Sejarah Sepakbola Indonesia Buram

Sejarah Sepakbola Indonesia Buram

Sejarah Sepakbola Indonesia Buram

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai sejarah persepakbolaan Indonesia semakin buram. Apalagi saat ini Indonesia dijatuhi sanksi FIFA.

“Ini hal yang patut disayangkan. Sejarah sepakbola Indonesia jadi buram, ini berpengaruh pada pengembangan olahraga nasional. Kita berada di suatu masa kemunduran,” kata Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/6/2015).

Fadli berharap pemerintah Jokowi-JK mengkaji permasalahan ini dengan lebih seksama. Banyak klub yang terancam guling tikar bila pemerintah tidak bijak.

“Jadi Pemerintah seharusnya bisa lakukan proses pemulihan dalam waktu dekat dan mengevaluasi tindakannya, karena itu salah,” kata Fadli.

Dia mendapat laporan, Komisi X DPR telah menerima banyak aspirasi dari publik dan banyak lembaga terkait. Mungkin saja dewan menggunakan haknya untuk mendalami kasus ini. Interpelasi dan hal bertanya misalnya.

“Sehingga ada mungkin saja ada hak dari anggota untuk bertanya atau yang lain. Mengapa ini dilakukan Menpora dan pemerintah,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Kecaman juga dilontarkan Wakil Ketua DPR Agus terhadap kebijakan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi. Agus meminta pemerintah tidak berbangga melihat FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI.

“Kita di-banned kok bangga. Kita enggak boleh bangga. Kita enggak boleh bermain di laga internasional, hanya tarkam (antar kampung) saja, kok bangga,” kritik Agus di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (1/6/2015).

Menurut dia, banyak dampak negatif akibat pilihan Menpora ini. Salah satunya nasib orang dan lembaga yang terkait dengan Industri Sepakbola Indonesia menjadi terancam. Karena tidak sedikit orang yang menggantungkan hidupnya ke industri ini.

“Dengan dibekukan, maka jadi kesulitan ekonomi baik itu pemain, suporter, malapetaka yang direncanakan ini menurut saya jangan terjadi lagi,” jelas dia.

“Ini seperti malapetaka yang direncanakan. Kami sampaikan pada Menpora. Pikirkan kembali, jangan merencanakan malapetaka,” harap dia.

 

Sumber