Wakil Ketua Umum Gerindra Sarankan SBY Cuti agar Fokus Urus Partai

Wakil Ketua Umum Gerindra Sarankan SBY Cuti agar Fokus Urus Partai

Wakil Ketua Umum Gerindra Sarankan SBY Cuti agar Fokus Urus Partai

Terlihat jelas, SBY serius membenahi Partai Demokrat. Apalagi Minggu malam (10/2), SBY kembali menyampaikan pidato Pakta Integritas Partai Demokrat setelah pada Jumat malam (8/2) mengambil alih fungsi eksekutif DPP Demokrat.

“Sangat jarang, seorang presiden dalam sepekan sampai melakukan dua kali pidato politik hanya untuk merespon urusan internal partainya,” kata Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Fadli Zon, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 11/2).

Agar lebih fokus menyelesaikan permasalahan partainya, Fadli Zon menyarankan agar SBY mengambil cuti. Hal ini dilakukan agar urusan negara dan partai tak campur aduk. Sebab jika tidak, potensi abuse of right sebagai presiden dapat terjadi, seperti menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan partai.

“Dan ini contoh yang kurang baik dari seorang kepala negara,” tegas Fadli.

Penyampaikan dua kali pidato dalam sepekan ini, lanjut Fadli, menunjukkan bahwa prioritas masalah bagi SBY saat ini adalah partainya, dan bukan rakyat dan negara. Bahkan ketika umroh pun, doa yang diminta SBY yakni mencari solusi masalah partainya bukan solusi negara.

“Tentu ini adalah hak Pak SBY sebagai pembina partai,” ungkap Fadli, sambil mengatakan bahwa di negara lain pun, para presiden mengambil cuti untuk urusan lain yang dipikir lebih prioritas. Hugo Chavez misalnya mengambil cuti karena sakit. Sementara presiden Ekuador, Rafael Correa, pernah cuti untuk fokus kampanye partainya selama 30 hari. Bahkan Obama juga pernah cuti untuk liburan.

“Hal ini mereka lakukan untuk menghindari penyalahgunaan hak jabatannya, dan agar fokus untuk urusannya. Sehingga, jika SBY tetap ingin fokus mengurusi partainya hingga usai, cuti adalah langkah yang tepat agar beliau dapat konsentrasi dulu menyelesaikan masalah partainya. Saya yakin urusan partai pun penting karena menyangkut dugaan korupsi,” demikian Fadli.