Soal Mei 98, Fadli Zon Sebut Habibie `Lebay`

Soal Mei 98, Fadli Zon Sebut Habibie `Lebay`

Soal Mei 98, Fadli Zon Sebut Habibie `Lebay`

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengakui buku terbarunya yang berjudul “Politik Huru Hara Mei 1998” berisi penjelasan dan pembelaan atas peran Letjen (Purn) Prabowo Subianto dalam periode transisi itu. Namun ia menjelaskan pembelaan yang dimaksud hanyalah meluruskan sejarah yang terjadi.

“Bisa saja disebut pembelaan, tapi dalam konteks meluruskan supaya tidak terjadi fitnah. Buku ini sudah dibahas puluhan kali di perguruan tinggi dan isinya hampir tidak ada yang dibantah,” kata Fadli kepada Tempo di Auditorium Gedung Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta Pusat pada Selasa 21 Mei 2013.

Pada acara peluncuran kembali buku ini, setiap hadirin mendapat tabloid “Gema Indonesia”. Di bagian belakang tabloid tersebut terdapat foto Prabowo yang disertai dengan logo Partai Gerindra dan tulisan “Gerindra Menang, Prabowo Presiden”.

Fadli membantah kalau peluncuran kembali bukunya ini dikaitkan dengan agenda Partai Gerindra. Menurutnya, buku yang ia tulis pada 2004 ini memang sudah terbit sebelum Partai Gerindra didirikan.

“Saya hanya meluruskan sejarah supaya masyarakat tidak salah paham,” ujarnya. Salah satu pelurusan sejarah yang ia maksud adalah mengenai peristiwa penembakan mahasiswa Trisakti. Buku Fadli menegaskan bahwa pelaku penembakan itu adalah polisi.

Fadli juga mengatakan Presiden B.J Habibie perlu meluruskan cerita soal pengepungan terhadap dirinya yang ia tulis dalam bukunya.

“Pak Habibie membayangkan seolah-olah dirinya dan keluarganya akan dibantai seperti Nicholas II. Menurut saya itu lebay,” kata Fadli.

Buku “Politik Huru Hara Mei 1998” yang diluncurkan kembali pada Mei 2013 ini sudah memasuki cetakan ke 11. Fadli berharap buku ini dapat menyumbangkan perspektif lain soal peristiwa Mei 1998.