Blog

Fadli Zon Library : Peluncuran Buku Hari Terakhir Kartosoewirjo

Fadli Zon Library : Peluncuran Buku Hari Terakhir Kartosoewirjo

Fadli Zon Library : Peluncuran Buku Hari Terakhir Kartosoewirjo


Peluncuran Buku Hari Terakhir Kartosoewirjo 81 Photo Eksekusi Imam DI/TII Rabu 5 September 2012 Galeri Cipta Taman Ismail Marzuki. Jl Cikini Raya 73 Jakarta Pusat Pembicara: 1 DR. Mohammad Iskandar (Sejarawan UI, Penulis Pengantar) 2 Sardjono Kartosoewirjo (Putra Bungsu Kartosoewirjo) 3 Fadli Zon SS., MSc (Penulis) Moderator Muhammad Tri Andika Mc Hasbi Zamry Bendahara Tri Susilo Editor Wahyu Mahardika Designer Toto Suroto Publikasi Fadlun Ramadhany Fotographer Andi Nur Hamdi Kameramen Mamme S Riady Perlengkapan Wismal,Omai Doni Konsumsi Ari Sobari Keamanan Suroso Produksi : Fadli Zon Library fadlizon.com https

Buku Hari Terakhir Kartosoewirjo

Buku Hari Terakhir Kartosoewirjo

Hari Terakhir Kartosoewirjo
Oleh: Fadli Zon

Buku ini ditulis dengan tujuan utama mengangkat sebuah fakta sejarah mengenai salah satu episode terpenting dalam perjalanan hidup Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Fakta-fakta ini jarang sekali, untuk mengatakan tak pernah sama sekali, terungkap oleh sejarawan Indonesia maupun peneliti asing baik dalam catatan mereka atau dalam publikasi ilmiah kesejarahan Indonesia. Inilah detik-detik akhir kehidupan Kartosoewirjo yang dieksekusi mati pada 12 September 1962. Peristiwa itu terjadi persis 50 tahun lalu.

Hingga buku ini ditulis dan diterbitkan, sudah puluhan bahkan ratusan publikasi yang mencatat baik langsung maupun tak langsung ulasan tentang perjalanan hidup Kartosoewirjo ataupun jejak sepak terjangnya dalam gerakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Namun, berdasarkan hasil penelusuran saya, belum ada satupun di antara publikasi tersebut yang memuat fakta yang dituangkan dalam buku ini. Sebuah fakta yang berbicara sendiri dengan bahasa gambar.

Fakta yang disajikan dalam buku ini belum pernah diangkat di media manapun. Publikasi yang ada mengenai Kartosoewirjo, banyak yang sudah secara detail memaparkan perjalanan hidupnya, pemikiran politiknya, sepak terjangnya dalam kancah gerakan nasionalisme Indonesia, perannya dalam gerakan DI/TII, hingga cerita mengenai tertangkap sampai wafatnya Kartosoewirjo.

Fadli Zon : Teras Tina Talisa Pemilukada Putaran 2 DKI

Fadli Zon : Teras Tina Talisa Pemilukada Putaran 2 DKI

Fadli Zon : Teras Tina Talisa Pemilukada Putaran 2 DKI


Teras Tina Talisa di Indosiar 30 Agustus 2012 Pukul 23.10 – 24.00
Tema: Pemilukada Putaran 2 DKI. Jokowi VS Foke
Narasumber:
-Fadli Zon(Gerindra)
-Sutan Batugana (Demokrat)
-Pantas Nainggolan (PDIP)
-Igo Ilham (PKS)

Fadli Zon: Jokowi-Ahok Bakal Ungguli Foke-Nara

Fadli Zon: Jokowi-Ahok Bakal Ungguli Foke-Nara

Depok: Pasangan Joko Widodo- Basuki Tjaja Purnama dapat mengungguli pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli
(Foke-Nara) di putaran kedua Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Pendapat itu disampaikan Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon dalam sebuah dialog di Kampus Universitas Indonesia Depok, Rabu (29/8).

“ Kami optimis pasangan Joko Widodo – Basuki Tjahja Purnama dapat mengungguli pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli diputaran kedua
Pemilu Kada DKI Jakarta,” kata Fadli.

Permainan isu SARA dan black campaign yang coba dihembuskan lawan-lawan politik keduanya, menurut dia, sama sekali tidak

mempengaruhi pilihan masyarakat. Intinya mereka menginginkan perubahan.

“Berbagai upaya pembunuhan karakter dilakukan terhadap Jokowi – Ahok. Namun, isu SARA itu justru tak efektif dan menjadi boomerang
sendiri bagi yang melakukannya. Kami akan focus pertahankan momentum mengambil hati warga Jakarta,” ujarnya

Fadli Zon mengatakan, Jokowi – Ahok sama sekali tak gentar menghadapi aliansi partai besar yang mengeroyok mereka. Sebab, saat ini masyarakat tak akan melihat partai, justru figure.

“Saya yakin Jokowi–Ahok di putaran kedua tetap unggul signifikan yakni 70-30 lawan incumbent, bukan berarti aliansi partai besar menang.

Hitung – hitungnya tak seperti itu, yang tentukan warga Jakarta, belum tentu elite mendukung, tapi konstituen juga akan mendukung,”
tukasnya.

Apalagi, kata Fadli Zon, saat ini begitu banyak kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta. Ia curiga angka kasus yang begitu tinggi dalam waktu hanya dalam kurun waktu satu bulan. “Kebakaran itu memang musibah, tapi kok bisa ya kebetulan begitu, siapa yang harus bertanggung jawab, masa ada 60 kali lebih dalam satu bulan, ini harus masuk rekor MURI dong,” papar Fadli. (MI/****)

Fadli Zon Dapat Energi dari Makam?

Fadli Zon Dapat Energi dari Makam?

Fadli Zon mengaku banyak mendapat energi dari ziarah ke makam tokoh-tokoh dunia.

Aktivis budaya dan politik Fadli Zon baru saja menjejakkan kakinya di Serbia dan Bosnia. Selain untuk urusan pertukaran budaya, ia tak melewatkan kesempatan untuk menuju makam Josep Broz Tito di Serbia dan Alija Izetbegivic di Bosnia. “Saya memang suka bertualang ke tempat-tempat yang tak terduga,” ucap Fadli. yang setiap kali menuju suatu daerah atau negara tertentu, ia selalu mengunjungi sejarah dari museum hingga makam tokoh besar yang ada.

“Seperti Gus Dur, hobi saya berziarah ke makam,” ujar pria yang kini tengah menyelesaikan desertasinya di bidang Sejarah di Universitas Indonesia. Jumlah makam yang sudah dikunjunginya sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Mulai dari seluruh makam nabi-nabi dan sahabat-sahabatnya yang terpecah-pecah di berbagai negara, makam tokoh lokal seperti Ranggawarsita, Pangeran Sambernyawa, Sjahrir, hingga tokoh dunia seperti Napoleon, Marie Curie, Martin Luther King, George Washington, Voltaire, JJ Rosseau, Karl Marx, Sun Yat Sen, dan masih banyak lagi.

Asal mula kebiasaan berzirah ini berasal dari kecintaannya membaca biografi tokoh-tokoh besar. Membaca buku biografi artinya mencuri pengalaman dari orang lain, mengetahui tentang pergulatan pemikiran dan juga keputusan-keputusan mereka. “Jadi setiap kali tiba di makam, pengetahuan saya tentang sosok tersebut dan jejak perjalanan sejarah itu langsung melekat,” ucap Fadli yang selalu berdoa di setiap makam sebagai bagian dari ‘pay respect’ terhadap apa yang telah mereka lakukan terhadap dunia. “Saya sudah hampir mengelilingi dunia dan suatu hari saya akan tulis jadi buku.”

Berharap jadi pejabat? Ia menjawab cepat, “Bukan cita-cita. Saat berziarah, saya dapat menyerap energinya. Saya selalu diingatkan, ini loh orang-orang yang sudah berbuat, menjejakkan untuk ‘legacy, dan kita harus menghormatinya.” Baginya, ada satu hal terpenting. Kalau kita tidak tahu masa lalu, bagaimana kita mau tahu hari ini? Kalau kita tak tahu hari ini bagaimana kita melihat masa depan? Berziarah bisa memunculkan kaitan antara masa lalu, hari ini, dan masa depan. Energi dari masa lalu itulah yang selalu dirindukan Fadli Zon untuk menapak masa depannya. (RH)
Foto: dok dewi, Fadli Zon.

“Sebagai Seniman, Otak Kanan Kiri Ex-Dekan FIB UI Seimbang”

“Sebagai Seniman, Otak Kanan Kiri Ex-Dekan FIB UI Seimbang”


DEPOK – Mantan Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Bambang Wibarata disebut-sebut sebagai calon rektor UI selanjutnya yang juga diunggulkan di kalangan civitas academica UI. Selain menjabat sebagai dekan, Bambang juga merupakan seniman dan pelukis.

Ketua Ikatan Alumni UI (Iluni) FIB UI Fadli Zon mengatakan, secara pribadi dia tidak mendukung siapapun. Namun, jika Bambang Wibarata maju sebagai rektor, dia akan memberi dukungan penuh. “Soal dukung-mendukung tidaklah. Tapi kalau dia (Bambang Wibarata) maju, pasti saya dukung,” ungkap Fadli sambil tertawa, Rabu (28/8/2012).

Fadli menambahkan, sosok Bambang secara akademisi cukup bagus dan kredibel untuk memimpin UI. Selain itu, lanjutnya, sebagai seniman Bambang juga memiliki kepemimpinan yang baik dan sejuk bagi civitas academica UI. “Sosoknya baik sekali. Akademisnya bagus, sejuk, dan bersahaja. Sebagai seniman, otak kanan dan kirinya seimbang,” paparnya.

Dia menginginkan agar pemilihan rektor UI periode 2012-2017 ini berjalan kondusif sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan. Fadli juga menyesalkan adanya sikap pemberhentian sejumlah dekan oleh mantan Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri.

“Sebagai ketua Iluni FIB UI, kami menghargai rektor-rektor sebelumnya. Namun, saya berharap, ke depan jangan ada konflik lagi karena itu mengganggu perkuliahan. Menurut saya, pemberhentian dekan itu kurang bijaksana dan menebarkan konflik di tingkat fakultas,” tukas Fadli.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menyebutkan, proses pemilihan rektor ini diharapkan bebas dari kepentingan partai politik (parpol). Menurut dia, UI seharusnya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari parpol.

“UI sangat berharga dan menjadi aset bangsa justru harus bisa mengontrol dan memberikan masukan pada pemerintah. Jangan sampai malah dimanfaatkan parpol,” ujar Fadli.(mrg)