Pemerintahan SBY Tak Serius Kembangkan Energi Terbarukan

Pemerintahan SBY Tak Serius Kembangkan Energi Terbarukan

Pemerintahan SBY Tak Serius Kembangkan Energi Terbarukan

 

Menurunnya produksi minyak Indonesia seharusnya bisa ditutupi dengan energi terbarukan. Namun sayangnya, pemerintahan SBY belum serius memproduksi energi alternatif ini padahal potensi energi terbarukan di Indonesia begitu besar.

Sejak tahun 2005, ketika saat harga minyak dunia melesat naik, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mencatat, Presiden SBY sangat gencar mendorong pengembangan bahan bakar nabati. Dibentuklah Timnas bahan bakar nabati, hingga lahir  blueprint pengelolaan energi melalui PP No.5/2006. Selain itu, ada juga wacana pengembangan energi dari tanaman jarak pagar yang juga tak kunjung hasil.

“Semua itu hingga saat ini tak jelas lagi kabarnya. Anggaran Rp 1 triliun untuk mengembangkan energi alternatif juga hanya dua persen saja yang terserap. Ini bukti ketakseriusan kinerja pemerintah di bidang energi,” kata Fadli kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 20/2).

Saat ini, Fadli membandingkan, Brazil sudah memiliki sekitar 35 ribu SPBU etanol. Brazil merupakan satu negara yang sukses mengembangkan energi biofuel, dan dari biofuel ini Brazil mampu menghasilkan 16,3 miliar liter etanol atau setara dengan 33,3 persen total produksi etanol dunia.

“Brazil bisa karena mereka mengembangkannya dengan serius, dan kalau kita mau kita pasti juga bisa,” tegas Fadli.

Dengan kekayaan alam dan lahan yang dimiliki dan tersedia, masih kata Fadli, Indonesia juga bisa memproduksi energi terbarukan berbasis pertanian. Salah satunya dengan mengembangkan etanol dari Aren. Satu hektar aren bisa menghasilkan 20 ton etanol pertahun. Dengan 4 juta hektar pohon aren, maka Indonesia akan menghasilkan 480 juta barel bahan bakar per tahun.

“Pengembangan energi terbarukan oleh Pemerintah SBY masih sebatas retorika saja. Efeknya, kita masih terus impor BBM untuk menutupi defisit energi. Lambatnya pengembangan energi terbarukan juga membuat mafia kartel BBM semakin kokoh,” demikian Fadli.