Ribuan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen Karena Banjir

Ribuan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen Karena Banjir

Ribuan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen Karena Banjir

Pemerintah diingatkan untuk memperhitungkan dampak banjir terhadap produksi gabah padi dan beras nasional. Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, dampak banjir tak hanya melumpuhkan aktivitas pemerintahan dan bisnis di Jakarta. Namun juga berpotensi mengganggu produksi pertanian, dimana banjir juga melanda wilayah lain.

Misalnya di Banten, kata Fadli Zon, lebih dari 6000 hektar lahan sawah terendam banjir dengan potensi kerugian kurang lebih Rp 120 miliar.

“Hampir sebagian besar siap panen awal tahun ini. Akibat banjir, banyak padi yang membusuk,” kata Fadli Zon, yang juga Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, di Jakarta, Sabtu (19/1).

Di Surabaya, lebih dari 220 hektar lahan sawah terendam banjir. Ratusan hektar lahan sawah di Karawang dan daerah sekitarnya saat ini juga telah diterjang luapan air. Hampir semua daerah itu dipastikan gagal panen, kata Fadli Zon.

Dia melanjutkan curah hujan tinggi yang diprediksi hingga Februari akan berdampak luasan sawah terendam banjir semakin bertambah.

Menurutnya, jika kondisi itu tak diantisipasi, akan dapat mempengaruhi tingkat produksi gabah dan beras nasional, yang akan berdampak langsung pada penghasilan petani yang menggantungkan hidup dari lahan tersebut.

“Potensi gagal panen ini harus segera diantisipasi pemerintah, mengingat lahan terkena banjir sangat luas. Jangan sampai dampak banjir ini, membuat kita harus impor lagi. Perlu dipikirkan strategi kebijakan non-impor yang dapat menggenjot produksi beras,” tegas Fadli.

Dia mengusulkan agar ada langkah mengganti kerugian oleh Pemerintah seperti bantuan benih dan bibit. Hal ini penting agar para petani tidak terjebak hutang untuk membeli bibit baru. Pemerintah juga perlu menyediakan insentif bagi para petani yang lahannya terendam banjir.

“Dalam kondisi normal saja, kesejahteraan petani rendah, apalagi gagal panen seperti sekarang. Insentif pengganti kerugian petani sangat diperlukan dari pemerintah,” tandasnya.