Koleksi Fadli Zon Mulai Dokumen Bung Karno Hingga Koin Majapahit

Fadli Zon berani bertaruh, koleksi koin miliknya lebih banyak dari koleksi yang dimiliki oleh Bank Indonesia. “Bu Mega pernah mampir ke sini (galeri miliknya) berjam-jam beliau melihat satu persatu yang ada,” kata Fadli Zon kepada tribun. Salah satu sejarah yang rapih tersimpan oleh Fadli adalah ratusan koin lama. Fadli belum berani memastikan apakah koin lama yang juga tersimpan di galerinya adalah peninggalan Kerajaan Borneo. “Masih perlu penelitian lebih lanjut,” kata Fadli.

Koin atau alat tukar diduga berasal dari era Kerajaan Borneo ini berbentuk bulat berwarna hitam pekat. Ada sekitar puluhan. Yang lain, alat tukar zaman Kerajaan Majapahit, sampai nilai tukar di zaman Kerajaan Samudera Pasai yang terbuat dari emas. Koin zaman penjajahan Belanda sampai koin berlempeng emas bergambar Soekarno yang banyak diburu para pengagumnya juga ada.

Ingin mengenal Soekarno lebih dekat, Fadli Zon juga menyimpan banyak kenangan salah satu tokoh proklamator ini. Foto-foto yang belum pernah dipublikasikan ke publik, ada digaleri miliknya.

Ada juga dokumen Bung Karno menjadi Ketua Muhammadiyah cabang Provinsi Bengkulu saat dalam pembuangan oleh penjajah Belanda ketika itu. Fadli seakan sulit mengungkap, banyaknya kisah tentang Bung Karno semasa hidup yang diabadikan dalam bentuk foto yang kini disimpannya. Belum lagi berbagai dokumen-dokumen sejarah tentang Bung Karno. Termasuk, berupa surat-surat, foto-foto kongres rakyat tahun 1955, sampai dokumentasi eksekusi terhadap Kartosurwiryo, tokoh DI TII.

“Ini tongkat milik Mohammad Room. Yang ini tongkat milik Muhammad Hatta,” kata Fadli yang meletakkan kedua tongkat bersejarah itu, dekat dengan pintu masuk, sejajar dengan barang-barang bersejarah lainnya. Fadli mengaku seorang ‘kutu buku’ kegemarannya membaca buku tertular kakeknya. Koleksi buku-buku kakeknya, masih ia simpan dan terus diperbanyak hingga sekarang.

“Total buku sekitar 1800-an. Kebanyakan buku-buku tua, buku soal serjarah Indonesia, budaya, ekonomi politik,” ujar sarjana Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan Master of Science (MSc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris.

Mata kemudian tertuju pada album yang diletakkan di atas meja. Ternyata, poster-poster film jaman dulu berkuran 10X10 cm tersimpan rapi. Foto Rhoma Irama, saat masih jaya di eranya saat memerankan film Satria Bergitar, sampai poster film Rano Karno Muda saat berduet dengan Paramitha Rusadi, juga tersimpan rapih.

Yang tak kalah menarik, meski Fadli bukan perokok, namun ia mengkoleksi puluhan rokok kretek home industri. Paling tidak, mereka yang suka seni, begitu masuk ke dalam galeri Fadli Zon, sudah dimanjakan dengan patung kayu karya Hendra Gunawan dan lukisan karya Le Mayeur. Le Mayeur adalah seorang pelukis menetap di Bali. tahun 1930-an.