
Sederhana dan tidak pernah mengeluh. Itulah kesan yang melekat di benak Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, terhadap komikus Indonesia RA Kosasih. Komik-komik karya Kosasih menjadi warisan tak ternilai bagi Fadli Zon yang merupakan penggemar karya Kosasih.
“Saya ini pengagum beliau karena merupakan komikus pertama di Indonesia tahun 1953-1954. Saya sendiri sebagai koletor buku belakangan ini sering berhubungan dengan Pak Kosasih,” ujar Fadli Zon.
Hal itu disampaikan dia usai melayat Kosasih di rumah duka, Jalan Cempaka Putih III Nomor 2 Rempoa, Ciputat, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2012).
Saking akrabnya, Kosasih bahkan memberikan meja gambar, lampu dan alat-alat gambarnya untuk Fadli Zon. Pemberian itu tentu disambut baik oleh pria yang juga gemar mengoleksi koin kuno dan keris ini.
“Beliau adalah maestro komik wayang di Indonesia. Mungkin banyak diikuti oleh generasi tahun 50-60an. Sosoknya sangat sederhana, di saat sakit pun tidak pernah mengeluh,” papar Fadli Zon.
Ketika sakit, Kosasih bahkan membuka sendiri pintu rumah untuk tamu yang berkunjung. Dia pun akan melayani diskusi-diskusi seputar komik, buku, dan topik lainnya dengan ramah.
“Meski sakit, beliau tetap menerima tamu dan tidak pikun. 3-4 Hari yang lalu setelah beliau keluar keluar dari RS, saya sempat ngobrol dengan beliau di rumah ini. Orangnya sangat sederhana,” kenang Fadli Zon yang mengaku membaca komik-komik Kosasih sejak SMA ini.
Kosasih yangdikenal dengan karya-karyanya seperti Sri Asih, Mahabharata dan Ramayana meninggal dunia pada pukul 01.00 WIB di rumahnya di usia 93 tahun. Dia dimakamkan di TPU Tanah Kusir, satu liang lahat dengan istrinya yang sudah lebih dulu meninggal.
Berdasarkan catatan yang dilansir Wikipedia, karya Kosasih banyak berhubungan dengan kesusastraan Hindu dan sastra tradisional Indonesia, terutama dari sastra Jawa dan Sunda.