Penerapan Pancasila Masih Jauh dari Harapan

Penerapan Pancasila Masih Jauh dari Harapan

Pancasila

Pada 1 Juni, warga Indonesia merayakan hari lahir Pancasila. Namun sayangnya, hingga saat ini implementasi Pancasila belum benar-benar dilaksanakan secara murni, serta konsekuen dalam kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara.

“Implementasi makna Pancasila dirasakan masih jauh dari harapan. Mulai dari ketimpangan keadilan sosial di antara anak bangsa, hingga masih belum sempurnanya proses penegakan hukum di negeri ini,” tegas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, di Jakarta, Minggu (2/6).

“Mulai dari konflik yang sering terjadi hingga korupsi yang terus merajalela. Semua ini cermin bahwa Pancasila belum sepenuhnya dihayati dan dijalankan oleh para pemimpin negeri ini,” katanya lagi.

Menurut Fadli, Pancasila masih berupa slogan dan wacana yang belum menjadi dasar bernegara secara benar.

Padahal, lanjut dia, hadirnya Pancasila sejak Indonesia berdiri menunjukkan kekokohan dan keunggulan nilai serta makna yang dimilikinya. Menurut Fadli, Pancasila adalah sebuah penemuan oleh Bung Karno dan para pendiri bangsa yang berangkat dari kenyataan sosial budaya masyarakat.

Sebab di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai umum sekaligus khusus yang menjadi pengikat bangsa ini. Berangkat dari ketuhanan, menghormati nilai dasar kemanusiaan, mengedepankan persatuan,dan menjunjung mekanisme mufakat sebagai karakter dasar bangsa serta keadilan yang menyeluruh, sehingga menempatkan Pancasila sebagai sebuah ideologi negara merupakan hal yang sudah final dan teruji.

Partai Gerindra, kata Fadli, meyakini bahwa Pancasila merupakan pedoman negara menuju kebahagiaan, kesejahteraan, kemerdekaan, dan perdamaian.

“Kami menyerukan agar seluruh elemen bangsa, terus berusaha menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam mengisi pembangunan di negeri ini,” tegasnya.