Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah bahwa calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kini kembali menjadi pemarah. Dia malah menuding calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo yang lebih suka marah-marah.
“Coba lihat dong, yang marah-marah itu Jokowi, (dia bilang) ‘saya akan lawan!’ sampai suaranya melengking dan enggak pantas,” ujar Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Jokowi sebelumnya memang pernah berbicara seperti yang disinggung Fadli. Jokowi mengatakan akan melawan fitnah terhadapnya yang telah berlangsung 4,5 tahun ini. Menurut Fadli, Prabowo tidak pernah menyampaikan hal seperti Jokowi.
“Ini Pak Prabowo ngomongnya tidak berbicara mau ngelawan siapa, justru yang marah-marah itu Jokowi, sampai melengking gitu suaranya, sampai mau tercekik gitu suaranya,” ujar Fadli.
Fadli kemudian ditanya soal aksi gebrak podium yang dilakukan Prabowo saat berorasi di Stadion Kridosono, Yogyakarta. Dia ditanya apakah sikap tersebut bukan ekspresi kemarahan. Fadli menjawab itu bukan kemarahan melainkan sikap ekspresif Prabowo.
“Itu ekspresif, Pak Prabowo itu orangnya ekspresif dan tidak dibuat-buat. Jadi menurut saya itu gaya, dinamika panggung tadi,” ujar Fadli.
Sebelumnya dalam orasi di Stadion Kridosono kemarin, Prabowo menyinggung netralitas TNI dan Polri.
Dari video yang beredar di sejumlah media, saat berpidato, Prabowo berpesan kepada tentara dan polisi yang masih aktif agar netral. Ia berharap aparat tidak mengabdi kepada segelintir orang, apalagi antek asing.
“Hai adik-adikku, kau yang ada di tentara, polisi yang masih aktif. Ingat kau adalah tentara rakyat, kau polisi rakyat. Seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya dengan penuh semangat, disambut riuh massa pendukung.
“Kau tidak boleh mengabdi pada segelintir orang, apalagi membela antek-antek asing, apalagi kau bela antek-antek asing,” ucapnya sambil menggebrak podium. Gebrakan itu membuat pengeras suara yang menempel di podium terlepas.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto kerap mengungkapkan kemarahannya melihat kondisi Indonesia saat berpidato di berbagai kesempatan. Cap temperamental pun tak luput disematkan kepada Prabowo karena sikapnya itu.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah bila Prabowo sosok pemarah. Fadli yang sejak lama di samping Prabowo mengenal betul sifat asli mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.
“Pak Prabowo itu bukan seorang yang pemarah kok. Maksud saya, cuma memang orang yang spontan, responsif yah terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya. Karena beliau merasa apapun menjadi penting. Jadi enggak ada, enggak ada yang marah marah,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/4).
“Saya mengenal beliau dalam 11 tahun terakhir sejak Gerindra berdiri sampai sekarang, enggak pernah tuh Pak Prabowo yang marah misalnya kepada saya, itu enggak ada,” sambungnya.
Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi itu justru melihat sifat capres petahana Joko Widodo atau Jokowi yang arogan. Fadli mencontohkan respon marah Jokowi yang teriak ‘akan lawan’ saat diserang isu hoaks.
“Coba lihat dong yang marah-marah itu Jokowi. Saya akan lawan sampai suaranya melengking dan enggak pantes. Marah pun enggak pantes, jadi kan Pak Prabowo ngomong saya akan lawan, enggak sampai kaya begitu,” tuturnya.
“Ini pak Prabowo ngomongnya tidak berbicara mau ngelawan siapa, justru yang marah-marah itu Jokowi, sampai melengking gitu suaranya sampai mau tercekik gitu suaranya,” ujar Fadli.
Dirinya pun meluruskan gaya Prabowo yang menggebrak podium saat berkampanye di Stadion Kridosono, Yogyakarta. Menurutnya, itu sikap ekspresif dan apa adanya.
Malah, kata dia, masyarakat makin terbakar semangat melihat Prabowo. Fadli menambahkan, Prabowo juga doyan bercanda saat berpidato.
“Masyarakat senang. Masyarakat membutuhkan pemimpin yang tegas yang jelas yang tidak tipu-tipu dan tidak munafik,” tandas Wakil Ketua DPR itu.
Polisi menangkap dua buzzer hoax ‘Server KPU Di-setting Menangkan Jokowi’. Waketum Gerindra Fadli Zon merespons dengan sindiran.
“Kalau misalnya ada satu kasus yang dianggap menguntungkan penguasa langsung ditindaklanjuti. Tapi kalau dianggap merugikan langsung diredam, langsung disekat, langsung dicegah,gitu ya,” kata Fadli saat diminta tanggapan tentang penangkapan buzzer hoax server KPU, di Restaurant Al Jazeerah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019).
Fadli Zon lalu menyinggung soal pernyataan politikus NasDem, Akbar Faizal tentang KPU. Akbar memang pernah menyebut soal data-data KPU yang disedot.
“Dan soal setting-an ini kan dulu pernah ada juga, malah kalau tidak salah diungkapkan oleh saudara Akbar Faizal ya, tentang IT KPU dan sebagainya,” jelasnya.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kemudian mengulas soal server KPU Jawa Barat yang down. Fadli menilai kecurigaan terhadap server KPU bukan hoax.
“Tapi menurut saya itu (kecurigaan terhadap server KPU) bukan hoax. Bahwa ada kecurigaan terhadap server KPU kan,” terangnya.
“Lihat saja, kalau tidak salah ya, coba cek lagi, dalam Pilkada Jawa Barat tiba-tiba ada server down. Iya kan? Terus bagaimana server down, sementara rekapitulasi suara kecepatannya ada di server?” imbuh Fadli.
Fadli menyebut rakyat memiliki hak untuk mempersoalkan server KPU. Pimpinan DPR itu menyarankan agar KPU menggunakan sistem manual dalam menghitung suara.
“Jadi hak rakyat untuk mempersoalkan server itu. Karena server itu dalam beberapa pilkada juga pernah down, pernah hilang, pernah dihack, server pernah dihack, dan mudah untuk dihack oleh kekuatan-kekuatan orang yang jago-jago IT, hacker dan sebagainya,” papar Fadli.
“Jadi saran saya, KPU tidak perlu pakai server. Kita hitungan manual aja. Jadi buang aja itu server,” jelasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menyoroti server Komisi Pemilihan Umum atau KPU yang mudah diretas atau mudah down. Jika hal tersebut terjadi, Fadli Zon menyarankan agar penghitungan suara di Pilpres 2019 dilakukan secara manual.
Menurut Fadli, pada pilkada di Jawa Barat server KPU sempat down. Sementara itu, rekapitulasi hitung suara kecepatannya ada di server.
“Walaupun selalu diungkapkan itu perhitungan manual berjenjang. Tapi tetap saja. Kalau gitubuang saja itu server. Untuk apa kita pakai server? Buang saja itu server KPU. Menurut saya tidak ada gunanya tuh, kita pakai hitungan manual aja. Kita tidak butuh itu server-server kaya begitu,” kata Fadli Zon dalam peluncuran buku kumpulan puisi miliknya di Jalan Cipinang Cimpedak, Jakarta Timur, Senin, 8 April 2019.
Terkait kekhawatiran adanya kecurangan KPU memenangkan salah satu paslon, wakil ketua DPR RI itu menyebut sebagai kekhawatiran yang nyata dan bukan berita bohong. Hal itu ia sebut pernah diungkap oleh Akbar Faisal.
Hal tersebut dikatakan Fadli menanggapi ditangkapnya dua orang penyebar hoax server KPU sudah diatur memenangkan salah satu paslon.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon, menganggap hasil survei Puskaptis sebagai indikator. Fadli yakin Prabowo akan menang pada Pilpres 2019.
“Dalam survei kami, Pak Prabowo menang. Prediksi saya 59-63 persen, dan itu saya kira terukur. Karena itu, yang paling penting adalah menjaga sekarang agar suara-suara masyarakat, suara rakyat, yang nanti dalam pemilu ini betul-betul bisa terjaga dan tidak dicurangi,” ungkap Fadli di Aljazeerah Polonia, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019).
Pada Pilpres 2014, Puskaptis memenangkan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa pada saat lembaga survei lainnya merilis hasil Jokowi-Jusuf Kalla yang menang, dengan selisih angka tidak jauh dari real count KPU. Menanggapi hal itu, Fadli menilai banyak lembaga survei lain yang juga bermasalah.
“Ya kan setiap survei juga banyak bermasalah. Termasuk survei-survei Denny JA LSI, SMRC, Charta Politika, kan banyak bermasalah. Dan bermasalahnya bukan dulu, baru-baru ini saja,” tuturnya.
Fadli mencontohkan banyak lemba survei yang hasilnya meleset jauh dari kenyataan saat Pilgub DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Politikus Gerindra itu menganggap survei tidak lagi bisa memotret keadaan sesungguhnya.
“Sehingga menurut saya, mereka itu sebenarnya menjadi tim kampanye, karena menjadikan survei sebenarnya alat propaganda atau alat kampanye, yang mereka pun dibayar. Mereka menjadi konsultan politik, salah satu instrumen konsultan politik itu adalah survei,” kata Fadli.
Sebelumnya, Puskaptis menyatakan Prabowo-Sandi unggul tipis atas Jokowi-Ma’ruf Amin. Elektabilitas Prabowo-Sandi disebutkan sebesar 47,59 persen, sementara Jokowi-Ma’ruf 45,37 persen.
Penelitian dilakukan pada 26 Maret sampai 2 April 2019 dengan jumlah responden 2.100 orang. Metode yang dilakukan adalah random samplingdengan margin of error +/- 2,4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon, menanggapi komentar Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan orang yang menyebut ‘Ibu Pertiwi sedang diperkosa, mungkin dia sendiri pelakunya’. Menurut Fadli, ‘pemerkosa’ ibu pertiwi adalah penguasa.
“Yang memperkosa ya pasti penguasalah. Kan yang membuat kebijakan-kebijakan itu penguasa. Kita kan bukan penguasa. Dan memang menurut saya, lihat saja, termasuk BUMN pun menjadi sapi perah. Dan ini menurut saya satu bukti nyata,” ujar Fadli di Aljazeerah Polonia, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019).
Fadli mengatakan pemerintahan Jokowi gagal total dalam membuat BUMN menyejahterakan rakyat. Menurutnya, BUMN bahkan ‘menggerogoti’ APBN.
Kembali ke pernyataan Luhut, Fadli menyebut Menko Kemaritiman itu bagian dari penguasa yang membela kepentingan. Politikus Gerindra ini mengatakan Luhut seperti ‘the real president‘.
“Pak Luhut saya kira ya penguasa harus membela kepentingannya. Tapi kan Pak Luhut ini juga seorang Menteri Kemaritiman yang bisa ngatur sana-sini segala macam. Dia kayak ‘the real president‘ saja. Tapi kayaknya dia yang ‘nyetir‘ Jokowi itu,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, respons Luhut soal Ibu Pertiwi diperkosa disampaikan saat peluncuran program 1 Juta Nelayan Berdaulat di Telkom Hub, Jakarta. Luhut menegaskan Indonesia merupakan negara hebat, salah jika ada yang mengatakan Ibu Pertiwi sedang diperkosa.
“Indonesia negara besar dengan sumber daya alam yang hebat. Pertumbuhan kita bagus. Jadi kalau orang bilang Ibu Pertiwi diperkosa, mungkin diperkosa dia kali,” kata Luhut, Senin (8/4).
Wakil Ketua DPR Fadli Zon meluncurkan buku antologi puisi di restoran Aljazeerah Polonia, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019). Peluncuran buku tersebut digelar dalam sebuah orasi puisi berbentuk sarasehan budaya.
Fadli mengungkapkan, puisi yang dibukukan itu sebagian besar dibuat untuk merefleksikan keadaan dan diunggah di media sosialnya. “Jadi sangat sayang puisi yang dibuat secara spontan di setiap perjalanan karena merefleksikan keadaan saya kirim begitu saja di twitter dan lainnya, walaupun kemudian menimbulkan reaksi pro dan kontra,” katanya.
Politisi Gerindra itu mengatakan, puisi politik yang juga diterjemahkan dalam bahasa inggris itu diluncurkan dalam antologi berjudul “Ada Genderuwo di Istana”. “Judulnya itu karena kita ingin mengusir genderuwo dari istana,” ujarnya.
Menurut Fadli, budaya sastra berbentuk puisi selama ini jarang disinggung sebagai hal yang penting. “Sering kali kita tidak melihat budaya dan kebudayaan itu sebagai satu kekayaan nasional. Padahal justru sebenarnya budaya itu adalah sebuah aset atau kekayaan nasional. Karena di situ kita bisa membentuk identitas, jati diri, keberagaman, dan kebinekaan yang inheren dengan perjalanan sejarah bangsa,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia berharap kedepan budaya ini menjadi kebanggaan nasional. “Saya kira itu satu gagasan ke depan supaya tidak monoton politik, tetapi juga ada sajak-sajak dan puisi politik,” ucap Fadli.
Dalam kesempatan itu, Fadli membacakan salah satu puisi yang berjudul ‘Ahmad Dhani’, yang menceritakan apa yang disebut sebagai ‘kriminalisasi’. Selain itu, hadir sejumlah tokoh yang bergantian membacakan puisi dari antologi tersebut.
Tokoh yang hadir di antaranya Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, koordinator juru bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak dan politisi senior Dipo Alam. Hadir pula sejumlah aktivis, musisi dan budayawan di antaranya Neno Warisman, Sang Alang, Tio Pakusadewo, Ridwan Saidi, Komeng, Jose Rizal Manua, Lieus Sungkharisma, Camelia Malik, Evi Tamala, Derry Sulaiman dan Fauzi Baadila.
Puisi karya Fadli sarat akan nilai-nilai perjuangan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Puisi yang dibacakan para tokoh dengan penuh penghayatan itu diantaranya berisi tentang kondisi rezim saat ini, tentang aksi bela Islam hingga menyuarakan solidaritas untuk masyarakat Muslim Rohingya dan Palestina.
Acara diakhiri dengan bernyanyi bersama Sang Alang dengan lagunya yang fenomenal yaitu “2019 Ganti Presiden”. Namun di acara tersebut, secara spontan judul lagu tersebut diganti dengan “17 April Ganti Presiden”.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengungkapkan bahwa seruan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab untuk memakai baju putih saat datang mencoblos pada 17 April 2019 mendatang bukan hal baru.
Sebab, memakai baju putih seperti seruan HRS tersebut sudah lama dipraktikan oleh pendukung Prabowo-Sandi. Misalnya pada saaf Aksi Bela Islam 411 dan 212. Sehinga menurut Fadli Zon tidak meniru siapapun.
“Pak Jokowi niru-niru, kalau mereka kan baru. Kalau kita kan ngomong putih itu sudah dari dulu, dari zaman baheula. Dari putihkan Jakarta, putihkan Solo, 411, 212,” ujar Fadli Zon, di GBK, Jakarta, Minggu (7/4/2019).
Lebih lanjut, ia menuturkan, justru, Capres 01 Joko Widodo yang meniru pendukung Prabowo.
“Pak jokowi bukan kami (Yang meniru). Dari dulu pak Jokowi kotak-kotak, ke mana itu kotak-kotak,” sambungnya.
Menurut Wakil Ketua DPR RI itu, baju kotak-kotak khas Jokowi yang dipakai untuk berkampanya pada Pilpres 2014 lalu itu sudah sukses membuat anak bangsa terkotak-kotak.
“Menurut saya baju kotak-kotak itu telah berhasil mengkotak-kotakan masyarakat Indonesia, memecah belah Indonesia, partai politik, dan memberikan rasa curiga yang luar biasa. Ke mana itu kotak-kotak?” pungkasnya.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo – Sandiaga Fadli Zon merespons aksi putihkan tempat pemungutan suara (TPS) versi Calon Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menurut Fadli, cara yang dilakukan kubu Jokowi meniru strategi tim Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
“Kami ngomong putih itu sudah dari dulu, dari zaman baheula,” kata Fadli di SUGBK, Jakarta, Minggu (7/4).
Wakil ketua DPR itu menambahkan, sejak dulu Jokowi terkenal dengan simbol kotak-kotak, bukan pakaian putih.
“Menurut saya, baju kotak itu telah berhasil mengotak-ngotakkan masyarakat, memecah belah Indonesia, partai politik, dan memberikan rasa curiga yang luar biasa,” sambung Fadli.
Fadli pun menjamin tidak akan terjadi gesekan antara pendukung Prabowo – Sandiaga dan Jokowi – KH Ma’ruf Amin.
“Tanggal 17 April itu tidak ada kampanye. Jadi, tidak ada pendukung lagi,” kata Fadli.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon turut hadir dalam kampanye akbar Prabowo Subianto – Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (7/4).
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandi itu mengatakan, kampanye akbar tersebut merupakan salah satu sejarah besar dalam demokrasi di Indonesia.
“Saya lihat belum ada kampanye semasif ini sampai meluber ke luar. Saya kira dihadiri lebih dari satu juta orang,” kata Fadli.
Menurut Fadli, massa yang ada di dalam sudah penuh. Selain itu, massa di luar masih banyak hingga tumpah ke jalan.
“Sampai ke bawah-bawah dan orang-orang tak bisa masuk,” sambung Fadli.
Wakil ketua umum Partai Gerindra itu menilai masyarakat yang datang bukan karena dimobilisasi oleh lembaga-lembaga atau tim kampanye.
“Massa datang justru atas keinginan hati sendiri dengan dorongan adanya sebuah perubahan. Jadi, yang menggerakkan kampanye akbar ini justru rakyat sendiri,” ujar Fadli.