Tahun Penuh Goncangan

Kita memasuki 2012, tahun penuh goncangan. Peradaban kuno Maya meramalkan sebagai Tahun Kiamat, akhir segalanya. Bumi hancur karena anomali tata surya, guncangan gempa dahsyat, tsunami, banjir dan fenomena alam lainnya. Ramalan ini pernah digambarkan dalam film “2012”.

Sebagai bangsa yang percaya Tuhan, kita meyakini “Kiamat” pasti datang. Tapi soal waktunya adalah rahasia Tuhan. Kita hanya dapat berusaha, bekerja, berjuang dan berdoa. Bencana demi bencana memang terus melanda: gunung meletus, gempa, banjir, kebakaran dan lain-lain. Semua itu cobaan dan ujian. Sikap optimis tetap penting agar kita tak larut dengan berbagai ancaman dan tantangan.

Secara global dunia menghadapi krisis ekonomi. Amerika dan Eropa tengah bergulat dengan krisis yang melanda hebat. Standar hidup mereka menurun, pengangguran dan kemiskinan meningkat. Krisis global ini merupakan bukti kegagalan kapitalisme.

Dampak krisis ekonomi global terhadap Indonesia ditentukan sedalam apa krisis mempengaruhi kawasan Asia khususnya RRC. Jika RRC sanggup menahan dampak krisis, kemungkinan ekonomi Indonesia akan bertahan.

Tahun ini suhu politik meningkat. Partai politik melancarkan sejumlah taktik dan strategi mempersiapkan Pemilu 2014. Bahkan calon presiden sudah mulai dideklarasikan. Kampanye media makin gencar, persiapan penentuan calon anggota legislatif mulai dibicarakan, organisasi makin dimantapkan, dan rapat-rapat konsolidasi di daerah mulai marak. Suasana politik akan mewarnai televisi, suratkabar dan dunia maya.

Konflik sosial politik di masyarakat akan terus meningkat. Kasus-kasus agraria yang sejak akhir 2011 terjadi di beberapa daerah seperti kasus Mesuji dan Bima, mungkin menular ke daerah lain. Hal ini terjadi karena tak ada penegakan hukum yang jelas. Keberpihakan aparat penegak hukum pada korporasi atau kelompok penguasa menimbulkan perlawanan masyarakat luas. Apalagi jika penanganan demonstrasi atau kerusuhan berjalan brutal. Ketika aparat tak punya disiplin, maka tak ada bedanya dengan gerombolan liar bersenjata.

Di negeri ini, mereka yang punya dukungan kekuasaan bisa lepas dari jerat hukum. Sedangkan rakyat tak berdaya mudah dihukum termasuk pencuri sandal dan pisang. Ketidakadilan penegakan hukum dapat berakibat runtuhnya kepercayaan masyarakat. Maka lahirlah anarki dan kekerasan.

Tahun 2012, korupsi kelihatannya tetap fenomenal. Pekerjaan rumah KPK makin menumpuk. Kasus Century, kasus cek pelawat, dan kasus Nazarudin akan mewarnai sepanjang tahun. Korupsi sudah menjadi way of life, tak semata fact of life. Inilah ujian bagi KPK baru menunjukkan keberaniannya menumpas korupsi.

Goncangan-goncangan ekonomi, sosial dan politik pasti terjadi. Kini tergantung pemimpin nasional apakah mampu membawa penumpang rakyat selamat, atau terus hanyut dengan persoalan-persoalan yang tak pernah tuntas. Waktu terus berjalan. Harga kebutuhan pokok terus merangkak, kemiskinan di mana-mana dan pengangguran semakin terserak! (Fadli Zon)