HKTI Kecam Pernyataan Gisimindo yang Lebih Membela Kepentingan Asing

HKTI Kecam Pernyataan Gisimindo yang Lebih Membela Kepentingan Asing

HKTI Kecam Pernyataan Gisimindo yang Lebih Membela Kepentingan AsingPernyataan Wakil Ketua Gabungan Importir Hasil Bumi Indonesia (Gisimindo), Bob Budiman, menuai kecaman. Bob mengatakan bahwa memakan buah lokal akan menyebabkan diare, dan rasa buah lokal juga kecut dan asam, serta kalah bila dibandingkan dengan buah impor.

Pernyataan Bob ini, kata Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, sangat tak berdasar dan lebih didominasi kepentingan bisnis semata. Faktanya, kualitas buah lokal jauh lebih baik dibanding buah impor. Selain jauh lebih segar, buah tropis juga terbukti lebih unggul kandungan vitaminnya, bahkan bisa lebih dari 10 kali lipat, dibandingkan buah impor. Bahkan, buah lokal juga lebih sehat dan bermanfaat karena tidak mengandung zat aditif atau pengawet untuk mengawetkan dan menjadikan buah manis.

Sebaliknya, kata Fadli, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 28/1), sudah biasa bila buah impor menggunakan zat aditif atau pengawet. Riset IPB pernah menemukan buah impor yang mengandung lapisan lilin sebagai pengawet, yang dapat menyebabkan kanker usus, hati, leukeumia, dan ini tentu saja lebih parahdaripada diare.

“Atas fakta itu, pernyataan Gisimindo tersebut tak valid. Dan jelas yang dibelanya bukanlah hak konsumen, tapi kepentingan segelintir importir saja,” kata Fadli, yang juga Wakil Ketua Umum Gerindra, sambil mengatakan bahwa bahwa persoalan buah ini tak sekedar masalah manis atau asam, tapi juga persoalan naluri kebangsaan dan komitmen mendukung kepentingan nasional.

“Alih alih membela hak konsumen, pernyataan Gisimindo menunjukkan diri mereka sebagai pembela kepentingan, dan melukai hati para petani buah Indonesia. Kurang cukupnya pasokan di pasar, bukan karena kurangnya produk lokal. Namun, seringkali ada oknum yang sengaja memangkas rantai distribusi buah lokal. Akibatnya, pasokan tersendat dan barang menjadi sedikit di pasaran,” tegas Fadli, sambil memastikan bahwa HKTI dan Gerindra mendukung batasan kuota impor buah oleh pemerintah sebab hal ini awal kebangkitan buah lokal dan tentu saja menguntungkan petani Indonesia.