periode,” ujar Fadli di komplek DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (30/9).
Fadli juga menuturkan, tidak ada rasa kecewa atas keputusan DPP tersebut. Ia pun merasa bersyukur telah melaksanakan tugas sebagai pimpinan DPR selama lima tahun ini. Baginya tugas tersebut tidaklah mudah dijalani.
“Saya kira menjalani amanah sebagai wakil ketua DPR dari hari ke hari itu kan cukup berat juga. Apalagi dalam periode yang penuh turbulensi. Jadi saya juga katakan kepada Pak Prabowo bahwa saya berterimakasih dan bersyukur,” imbuhnya.
Wakil Ketua Partai Gerindra itu mengatakan, dirinya telah diberitahu tidak akan ditunjuk sebagai pimpinan DPR beberapa hari lalu. Pembicaraan itu dilakukan di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Disinggung terkait masa depannya di DPR, Fadli masih bungkam. Termasuk saat ditanyakan isu yang kemungkinan dia menduduki jabatan ketua Fraksi di DPR.
“Nanti kita lihat saja. Saya di DPR lah, saya harus tetap berpihak kepada rakyat,” timpalnya.
Di sisi lain, Fadli membantah jika keputusan partai ini dibuat akibat dirinya selama ini terlalu vokal dalam mengkritik pemerintah. Keputusan ini murni karena kebutuhan partai dan rotasi kader.
Meski begitu, Fadli menegaskan tidak akan berhenti bersikap vokal dalam menyuarakan aspirasi rakyat. “Masa membela kepentingan rakyat, kita diam aja dan enggak vokal,” pungkasnya.