Blog

Pemerintah Diminta Tetapkan Harga Dasar Eceran Bahan Pokok

Pemerintah Diminta Tetapkan Harga Dasar Eceran Bahan Pokok

Pemerintah Diminta Tetapkan Harga Dasar Eceran Bahan Pokok

Beberapa anggota Dewan Perwakilan rakyat (DPR) melakukan kunjungan ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur untuk memantau harga kebutuhan pokok jelang bukan Ramadhan. Hal itu dilakukan karena adanya isu kenaikan harga pasar.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menemani Ketua DPR Setya Novanto berkeliling pasar induk memantau harga-harga sembako menjelang bulan puasa. Ia bersama rombongan juga sempat mengecek operasi pasar untuk produk bawang merah yang dilakukan Kementan dan Perum Bulog di lokasi yang sama.

Fadli Zon mengatakan pemerintah jangan meliberasi perdagangan. Bila ada kenaikan harga, Fadli mengimbau pemerintah untuk melakukan intervensi.

“Pemerintah harus tetapkan harga dasar eceran. Jangan meliberalisasi perdagangan,” ujar Fadli Zon di Pasar Induk Kramat Jati, Selasa (16/6).

Fadli juga mengatakan agar pemerintah tidak hanya mengandalkan supply dan demand. Menurut Fadli hal tersebut dapat merugikan pihak yang lemah.

“Dengan adanya harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah maka konsumen tidak akan dipusingkan dengan kenaikan harga seperti jelang bulan puasa saat ini,” ujar Fadli.

Fadli menambahkan, dengan adanya intervensi pemerintah dalam menentukan HET, maka keuntungan akan terbagi pada petani juga. Fadli juga mengimbau kepada pemerintah untuk merevitalisasi Bulog dan mengembalikan Bulog sebagai lembaga yang bisa menjaga stabilisasi harga pangan.

 

Sumber

DPR Minta Pemerintah Tak Meliberalisasi Perdagangan

DPR Minta Pemerintah Tak Meliberalisasi Perdagangan

DPR Minta Pemerintah Tak Meliberalisasi Perdagangan

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyatakan, pemerintah Indonesia hendaknya jangan meliberalisasi perdagangan, khususunya harga bahan-bahan pokok yang akan merangkak naik menjelang Ramadan.

Fadli mengatakan, pemerintah harus memberikan ketetapan harga dasar eceran tertinggi untuk bahan-bahan pokok sehingga tidak memberatkan masyarakat dan petani yang terkadang mendapat harga rendah. (Baca: Kementan Tegaskan Tidak Ada Bawang Merah Impor).

“Pemerintah harus menerapkan harga dasar eceran tertinggi di perdagangan. Jangan meliberalisasi. Pemerintah harus pikirkan petani dan konsumen pada keadaan tertentu,” kata Fadli di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Jadi, kata dia, pemerintah tentunya harus lakukan intervensi jika ada gejolak harga di pasaran. Jangan hanya mengandalkan suplai dan demand saja. Karena itu bisa merugikan pihak yang lemah. (Baca: Kendalikan Harga, Kementan Operasi 12 Pasar di Jakarta)

“Dengan adanya intervensi pemerintah dalam menentukan harga dasar eceran tertinggi maka keuntungan akan terbagi pada pedagang, konsumen, dan produsen,” ujarnya.

Untuk lembaga yang harus ikut melakukan intervensi dengan pemerintah, Fadli mengatakan, mereka harus merangkul Bulog dengan mengoptimalkan peran Bulog.

“Bulog bisa lakukan operasi pasar dan mengontrol harga. Karena itu pemerintah harus merevitalisasi Bulog dan mengembalikan Bulog sebagai lembaga yang bisa menjaga stabilisasi harga komoditi pangan,” pungkas dia.

 

Sumber

 

Cek Sembako di Kramat Jati, Fadli Zon: Pemerintah Jangan Liberal

Cek Sembako di Kramat Jati, Fadli Zon: Pemerintah Jangan Liberal

Pemerintah Jangan Liberal

Beberapa anggota Dewan Perwakilan rakyat (DPR) hari ini blusukan ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Salah satunya adalah Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.

Fadli menemani Ketua DPR Setya Novanto berkeliling pasar induk memantau harga-harga sembako menjelang bulan puasa. Ia bersama rombongan juga sempat mengecek operasi pasar untuk produk bawang merah, yang dilakukan Kementan dan Perum Bulog di lokasi yang sama.

“Pemerintah harus tetapkan harga dasar eceran. Jangan meliberalisasi perdagangan. Pemerintah harus lakukan intervensi jika ada gejolak harga. Jangan hanya andalkan supply dan demand karena bisa rugikan pihak yang lemah,” katanya di lokasi, Selasa (16/6/2015).

Menurutnya, dengan adanya harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah maka konsumen tidak akan dipusingkan dengan kenaikan harga seperti jelang bulan puasa saat ini.

“Dengan adanya intervensi pemerintah dalam menentukan HET, maka keuntungan akan terbagi pada petani juga. Pemerintah harus merevitalisasi Bulog dan mengembalikan Bulog sebagai lembaga yang bisa menjaga stabilisasi harga pangan,” ujarnya.

Rombongan anggota dewan yang kompak berkemeja putih itu berkeliling pasar induk selama satu jam sebelum akhirnya meninggalkan lokasi menggunakan minibus yang dikawal dua polisi bermotor gede.

 

Sumber

Fadli Zon Paparkan Hasil Kunker ke India

Fadli Zon Paparkan Hasil Kunker ke India

Fadli Zon Paparkan Hasil Kunker ke India

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon memaparkan hasil kunjungan kerjanya ke India dari 10-13 Juni 2015, dengan membahas beberapa bentuk kerjasama.

“Kita membahas pertahanan, pertanian, ekonomi, dan hubungan diplomasi kedua negara,” kata Fadli dalam konferensi pers di Ruang Pers, Gedung Nusantara III, Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan pada bidang pertahanan, perwakilan delegasi mengunjungi Brahmos Aerospace yang memproduksi “BrahMos”.

Menurut dia, Brahmos Aerospace merupakan suatu bentuk kerja sama antara India dengan Rusia dalam hal Auronetika khususnya memproduksi rudal Brahmos.

“Rudal Brahmos mempunyai keunggulan ditingkat kecepatan dan ketepatan melebihi rudal Tomhawk milik Amerika,” ujarnya.

Beberapa hari berikutnya menurut dia, perwakilan delegasi Indonesia menyampaikan hasil kunjungan Brahmos Aerospace ke Menteri Pertahanan India sangat impresive. Karena itu menurut dia investasi alustista India bisa dipertimbangkan bagi Indonesia.

Bidang Pertanian ujar Fadli, delegasi DPR RI juga berkunjung ke Food Corporation of India (FCI) yang bertujuan untuk mengetahui sistem ketahanan pangan India.

Menurut dia, India merupakan negara dengan jumlah penduduk nomor dua terbesar di dunia namun berhasil swasembada pangan dan ekspor hasil pangan khususnya beras dan gandum.

“Fungsinya FCI bergerak dibawah Departemen Makanan dan Distribusi Umum Kementrian Pertanian India,” katanya.

Fadli menjelaskan FCI memberikan dukungan harga untuk melindungi kepentingan para petani, menjaga stabikitas operasional dan cadangan logistik/pangan nasional, dan mendistribusikan pangan ke seluruh wilayah serta mengintervensi pasar guna menciptakan stabilitas harga pangan.

Menurut dia, FCI juga memberikan subsidi kepada para petani antara lain listrik, air, pupuk, pinjaman bunga rendah, dan jaminan gagal panen yang bertujuan untuk membantu petani.

“Di bidang perekonomian, perwakilan delegasi DPR RI bertemu dengan Chairman Confederation of India Industry (CII) Mr Babu Khan dengan beberapa manager perusahaan yang bergerak dibidang BISNIS infrastruktur jalan, railway, prcessing foods, IT, pertanian, polyester, motor Hero, serta peternakan,” katanya.

Fadli Zon menyampaikan perlunya meningkatkan kerja sama dengan India karena kedua negara memiliki kompetensi yang saling melengkapi dan menguntungkan.

Menurut dia, dengan latar belakang hubungan sejarah yang panjang baik secara budaya, sosial, dan politik, tentunya akan lebih menjadi peluang bagi keuntungan kedua negara.

“Di bidang hubungan bilateral Indonesia-India, kedua perwakilan setuju untuk memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.

Fadli mengatakan hubungan bilateral itu mengingat Indonesia dan dan India memiliki hubungan sejarah yang kuat khususnya di era Soekarno dan Nehru.

 

Sumber

Soal Ketahanan Pangan, Indonesia Tertinggal oleh India

Soal Ketahanan Pangan, Indonesia Tertinggal oleh India

Soal Ketahanan Pangan, Indonesia Tertinggal oleh India

Delegasi DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fadli Zon telah melakukan kunjungan kerja ke India pada 10 Juni hingga 13 Juni lalu. Dalam kunjungan tersebut, Fadli juga didampingi perwakilan Komisi III DPR Fraksi PDIP Dwi Ria Latifa dan anggota Komisi I Fraksi Gerindra Ahmad Muzani.

Dalam masa kunjungan kerja selama tiga hari, Fadli dan delegasi DPR lainnya, sempat mengunjungi Food Corporation of India (FCI). Kunjungan itu dimaksudkan untuk mengetahui sistem ketahanan pangan India, yang jumlah penduduknya terbesar kedua di dunia.

Kendati demikian, Fadli menerangkan India tetap berhasil melakukan swasembada pangan dan mengekspor hasil pangan mereka, khususnya untuk komoditas beras dan gandum.

“Indonesia masih tertinggal oleh India (pangan). Karena India menempatkan pangan dalam persoalan serius dan telah terintegrasi,” jelas Fadli ketika memberi keterangan pers di Gedung DPR, Senin (15/6).

Sedangkan di Indonesia, lanjutnya, persoalan pangan masih belum terintegrasi seperti India. “Karena kita memiliki badan yang mengurus masalah produksi sendiri, irigasi sendiri, dan pupuk sendiri,” ucapnya.

Dulu, kata Fadli, Indonesia juga memiliki lembaga yang terintegrasi untuk mengurus persoalan pangan, yaitu Badan Ketahanan Pangan. Namun sekarang lembaga itu juga sudah ditutup.

Fadli menjelaskan, agar tetap bisa mempertahankan ketahanan pangan, Indonesia perlu mempertahankan subsidi untuk para petani. Karna Indonesia saat ini juga masih mengandalkan impor untuk ketahanan pangannya.

 

Sumber

Soal Swasembada Pangan dan Pemilu, Indonesia Perlu Tiru India

Soal Swasembada Pangan dan Pemilu, Indonesia Perlu Tiru India

Soal Swasembada Pangan dan Pemilu, Indonesia Perlu Tiru India

Pemerintah Indonesia perlu meniru keberhasilan India dalam melaksanakan swasembada di sektor pertanian dan penyelenggaraan Pemilu.

Demikian dikatakan Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyampaikan hasil kunjungan kerja ke Rusia dan India, kepada wartawan di gedung DPR, Senin (15/6).

Di India, misalnya, selain bertemu dengan Wakil Presiden India serta kalangan pengusaha, ‎Fadli Zon dan rombongan juga berdiskusi dengan Food Corporation of India (FCI), Bulognya India. Menurut politisi Partai Gerindra, FCI bisa menjaga ketahanan pangan.

‎”Tidak ada impor pangan tapi FCI bisa menyediakan pangan bagi 1,3 miliar penduduk India. Kuncinya, mereka menetapkan harga dasar dan eceran tertinggi,” kata Fadli Zon.

Pemerintah India, dalam hal ini FCI, kata Fadli Zon juga melakukan pembelian beras dan gandum dari petani jika harga dua komoditas pertanian itu turun.

Sebaliknya kalau harga melambung, FCI melakukan operasi pasar. Langkah pemerintah India menurut Fadli Zon berbeda dengan apa yang dilakukan pemerintah.

“Kalau kita pemerintah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang tidak disesuaikan dengan harga dasar dan cenderung liberal karena pengaruh IMF,” ujarnya.

Hal lain yang perlu ditiru oleh pemerintah Indonesia adalah penyelenggaraan Pemilu yang dilakukan KPU India.

Ketika bertemu dengan anggota KPU India, terungkap kalau pelaksanaan pesta demokrasi di negara itu minim kecurangan dan tidak ada kasus kecurangan yang diselesaikan di pengadilan.

Kuncinya, negara itu dalam melaksanakan Pemilu menggunakan electronic voting machine.

“Bukan komputer tapi seperti mesin kalkulator saja yang bisa menghitung cepat. 48 jam setelah pemilu, hasilnya bisa diketahui. Dan mesin ini dibuat dengan biaya 200-300 dolar AS. Dan bisa dipakai selama lima tahun. Jadi kita perlu belajar dari India,” tandasnya.

 

Sumber

Fadli Zon minta Sutiyoso lepas jabatan Ketum PKPI

Fadli Zon minta Sutiyoso lepas jabatan Ketum PKPI

Fadli Zon minta Sutiyoso lepas jabatan Ketum PKPI

Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letnan Jenderal TNI Purn Sutiyoso melepaskan jabatanya sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Permintaan itu untuk menghindari adanya pandangan negatif dari berbagai pihak akan adanya konflik kepentingan.

“Sangat wajar kalau ada orang berpendapat, kalau satu jabatan penting seperti intelijen dijabat ketua umum dari satu partai politik, pasti ada conflict of interest,” ujar Fadli di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Terkait diajukannya nama Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN dan Letjen TNI Gatot Nurmatyo kepada DPR RI oleh Presiden Jokowi, ia mengusulkan agar tidak terburu-buru merestui calon yang diajukan oleh presiden tersebut.

“Kita punya waktu 20 hari kurang lebih, kita tidak mau terburu-buru. Nanti sudah disetujui presidennya, ganti lagi orangnya. Jadi kita pelajari dulu lebih mendalam. Akan usulkan dalam rapim agar dikaji secara mendalam latar belakang masing-masing,” kata Fadli.

 

Sumber

Dari Pancawarna Raksasa hingga Lafaz Allah

Dari Pancawarna Raksasa hingga Lafaz Allah

Dari Pancawarna Raksasa hingga Lafaz Allah

Gedung Nusantara DPR, Senayan, Jakarta ramai oleh pengunjung dalam dua hari terakhir.

Pengunjung ramai datang ke gedung parlemen ini tidak untuk menyampaikan aspirasi, tetapi untuk menyaksikan pameran batu akik dan batu mulia koleksi anggota DPR. Sedikitnya 800 batu akik segala jenis, bentuk, dan ukuran dipamerkan di tempat itu sejak Senin (8/6). Batu akik yang kini tengah digandrungi masyarakat seantero Indonesia ini dipamerkan dalam 60 etalase yang disebar di dalam ruangan.

Salah satu koleksi yang paling menarik minat pengunjung adalah batu akik berukuran besar jenis Pancawarna milik Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Batu akik asal Garut, Jawa Barat ini tergolong raksasa karena memiliki diameter 50 cm dengan berat 70 kg. Seperti cincin pada umumnya, batu akik raksasa dengan motif cokelat, krem, hijau, dan putih ini juga diikat pada sebuah cincin berwarna perak yang juga berukuran besar.

Saking besarnya, koleksi Fadli Zon ini mengantongi sertifikat dari Museum Rekor Indonesia (Muti) sebagai batu akik terbesar di Indonesia. Tidak hanya membawa batu akik ukuran raksasa, politikus Partai Gerindra ini juga membawa serta ratusan koleksi lainnya untuk dipamerkan ke khalayak ramai.

Fadli Zon juga tampak antusias menjelaskan saat pengunjung bertanya perihal batu koleksinya tersebut. ”Kita ingin merespons perkembangan dan dinamika di masyarakat di mana batu akik menjadi fenomena yang luar biasa berkembang dalam satu tahun terakhir,” ujar Fadli di lokasi pameran Senin (8/6).

Dia mengaku sangat mengapresiasi minat masyarakat yang tiba-tiba menggandrungi batu akik, sebab itu dengan sendirinya ikut menggerakkan ekonomi rakyat termasuk UMKM. Apalagi, ”demam” batu akik ini sudah melanda hampir di seluruh wilayah di Indonesia sehingga dengan sendirinya akan menjadi sumber pendapatan baru masyarakat.

Fadli Zon mengatakan, mengoleksi batu akik memiliki beragam makna. Selain untuk menyalurkan hobi di tengah kesibukannya sebagai wakil rakyat, dia juga ikut serta mendorong ekonomi masyarakat kecil. Sedangkan bagi masyarakat, kegemaran ini bisa menjadi obat penawar di tengah berbagai kesulitan hidup yang dialami. ”Kalau tidak ada batu akik mungkin sudah terjadi kerusuhan di mana-mana. Atau malah huru-hara, bahkan revolusi di tengah impitan ekonomi yang luar biasa seperti ini,” ujarnya.

Dalam pameran tersebut bukan hanya koleksi Fadli Zon yang ditampilkan, namun juga milik para anggota DPR, sekjen DPR, wakil sekjen, dan pegawai di lingkup DPR. Selain batu cincin raksasa yang menjadi daya pikat pengunjung, ada beberapa batu dengan motif unik yang juga mencuri perhatian.

Salah satunya koleksi milik putri Presiden kedua RI Soeharto, Siti Hediati Heriyadi. Politikus Partai Golkar yang akrab disapa Titiek Soeharto ini memamerkan sebuah batu akik yang bertuliskan lafaz Allah dalam aksara Arab. Batu berwarna kuning tersebut berjenis Kladen asal Gunung Kidul, DIY.

Sejumlah pengunjung dibuat berdecak kagum dengan keunikan batu akik tersebut, terutama lafaz Allah dengan tulisan putih yang tampak jelas di permukaan batu. Selain itu, juga ada batu akik berbentuk liontin dengan motif atau gambar huruf ”D” milik mantan Wakil Bupati Garut Dicky Chandra.

Jika dihitung, ada puluhan jenis batu yang dipajang di pameran ini, antara lain red norneo, sulili, pancawarna, pandan, sungai dareh, rubi, giok, kembang jambe, kristal intan, bacan, bacan obi, kalimaya. Pameran ini akan berlangsung hingga Jumat (12/6). Untuk melayani animo pengunjung, pameran dibuka mulai pagi hingga malam hari. Pada dua hari pameran, pengunjung tampak datang silih berganti.

Selain melihat koleksi pameran, mereka juga menggunakan kesempatan itu untuk berdiskusi tentang batu akik. Tak sedikit di antara pengunjung yang berfoto di depan batu raksasa milik Fadli Zon.

 

Sumber

Batu Akik Fadli Zon Seberat 70 Kg Berdiameter 50 Cm Jadi ‘Rebutan’ Pengunjung Pameran

Batu Akik Fadli Zon Seberat 70 Kg Berdiameter 50 Cm Jadi ‘Rebutan’ Pengunjung Pameran

Batu Akik Fadli Zon Seberat 70 Kg Berdiameter 50 Cm Jadi 'Rebutan' Pengunjung Pameran

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar pameran batu akik. Acara itu digelar di Gedung Nusantara, DPR, Jakarta, Senin (8/6/2015).

Ketua DPR Setya Novanto didampingi Wakil Ketua DPR Fadli Zon membuka pameran tersebut.

“Kita ingin merespon apa yang menjadi perkembangan dan dinamika di masyarakat. Kita melihat bahwa batu akik batu mulia ini salah satu fenomena yang luar biasa berkembang satu tahun belakangan ini dan juga ikut menggerakkan ekonomi rakyat,” kata Fadli Zon dalam sambutannya di Gedung DPR, Jakarta.

Salah satu batu yang menjadi pusat perhatian pengunjung adalah batu akik milik Fadli Zon yang mendapat penghargaan MURI yaitu Panca Warna asli Garut, Jawa Barat. Cincin batu akik ini seberat 70 kg dan berdiameter 50 cm. Para pengunjung rela menunggu untuk berfoto dengan latar batu tersebut. Adapula pengunjung yang hanya ingin menyentuh batu yang diletakkan di depan area pameran.

“Itu menandai, ini zaman batu akik. Jadi yang lain engga jelas, ada batu akik, ini penanda,” tutur Fadli ketika ditanya mengenai koleksi batu 70 kg itu.

Fadli juga memamerkan batu akik bermotif gambar serta liontin. Jenis batu yang dipamerkan antara lain panca warna, kalsedon, akik merah putih, sulaiman madu, bulu monyet, kecubung kalimantan, sepiritus, merah siam, fosil kayu logas, pancar motif, sulaiman susu, red borneo, bacan serat emas, sampai extra joss.

Wakil Ketua Umum Gerindra itu mengaku memulai koleksi batu akik pada tahun lalu. Koleksinya kini berjumlah 700 batu.

“Saya tidak ngoyo (mencari batu). Saya suka batu bergambar dari Sumatera dengan tema teratai. Semua batu punya keunikan, agak lebih baru,” katanya.

Fadli menuturkan perawatan batu lebih mudah daripada keris. Tetapi, ia tidak sempat menggosok batu sendiri.

“Enggak lah. Enggak ada waktu,” ujarnya.

 

Sumber

Batu Akik Obati Kondisi Masyarakat yang Mumet

Batu Akik Obati Kondisi Masyarakat yang Mumet

Batu Akik Obati Kondisi Masyarakat yang Mumet

Gelaran pameran batu akik di Gedung DPR tampak semarak, sebanyak 1.500 batu berbagai jenis mejeng dengan cantik di 30 etalase. Kolektor paling menonjol adalah Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon yang memamerkan 100 lebih koleksi miliknya.

Bagi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu, demam batu akik jadi fenomena luar biasa di masyarakat yang mendorong bergeraknya ekonomi kreatif.

“Koleksi batu akik ikut dorong ekonomi rakyat. Ikut promosikan batu akik maka dorong promosikan batu akik dari daerah masing-masing,” ungkap Fadli saat melihat-lihat koleksi batu akik di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (8/6/2015).

Kata Fadli, batu akik dapat mengobati kondisi masyarakat yang tengah mumet atas berbagai persoalan, seperti ekonomi yang buruk, PSSI yang dibekukan dan rupiah yang terus melemah.

“Coba kalau pikiran mumet, masih untung ada batu akik. Ekonomi nonformal ini gerakkan masyarakat yang di bawah,” tegas Fadli.

Usaha batu akik, lanjut Fadli, dapat meredam tindakan anarkis masyarakat di tengah himpitan berbagai permasalahan. “Kalau tidak ada batu akik mungkin sudah terjadi kerusuhan di mana-mana. Bisa-bisa revolusi di tengah himpitan ekonomi,” simpulnya.

 

Sumber