Ucapan Selamat Bukan Berarti Merapat

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Fadli Zon membantah partainya ingin mendapat jatah menteri di kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mendatang.

Ini menyusul ucapan selamat yang dilontarkan Prabowo Subianto kepada pasangan SBY-Boediono atas kemenangannya sebagai presiden dan wakil presiden.

“Ucapan selamat itu sesuatu yang biasa. Tidak perlu pakai ongkos,” kata Fadli Zon di DPP Gerindra, Jalan Brawijaya, Jakarta, Selasa 18 Agustus 2009. Dalam demokrasi, Fadli Zon mengatakan, memberi selamat kepada pemenang pemilu diperlukan untuk pendidikan politik yang santun. Dia mengaku tidak mau berandai-andai mendapat jatah dari Partai Demokrat, soal akan menerima atau menolak tawaran SBY. “Tidak usah berandai-andai. Sampai saat ini tidak ada tawar menawar, tidak ada jual beli,” katanya.

Lagipula, jika ingin dapat jatah di kabinet, tidak perlu mendirikan partai. Sebab, menteri tidak mesti dari partai. Dia membantah, pemberian selamat dari Prabowo yang terkesan pecah kongsi dengan pasangannya, Megawati Soekarnoputri. “Satu sama lain harus saling menghargai,” kata Fadli.

Sebelum jumpa pers ucapan selamat kepada SBY-Boediono, Gerindra sudah memberitahu kepada PDI Perjuangan sebagai mitra koalisinya. “Siang tadi sudah bicara dengan Sekjen PDIP Pramono Anung lewat telepon, karena Bu Mega di luar kota.”

Sementara itu, Cawapres Prabowo Subianto membantah ucapan selamat yang disampaikan presiden dan wakil presiden terpilih, SBY-Boediono sebagai sinyalemen agar Partai Gerindra diajak berkoalisi dalam kabinet pemerintahan.

Prabowo yang berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri mengatakan ucapan selamat itu sebagai upaya membangun budaya politik santun.

“Merapat? Sama sekali tidak! Ini untuk hanya budaya politik santun. Keputusan itu diterima, beliau jadi presiden dan wakil presiden, kami berikan selamat. Itu saja,” kata Prabowo dalam jumpa pers di DPP Gerindra, Jalan Brawijaya IX nomor 1.

Apakah dia akan memilih menjadi oposisi?  Prabowo mengatakan dalam sistem politik negara ini tidak mengenal oposisi. Namun prinsipnya, dirinya akan berusaha menjaga keseimbangan antara masyarakat dengan pemerintah.

“Mana kala ada kebijakan mendukung kepentingan nasional dan rakyat kami akan mendukung. Tapi jika tidak, kami kritisi. Check and balance akan terus kami lakukan,” kata Prabowo.

Sikap menerima dan memberi selamat ini juga, kata Prabowo, sudah diberitahukan kepada mitranya di PDIP, Megawati Soekarnoputri. Dan mereka masih saling menghormati, dan masing-masing punya sikap. “Sikap ini adalah akomodasi pendapat yang berjalan di Gerindra,” kata Prabowo.