Pelurusan Fakta Sejarah Itu Harus

Pelurusan Fakta Sejarah Itu Harus

Pelurusan Fakta Sejarah Itu Harus

Dengan mengetahui secara lebih utuh rentetan peristiwa kerusuhan terbesar di Indonesia ini, diharapkan kita semua dapat mengetahui akar masalah, siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab, siapa yang menjadi korban, dan siapa kambing hitam. Atas dasar itulah buku ini kembali diterbitkan.

HURU Hara Mei 1998 yang di awali Insiden trisakti pada 12 Mei 1998 adalah peristiwa bersejarah yang membawa Indonesia pada babak baru perjalanan bangsa. Rezim Soeharto yang telah berkuasa lebih dari tiga dasawarsa akhirnya jatuh.

Buku “THE POLITICS OF MAY 1998 RIOTS” dan POLITIK HURU HARA MEI 1998″ ditulis oleh Fadli Zon, seorang budayawan dan politisi Indonesia. Buku ini hasil kombinasi pengalaman dan kesaksian pribadi, ditambah riset dan wawancara kesaksian para pelaku sejarah yang tahu betul peristiwa Mei 1998.

Sejak diluncurkan pertama kali pada 2004, buku tersebut telah mendapat tanggapan yang sangat luas, karena tanggapan masyarakat dan permintaan publik, Fadli Zon mencetak kembali buku ini, kini THE POLITICS OF MAY 1998 RIOTS sudah memasuki cetakan II dan POLITIK HURU HARA MEI 1998 memasuki cetakan XI.

Meskipun sudah 15 tahun lalu, masih banyak pihak yang belum mengetahui secara jelas peristiwa Huru Hara Mei 1998. Apalagi generasi muda yang mungkin jauh dari kejadian tersebut. Dengan mengetahui secara lebih utuh rentetan peristiwa kerusuhan terbesar di Indonesia ini, diharapkan kita semua dapat mengetahui akar masalah, siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab, siapa yang menjadi korban, dan siapa kambing hitam. Atas dasar itulah buku ini kembali diterbitkan.

Huru hara Mei 1998 seringkali muncul menjelang pemilu atau kontestasi politik. Peristiwa ini kadang menjadi komoditas politik, bahkan fakta-fakta yang berkembang tak selalu didasarkan kejadian sesungguhnya. Banyak rumor dan penyimpangan informasi untuk tujuan berbeda-beda. Bahkan ada upaya menjadikan Huru Hara Mei 1998 sebagai kerusuhan rasial. Ini tentu sudah membelokkan sejarah.

Sebagai salah seorang saksi mata dan berada di tengah putaran badai ketika peristiwa Mei 1998, Fadli Zon tak ingin peristiwa bersejarah itu menjadi propaganda yang keliru. Fadli Zon tak ingin anak cucu dan generasi penerus bangsa membaca sejarah yang salah. Meskipun ada pepatah, “History is always written by the winning generals,” Fadli Zon percaya bahwa kekuatan kebenaran akan muncul jika kita berani menyatakannya.

Peristiwa 1998 Mei yang diikuti mundurnya Presiden Soeharto, tak dapat dipisahkan dari rangkaian krisis moneter yang telah berlangsung sejak juli 1997 dimulai di Thailand dan menyebar ke beberapa negara lain di Asia termasuk indonesia berkembang menjadi krisis ekonomi dan akhirnya melahirkan krisis politik. Dalam konteks ini, kerusuhan menjadi satu keniscayaan.

Peristiwa ini merupakan titik tolak perubahan sebuah era. Indonesia memasuki era baru Reformasi. Sebagian besar tokoh pelaku dan saksi sejarah yang berdiri dalam pusaran peristiwa itu, masih ada hingga kini. Sehingga, Mendudukan diskursus ini merupakan sesuatu yang penting bagi kebenaran sejarah peristiwa Mei 1998.

Buku ” THE POLITICS OF THE MAY 1998 RIOTS” dan “POLITIK HURU HARA MEI 1998” hadir untuk mengurai distorsi dan polemik yang berkembang dalam peristiwa tersebut. Hal-hal yang di angkat dalam buku ini masih menjadi isu yang sensitif bagi sebagian pihak. Terlebih jika ulasan yang disajikan dikaitkan dengan dinamika politik mutakhir. Jenderal Wiranto tetap menjadi bagian analisa utama pembahasan, sebagai pihak yang semestinya turut bertanggung jawab dalam peristiwa 15 tahun silam. Begitu pula ada semacam rivalitas dua jenderal : Wiranto dan porabowo Subianto.