Hari Kartini Momentum DCS 30% Perempuan

Hari Kartini Momentum DCS 30% Perempuan

Hari Kartini Momentum DCS  30 Perempuan

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yakin, melalui upaya politik penerapan 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen dan partai politik (Parpol), bisa mampu memperjuangkan taraf hidup perempuan yang lebih baik.

“Gerindra yakin, upaya politik ini bisa dijadikan cara merespon berbagai permasalahan perempuan. Semakin banyak perempuan berada di sistem politik, semakin berkualitaslah kebijakan yang berkaitan dengan isu perempuan,” nilai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon di Jakarta, Minggu (21/4).

Atas dasar itu, momentum Hari Kartini tahun politik ini, dimanfaatkan Gerindra untuk memperbesar kuota keterwakilan perempuan yang diajukan dalam daftar calon legislatif sementara (DCS), yakni sebesar 35%.

“Karenanya, Gerindra menempatkan 35% kuota perempuan dalam DCSaftar, melebihi dari yang diminta oleh KPU. Dengan harapan, kehidupan perempuan di Indonesia bisa lebih baik,” ujar da harap Fadli.

Menurut Fadli, besarnya kuota perempuan yang diajukan, karena Gerindra melihat berbagai kekerasan terhadap kaum hawa masih sangat tinggi sampai perayaan Hari Kartini, 21 April 2013 ini.

Padahal, imbuh dia, selain mempunyai sosok pahlawan perempuan, Kartini, Indonesia juga telah meratifikasi konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan melalui UU No7 tahun 1984. Hal ini bukti kuat komitmen negara melindungi kaum perempuan.

Sayangnya, meski sudah cukup lama memperingati Hari Kartini dan memberlakukan UU tersebut, angka kekerasan terhadap perempuan dalam lima tahun terakhir justru meningkat, dari 25.522 kasus pada 2007, menjadi 119.107 kasus di 2011. Bentuk kekerasan yang terjadi seperti kekerasan ekonomi, fisik, dan seksual.

“Belum lagi tingkat pemerkosaan yang tinggi. Per 25 Januari 2013 saja, sudah terjadi 25 kasus pemerkosaan, dengan jumlah korban 29 orang. Artinya, satu hari terjadi satu kali kasus perkosaan,” ungkapnya.

Selain itu, imbuh Fadli, kasus perdagangan manusia (human trafficking) juga masih banyak ditemukan. Pada 2011, kurang lebih ada sekitar 289 kasus trafficking perempuan dan 43 kasus kekerasan di tempat kerja. Itu merupakan kasus-kasus yang dapat diidentifikasi. Meskipun demikian, fenomena ini bisa jadi hanyalah fenomena gunung es.

Atas dasar itu, Fadli berharap, peringatan Hari Kartini tahun ini, dapat menjadikan mengingat dan mewujudkan cita-cita Kartini yang memperjuangkan hak-hak perempuan agar bisa hidup lebih maju.

“Selamat Hari Kartini, semoga kiprah perempuan di Indonesia terus bertumbuh lebih maju,” pungkas Fadli.