Antologi Puisi Fadli Zon, dari Aksi Bela Islam hingga Palestina

Antologi Puisi Fadli Zon, dari Aksi Bela Islam hingga Palestina

fadli-puisi

Wakil Ketua DPR Fadli Zon meluncurkan buku antologi puisi di restoran Aljazeerah Polonia, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019). Peluncuran buku tersebut digelar dalam sebuah orasi puisi berbentuk sarasehan budaya.

Fadli mengungkapkan, puisi yang dibukukan itu sebagian besar dibuat untuk merefleksikan keadaan dan diunggah di media sosialnya. “Jadi sangat sayang puisi yang dibuat secara spontan di setiap perjalanan karena merefleksikan keadaan saya kirim begitu saja di twitter dan lainnya, walaupun kemudian menimbulkan reaksi pro dan kontra,” katanya.

Politisi Gerindra itu mengatakan, puisi politik yang juga diterjemahkan dalam bahasa inggris itu diluncurkan dalam antologi berjudul “Ada Genderuwo di Istana”. “Judulnya itu karena kita ingin mengusir genderuwo dari istana,” ujarnya.

Menurut Fadli, budaya sastra berbentuk puisi selama ini jarang disinggung sebagai hal yang penting. “Sering kali kita tidak melihat budaya dan kebudayaan itu sebagai satu kekayaan nasional. Padahal justru sebenarnya budaya itu adalah sebuah aset atau kekayaan nasional. Karena di situ kita bisa membentuk identitas, jati diri, keberagaman, dan kebinekaan yang inheren dengan perjalanan sejarah bangsa,” tuturnya.

Oleh karena itu, ia berharap kedepan budaya ini menjadi kebanggaan nasional. “Saya kira itu satu gagasan ke depan supaya tidak monoton politik, tetapi juga ada sajak-sajak dan puisi politik,” ucap Fadli.

Dalam kesempatan itu, Fadli membacakan salah satu puisi yang berjudul ‘Ahmad Dhani’, yang menceritakan apa yang disebut sebagai ‘kriminalisasi’. Selain itu, hadir sejumlah tokoh yang bergantian membacakan puisi dari antologi tersebut.

Tokoh yang hadir di antaranya Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, koordinator juru bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak dan politisi senior Dipo Alam. Hadir pula sejumlah aktivis, musisi dan budayawan di antaranya Neno Warisman, Sang Alang, Tio Pakusadewo, Ridwan Saidi, Komeng, Jose Rizal Manua, Lieus Sungkharisma, Camelia Malik, Evi Tamala, Derry Sulaiman dan Fauzi Baadila.

Puisi karya Fadli sarat akan nilai-nilai perjuangan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Puisi yang dibacakan para tokoh dengan penuh penghayatan itu diantaranya berisi tentang kondisi rezim saat ini, tentang aksi bela Islam hingga menyuarakan solidaritas untuk masyarakat Muslim Rohingya dan Palestina.

Acara diakhiri dengan bernyanyi bersama Sang Alang dengan lagunya yang fenomenal yaitu “2019 Ganti Presiden”. Namun di acara tersebut, secara spontan judul lagu tersebut diganti dengan “17 April Ganti Presiden”.

 

Sumber