Blog

Fadli Zon Bikin Kantung Kebudayaan Lewat Perpustakaan Mini

Fadli Zon Bikin Kantung Kebudayaan Lewat Perpustakaan Mini

Fadli Zon Bikin Kantung Kebudayaan Lewat Perpustakaan Mini

Karena kecintaan pada buku, yang merupakan pintu dunia dan saksi sejarah, Fadli Zon membuat dan meresmikan Pustaka Mini Fadli Zon Library di daerah Cibeureum, Kabupaten Bogor. Fadli Zon yakin, buku, yang melintasi rentang waktu dan melebur jarak,  mampu membentuk watak bangsa.

Dalam acara peresmian yang digelar hari ini (Selasa, 26/11), pendiri Fadli Zon Library di Jakarta tersebut mengatakan bahwa perpustakaan ini akan menjadi ruang baca dan belajar siswa, oase intelektual dan kantung kebudayaan yang dapat menggerakkan pengetahuan, pemikiran, dan kesadaran masyarakat. Ia berharap perpustakaan ini bisa menginspirasi pihak lain untuk turut membangun wadah intelektual yang bisa mencerdaskan masyarakat.

Selain buku, Fadli Zon menyumbangkan seperangkat komputer. Total koleksi buku di Pustaka Mini Fadli Zon Library sekitar 592 judul, terdiri dari 314 koleksi non-fiksi, yang berkaitan dengan pelajaran, dan 278 koleksi fiksi, yang terdiri dari novel, cerita dan lain sebagainya. Sebagaimana dalam ketentuan International Federation of Library Association (IFLA), komposisi koleksi perpustakaan sekolah dasar adalah 60 persen non-fiksi dan 40 persen fiksi.

“Komposisi koleksi di Pustaka Mini Fadli Zon Library 52 persen non-fiksi dan 48 persen fiksi. Peningkatan persentase jumlah koleksi fiksi bertujuan untuk membuat anak tertarik membaca dan menumbuhkembangkan minat baca anak. Koleksi akan terus ditambah,” kata Fadli Zon, yang selain dikenal sebagai cendekiawan dan budayawan, juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Gerindra.

Selain Pustaka Mini Fadli Zon Library di Cibeureum, dalam waktu dekat, Fadli Zon, yang merupakan alumni SDN Cibeureum 1 dan 3 ini, juga akan membuat dan meresmikan berbagai perpustakaan lain di beberapa daerah di Kabupaten Bogor. Ia percaya, semakin banyak perpustakaan yang didirikan, semakin banyak informasi dan ilmu pengetahuan yang akan didapatkan masyarakat.

Peresmian Rumah Kreatif Fadli Zon

Peresmian Rumah Kreatif Fadli Zon

Selasa, 5 November 2013, bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Muharram 1435 H, saya meresmikan dan membuka Rumah Kreatif Fadli Zon. Peresmian dilakukan oleh Idris Sardi, maestro biola Indonesia.

Dalam pengantar, saya menjelaskan bahwa pendirian Rumah Kreatif Fadli Zon sebagai sarana mengembangkan seni dan kebudayaan Indonesia. Kegiatan Rumah Kreatif Fadli Zon akan diisi sekolah biola Idris Sardi, pameran lukisan, kreasi musik, membaca dongeng, drama, dan tari, maupun berbagai kegiatan seni dan budaya lainnya.

Setelah membubuhkan tanda tangan dalam kanvas sebagai tanda diresmikannya Rumah Kreatif Fadli Zon, Idris Sardi memberikan sambutan yang menggugah. Idris Sardi memberikan dukungan dan keyakinan bahwa Rumah Kreatif akan menjadi tempat syiar bagi para seniman dan budayawan dalam memajukan seni dan budaya bangsa.

Selain Idris Sardi, beberapa budayawan lain seperti Ridwan Saidi, Taufiq Ismail, dan Linda Djalil, juga turut memberikan sambutan dan mengapresiasi pendirian Rumah Kreatif Fadli Zon.

Terima kasih kepada seluruh sahabat yang telah meluangkan waktu hadir dalam acara peresmian ini. Terima kasih pula atas berbagai bentuk dukungan terhadap berbagai kegiatan yang diselenggarakan di Rumah Kreatif Fadli Zon. Saya percaya bahwa Bangsa yang Beradab adalah Bangsa yang Menghargai Kebudayaannya. Mari bersama kita majukan budaya bangsa.

 

Fadli Zon Ditunjuk Jadi Ketua Umum Perhimpunan Sastra Budaya Negara Serumpun

Fadli Zon Ditunjuk Jadi Ketua Umum Perhimpunan Sastra Budaya Negara Serumpun

Fadli Zon Ditunjuk Jadi Ketua Umum Perhimpunan Sastra Budaya Negara Serumpun

Sejumlah sastrawan dan penulis dari Asia Tenggara akan dideklarasikan Perhimpunan Sastra Budaya Negara Serumpun (PSBNS).

Deklarasi yang akan digelar hari ini (Kamis, 21/11), akan dilaksanakan di Rumah Budaya Fadli Zon, Sumatera Barat. Acara akan dihadiri sekitar 70 delegasi dari enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan Timor Leste.

Dalam deklarasi ini, Fadli Zon, dewan redaksi majalah sastra Horison yang juga pendiri Fadli Zon Library ditunjuk menjadi Ketua Umum PSBNS. Sementara Dr. Free Hearty sebagai Ketua Eksekutif, dan Dr. Sastri Sunarti Sweeney sebagai Sekretaris Jenderal.

Dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 21/11), Fadli Zon yakin PSBNS akan menjadi jembatan penghubung dalam membina kerjasama antar negara serumpun. Apalagi keanggotaan PSBNS tak hanya terbatas enam negara Asia Tenggara yang ikut deklarasi pada hari ini saja. PSBNS membuka diri kepada sastrawan dan budayawan dari berbagai negara lain.

Kata Fadli, setiap negara yang tergabung dalam PSBNS disebut chapter. Para Ketua Chapter diantaranya: Indonesia (Handoko F. Zain Sam), Brunei Darussalaam (Brahim Tengah), Malaysia (Jasni Matlani), Singapura (Anie Din), Timor Leste (Alexandra Araujo Tilman), dan Thailand (Dr. Nik Rakib).

Kedepannya, masih kata Fadli, PSBNS memiliki program antara lain penerbitan antologi cerpen dengan tema budaya etnis dan warna lokal masing-masing negara yang ditulis dalam bahasa Melayu; penerbitan tanggapan pembaca (kritik sastra); pertukaran penulis ke masing-masing negara anggota; pelatihan penulisan kreatif; pendirian kelompok pembaca; pengkajian akademis; dan penerjemahan karya sastra.

Gerindra: Prabowo Habis-habisan untuk Mega-Pro di 2009

Gerindra: Prabowo Habis-habisan untuk Mega-Pro di 2009

Prabowo Habis-habisan untuk Mega-Pro di 2009

Elite PDIP mengungkit kenangan pahit duet Mega-Prabowo di Pilpres 2009 silam. Gerindra menangkis semua tudingan yang menganggap Prabowo pelit uang buat memenangkan pasangan Mega-Pro ini.

“Saya kira nggak bener, kan saya Sekjen tim pemenangan Mega-Prabowo. Kita full, habis-habisan,” kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, kepada detikcom, Kamis (14/11/2013).

Perolehan suara Mega-Prabowo yang kala itu dikenal dengan istilah Mega-Pro juga cukup meyakinkan. Meskipun akhirnya tumbang karena menghadapi SBY yang masih digdaya.

“Perolehan suara saat itu sangat tinggi, saya kira kalau mau memberi komenter harus pakai data fakta,” katanya.

Fadli mengingatkan Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning agar tak asal bicara. Apalagi sampai menyebut Prabowo belagu dan manja.

“Yang saya tahu Ribka yang tidak all out. Saya kira dia nggak ngerti persoalan,” protes Fadli.

Pemerintah Belum Atasi Masalah Kesehatan Secara Tuntas

Pemerintah Belum Atasi Masalah Kesehatan Secara Tuntas

Pemerintah Belum Atasi Masalah Kesehatan Secara Tuntas

Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-49 yang jatuh hari ini, Pemerintah didesak mengevaluasi sektor kesehatan karena masih banyak masalah kesehatan yang belum diatasi serius.

Sebagai bukti, kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, pada Oktober 2013, World Bank menempatkan Indonesia sebagai negara dengan sanitasi terburuk kedua di dunia. Kualitas sanitasi dan air minum Indonesia masih jauh tertinggal dari Vietnam dan Myanmar.

Kerugian ekonomi akibat hal itu mencapai 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto atau sekitar Rp 56 triliun per tahun.

Masalah lain adalah tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Indeks Pembangunan Manusia program pembangunan PBB 2013, AKI Indonesia 220 per 100.000 kelahiran hidup. Jauh berada di bawah Singapura, Brunei, dan Malaysia.

Selain itu, rasio antara dokter dan masyarakat masih jauh dari ideal, yakni 1:3500. Artinya, satu dokter melayani 3500 warga. Sedangkan standar WHO 40 dokter umum per 100 ribu penduduk.

Kesenjangan akses kesehatan juga masih tinggi. Bisa dilihat wisatawan medis di Malaysia dan Singapura yang 69 persen berasal dari Indonesia.

“Berbagai masalah tersebut karena pemerintah belum serius meningkatkan sektor kesehatan,” tegas Fadli Zon di Jakarta, Selasa (12/11).

Dia menjelaskan bahwa pada 2011 anggaran Kemkes 2,51 persen dari APBN. Di 2013 turun menjadi 2,17 persen. Pada RAPBN 2014 menjadi 2,47 persen, alias masih jauh di bawah standar ideal WHO sebesar 15 persen.

Karena itu, Partai Gerindra mendorong Indonesia mengimplementasikan Universal Health Coverage, untuk memastikan setiap warga mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya tanpa kesulitan melakukan pembayaran.

Pemerintah harus memberlakukan kesehatan gratis bagi seluruh rakyat. Anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 40 triliun.

“Semakin meningkatnya kesehatan masyarakat akan mampu meningkatkan produktivitas dan mengurangi kemiskinan,” tandas Fadli.

Rakyat Harus Dukung dan Jaga TNI

Rakyat Harus Dukung dan Jaga TNI

Rakyat Harus Dukung dan Jaga TNI

 

Tentara Nasional Indonesia (TNI) memasuki usia ke-68, Sabtu (5/11/2013). Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon menuturkan, TNI lahir dari rakyat, bagian dari rakyat, dan milik seluruh rakyat.

“Apalagi TNI, selain menjadi garda terdepan menjaga NKRI, juga memiliki banyak prestasi,” kata Fadli dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews.com.

Fadli mencatat, TNI aktif mengirim pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957 dengan nama Kontingen Garuda (Konga). Konga I dikirim ke Mesir, pada 8 Januari 1957, dan telah banyak mengukir prestasi.

Sementara Konga XI 2, yang dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992, berperan mengembalikan personel Amerika Serikat (AS) yang ditangkap Polisi Irak di wilayah Kuwait, dan berhasil membujuk suku Bieloven agr tidak melaksanakan kegiatan pasar gelap.

Sementara Prajurit TNI dari Kopassus, lanjutnya, berhasil membebaskan para peneliti Ekspedisi Lorentz’95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Mapenduma, Papua, 1996. Pratu (Prajurit Satu) Asmujiono dari Kopassus pun menjadi orang pertama sekaligus prajurit pertama asal Indonesia dan Asia Tenggara yg mencapai Mount Everest dan mengibarkan Merah Putih pada 1997.

Sedang sejak 2006, Konga aktif dalam United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL), dan mendapat apresiasi atas kerberhasilan mencegah kontak senjata tentara Lebonon-Israel di wilayah perbatasan Al Adeisseh, Agustus 2010.

“Tugas kita sebagai rakyat untuk terus mendukung dan menjaga TNI agar terus mampu menjaga kedaulatan NKRI,” jelasnya.

Berdasarkan analisa Global Fire Power (GFP) dengan tajuk Countries Ranked by Military Strength,  militer Indonesia menduduki peringkat 15 dunia dan sudah sanggup melawan invasi negara lain. Posisi ini meninggalkan negara ASEAN lain, seperti Thailand di peringkat 20, Vietnam di peringkat 25, Philipina di peringkat 31, dan Malaysia di peringkat 33.

Indonesia tercatat memiliki sekitar 438.410 personel aktif, 400 tank, 444 pesawat, 187 helikopter, 50 kapal perang, dan alutsista yang terus bertambah.

MK Jangan Lagi Diisi Orang Parpol

MK Jangan Lagi Diisi Orang Parpol

MK Jangan Lagi Diisi Orang Parpol

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengusulkan, unsur pemimpin Mahkamah Konstitusi ke depan tak lagi diisi oleh tokoh-tokoh yang berasal dari partai-partai politik (parpol).

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, usulan itu patut diwacanakan agar pertistiwa tertangkap tangannya Ketua MK Akil Mochtar oleh KPK karena kasus suap tak lagi terulang.

“Penangkapan Akil Mochtar harus dijadikan titik balik untuk memberishkan lembaga-lembaga negara dari praktik korupsi. Peristiwa itu juga, harus jadi refleksi terkait proses rekrutmen hakim MK ke depan, jangan lagi dari unsur parpol,” kata Fadli Zon, Jumat (4/10/2013).

Menurutnya, usul pelarangan itu bukan berarti seluruh tokoh asal parpol tidak bakal baik dan anti-korupi kalau menjadi hakim MK.

Tapi, sambungnya, langkah itu dilakukan untuk mengurangi potensi “main mata” antara hakim MK dengan pihak yang bersengketa dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).

“Karena mayoritas yang mangjukan permohonan sidang perkara pilkada itu orang-orang parpol. Jadi, kalau hakimnya non-parpol, maka bisa menghindari conflict of interest atau konflik kepentingan,” tuturnya.

Agar usulan itu bisa dijalankan, Fadli menuturkan butuh aturan mekanisme baru dalam pengangkatan unsur pemimpin MK. “Pemilihannya harus transparan, dan melibatkan publik, tidak ekslusif seperti saat ini,” tandasnya.

Selain Keris, Fadli Zon Juga Koleksi 40 Ribu Buku Kuno

Selain Keris, Fadli Zon Juga Koleksi 40 Ribu Buku Kuno

Selain Keris, Fadli Zon Juga Koleksi 40 Ribu Buku Kuno

Selain keris, koleksi buku dan manuskrip yang dimiliki oleh politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, jumlahnya juga luar biasa banyak. Ada 40 ribu yang dikumpulkan Fadli. Semua buku tersebut juga berlabel jadul.

“Untuk buku, saya sendiri kuratornya. Kebetulan saya memang senang membaca buku,” ujar Ketua Lingkar Keris Indonesia itu.

Hanya dengan melihat judul dan pengarangnya, Fadli sudah tahu buku itu masuk kategori langka atau tidak. Dia sangat selektif dalam mengumpulkan koleksinya, termasuk buku dan keris.

Khusus buku-buku sangat kuno dan manuskrip kuno, Fadli tidak memperbolehkan pengunjung menyentuhnya. Koleksi buku dan manuskrip tertua milik Fadli antara lain Amboinsch Kruid-Boek karya Georgius E Rumphius terbitan 1747, Mekka karya Dr. C. Snouck Hurgonje terbitan 1889, tulisan tangan dengan media kertas, lontar, serat cebolek, serat centhini (1831), dan serat wulangreh.

Fadli juga punya tulisan tangan ISKS Pakubuwono IV yang dibuat pada 4 Januari 1902. Untuk mendapatkan barang-barang bersejarah tersebut, Fadli biasanya mengandalkan kenalannya yang senang berburu hingga pedalaman Indonesia. Kadang dia juga hunting melalui situs belanja online. “Saya pernah dapat buku kuno dari e-bay,” ungkapnya.

Perburuan Fadli bisa sampai Belanda. Memang, di negara bekas penjajah Nusantara itu banyak tersimpan benda-benda bersejarah tanah air. Hal itulah yang juga membuat Fadli terpanggil untuk mengumpulkan benda bersejarah.

Fadli beranggapan benda-benda bersejarah itu bagian dari sejarah Indonesia. “National treasure itu melahirkan national pride. Ketika kita bisa melestarikan benda-benda bersejarah itu, akan tumbuh kebanggaan nasional yang membuat kita semakin cinta tanah air,” kata penulis buku Hari-hari Terakhir Kartosuwiryo itu berargumen.

Fadli gencar mengoleksi benda-benda bersejarah ini sejak 15 tahun lalu. Berawal dari buku, bapak dua anak itu kemudian merambah keris sampai kacamata para tokoh nasional.

Sampai hari ini, belum ada tanda-tanda Fadli berhenti dari kegilaannya mengoleksi benda-benda bersejarah. Baginya, koleksinya lebih berharga ketimbang uang yang digelontorkan. Masih ada beragam koleksi Fadli. Mulai dari perangko, mata uang dari zaman kerajaan hingga zaman VOC Belanda.

CCTV Mati, Pelecehan Terhadap Benda Budaya

CCTV Mati, Pelecehan Terhadap Benda Budaya

CCTV Mati, Pelecehan Terhadap Benda Budaya

Hilangnya Artefak di Museum Nasional diperparah dengan kondisi pengamanan yang lemah. Diketahui kamera pengawas atau CCTV di Museum Nasional tidak berfungsi alias mati sejak beberapa bulan lalu.

Menanggapi hal tersebut Pendiri Fadli Zon Library, Fadli Zon mengatakan hal itu merupakan bentuk kecerobohan yang tidak disadari oleh pengelola.

“Kamera CCTV mati adalah bentuk pelecehan terhadap benda-benda budaya,” kata Fadli Zon kepada Tribunnews.com, Jumat (13/9/2013).

Fadli Zon menuturkan, museum merupakan tempat yang sangat penting, karena di museum lah tempat memelihara warisan budaya bangsa. Menurutnya, bagaimana mau menghargai budaya bangsa sedangkan peninggalannya tidak dijaga dengan baik.

“Museum itu kan tempat memelihara budaya bangsa yang sudah berusia ribuan tahun,” tuturnya.

Wakil Ketua Umum Gerindra itu pun menyesalkan dengan matinya kamera pengawas yang semestinya tidak boleh terjadi. Harusnya pengelola senantiasa mengecek perangkat keamanan museum.

“Ini suatu hal yang sangat elementer, mestinya tidak boleh terjadi,” pungkasnya.

“Benyamin Sueb, The Legend” Dirilis untuk Mengenang Benyamin

“Benyamin Sueb, The Legend” Dirilis untuk Mengenang Benyamin

Benyamin Sueb, The Legend Dirilis untuk Mengenang Benyamin

Mengenang 18 tahun wafatnya seniman kenamaan Indonesia Benyamin S, Fadli Zon Library meluncurkan sebuah CD rekaman berisi lagu yang bertajuk “Benyamin Sueb, The Legend”. Rilis album dilaksanakan di Fadli Zon Library, Jakarta Selatan, dihadiri oleh Biem Benyamin mewakili keluarga besar Benyamin S.

“Ini demi mengenang 18 tahun wafatnya Benyamin,” kata Fadli Zon, Founder Fadli Zon Library, di Jakarta, Kamis (5/9).

Fadli, menjelaskan CD “Benyamin Sueb The Legend” berisi lima lagu, yaitu “Sepak Bola”, “Jali-Jali”, “Surilang”, “Mengapa Harus Jumpa”, “Trompet”. Menurutnya, aura jenaka Benyamin bisa didengarkan melalui lagu “Sepak Bola” dan “Trompet”. Benyamin juga bisa bernyanyi serius diiringi orkestra musik simfoni Idris Sardi.

“Banyak penggemar Benyamin yang belum pernah mendengar sang legenda bernyanyi serius,” kata dia.

Album tersebut berisi sejumlah lagu yang belum pernah didengar oleh para penggemar Benyamin Sueb. Sebab, materinya berasal dari rekaman Benyamin yang belum dipublikasikan, namun sempat disimpan koleganya Idris Sardi.

Menurut Fadli materi lagu di dalam CD itu dibuat sekitar 1976 ketika Idris Sardi memimpin Orkes Simfoni Jakarta. “Didukung backing vocal Kelompok Lima, yaitu Chrisye, Keenan Nasution, Bornok Hutauruk, Berlian Hutauruk, Rugun Hutauruk,” jelas Fadli di Jakarta, Kamis (5/9).

Fadli mengakui pihaknya mendapat kehormatan meluncurkan karya fenomenal itu. Kolaborasi dua sahabat, Benyamin S dan Idris Sardi, telah menjadi catatan budaya yang penting.

“Dua maestro, dua legenda dalam musik Indonesia. Terima kasih pada Idris Sardi yang sudah teliti menyimpan rekaman ini,” ujar Fadli.

Walaupun baru dipublikasikan 37 tahun kemudian, Fadli Zon Library berharap karya ini dapat menjadi inspirasi bagi semua orang untuk mengikuti jejak Benyamin. Benyamin Sueb atau Benyamin S lahir di Kemayoran, Jakarta, 5 Maret 1939. Ia seniman multitalenta. Tak hanya andal dalam bermain lenong, Benyamin juga piawai dalam bernyanyi, memainkan alat musik dan mencipta lagu.