Senjata Makan Tuan Buat SBY

Ratusan jenderal TNI Angkatan Darat tiba-tiba ngumpul di Balai Kartini, Jakarta, 2 Februari, kemarin. Mereka adalah 60 jenderal yang masih aktif dan sekitar 200 pensiunan jenderal. Para sesepuh AD ini kemudian mengadakan rapat tertutup selama dua jam.

Ajang silaturahmi para jenderal itu utamanya membahas soal Pemilu 2009. Apalagi belakangan beredar kabar kalau TNI mulai lirak-lirik kepada beberapa capres yang akan maju di Pilpres. Kabar seperti itu juga sempat dilontarkan Presiden SBY di hadapan petinggi TNI/Polri di Istana Negara, Jakarta, Kamis, pekan lalu.

“Saya dengar isu di petinggi TNI AD mengatakan ABS, Asal Bukan capres S. Ada juga petinggi di Polri yang jadi tim sukses capres X. Saya yakin informasi ini tidak benar. Saya yakin informasi ini tidak benar,” begitu kata SBY saat itu.

Isu ABS disebut-sebut sempat mengganggu ketenangan hati SBY. Apalagi yang ia dengar ada perwira TNI yang bakal ikut membantu capres tertentu.

Siapa pelontar isu ABS sebenarnya? Dari penelusuran detikcom muncul dua versi. Pertama, kabar itu merupakan bocoran hasil pembicaraan di internal partai Hanura dan Gerindra.

Sumber detikcom mengatakan, saat bincang-bincang internal yang melibatkan beberapa perwira aktif TNI terucap kata-kata dari petinggi partai, “Kenapa harus SBY?”

Kata-kata itu kemudian bocor keluar hingga sampai ke telinga SBY. “Pertama mendengar kabar itu SBY hanya senyum-senyum saja. Tidak ada wajah gusar di wajahnya,” jelas orang dekat SBY yang enggan disebut namanya.

Nah setelah itu, ujar sumber tersebut, informasi yang diterima SBY itu kemudian dilontarkannya kepada para petinggi TNI/Polri di istana.

Tapi kata Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, soal kalimat “Kenapa Harus SBY” sangat wajar. Sebab partai Gerindra mencalonkan Prabowo sebagai capres. Bukan tokoh yang lain.

“Semangat kami (Gerindra) sangat jelas. Pemimpin Indonesia ke depan seharusnya seorang figur yang punya semangat baru untuk kemajuan Indonesia. Bukan pemimpin bekas atau bekas pemimpin,” tukas Fadli.

Gosip ABS tersebut dianggap Fadli, hanya akal-akalan SBY untuk mendongkrak citra. Kesan yang ingin disampaikan, seolah-olah SBY dikeroyok sejumlah pihak. Dengan demikian SBY bisa mendulang simpati seperti pada Pemilu 2004.

Bukan itu saja, Fadli juga menuding kalau SBY telah melakukan provokasi dengan melontarkan gosip yang tidak jelas asal-usulnya. “Sebagai seorang presiden harusnya SBY mengungkapkan data-data bukan gosip apalagi kabar bohong,” tegas Fadli.

Sementara versi lain yang didapat detikcom terkait asal-usul gerakan ABS, berasal dari beberapa tokoh yang berseberangan dengan SBY. Diantaranya elit PDIP.

Tujuan gerakan tersebut adalah menggalang kelompok-kelompok yang sakit hati dengan SBY. Jargon yang diusung koalisi tidak resmi tersebut adalah capres mendatang asal jangan SBY.

Gerakan tersebut untuk senjata makan tuan bagi SBY. “Saat Pemilu 2004 SBY dan pendukungnya telah mengobarkan semangat Asal Bukan Mega. Sekarang coba kita balik “Asal Bukan SBY,” begitu jelas sumber detikcom yang merupakan kader PDIP.

Target utama gerakan tersebut adalah memecah-belah kekuatan pendukung SBY, terutama di kalangan TNI yang di Pemilu 2004 berada di belakang SBY. Tidak itu saja, kekuatan TNI dianggap begitu strategis karena institusi tersebut yang akan mengatur penyebaran logistik Pemilu dari KPU ke sejumlah daerah.

Sumber tersebut menambahkan, setelah semangat ABS itu menguat dan tercipta koalisi permanen, mereka akan duduk bersama dan menetapkan siapa capres selain SBY. Harapannya, Megawati yang akan muncul sebagai nama capres tersebut.

Namun Ketua DPP PDIP Bidang Hukum dan HAM, Firman Jaya Daeli saat dikonformasi mengaku tidak tahu-menahu gerakan semacam itu. “Kabar dari mana. Itu hanya gosip saja,” ujar Firman.

Ketua Bappilu DPP PDIP Tjahjo Kumolo juga enggan memberi komentar soal isu ABS tersebut. Namun kata Tjahjo, PDIP dalam mengkritik bukan asal bunyi saja melainkan ada data-datanya. Semua berdasarkan data dan janji-jani kampanye pilpres yang lalu. “Janji kampanye adalah utang kepada rakyat dan harus dibayar kepada rakyat,” pungkasnya