Politisi Indonesia, Belajarlah dari Politisi Jepang yang Tahu Malu

Politisi Indonesia, Belajarlah dari Politisi Jepang yang Tahu Malu

Politisi Indonesia, Belajarlah dari Politisi Jepang yang Tahu MaluJakarta – Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon punya oleh-oleh dari Jepang. Bukan dalam bentuk barang tetapi ilmu yang berguna, terutama bagi politisi. Fadli mendapat pelajaran tentang bagaimana seharusnya seorang politisi bertanggung jawab kepada pemilihnya.

“Maraknya kasus korupsi yang melilit politisi Indonesia, selain karena tingginya biaya politik juga disebabkan minimnya transparansi. Selama ini anggota parlemen di Indonesia tak ada kewajiban melakukan laporan tahunan kegiatannya kepada publik. Sehingga minim transparansi dan akuntabilitas. Anggota DPR merasa tak diawasi secara langsung oleh rakyat,” jelas Fadli dalam siaran pers, Senin (4/3/2012).

Pekan lalu, Fadli bercerita, dia diundang pemerintah Jepang dan bertemu sejumlah anggota parlemen dari Partai Demokrasi Liberal (LDP). Yang menarik melihat sistem di Jepang, setiap anggota parlemen di negeri matahari terbit itu wajib membuat laporan kegiatan.

“Laporan tahunan tersebut kemudian harus dipublikasikan melalui internet dan dapat diakses oleh publik,” imbuhnya.

Selain laporan kerja, juga diwajibkan laporan keuangan. “Semua pemasukan dan pengeluaran anggota harus dipublikasikan di website. Secara rinci dimulai dengan pengeluaran 1 Yen (Rp 100). Masyarakat bisa melihat laporan itu secara terbuka kapan saja,” tambahnya.

Prinsip transparansi ini memiliki dampak signifikan dapat mengurangi korupsi politik di Jepang. Fadli bercerita, pernah ada kasus beberapa waktu lalu, anggota parlemen berusaha memanipulasi laporan biaya penggunaan listrik, padahal acara dilakukan di gedung parlemen.

“Anggota parlemen bernama Toshikatsu Matsuoka dari LDP itu jadi bulan-bulanan media dan publik. Meskipun jumlah uang listrik itu tak seberapa, namun Matsuoka merasa malu. Akhirnya yang bersangkutan bunuh diri. Jika ada kewajiban laporan yang sama diterapkan di Indonesia, saya yakin hal ini bisa kurangi korupsi. Korupsi melilit banyak politisi Indonesia. Ke depan, anggota DPR seharusnya memberikan laporan kegiatan dan keuangan kepada partai dan pada publik,” urainya.