Gerindra Pelopori Revolusi Putih agar Anak-anak Indonesia Bergizi

Gerindra Pelopori Revolusi Putih agar Anak-anak Indonesia Bergizi

Gerindra Pelopori Revolusi Putih agar Anak-anak Indonesia BergiziPemenuhan gizi masyarakat merupakan hal fundamental bagi pembangunan sebuah bangsa. Namun sayang, hari ini (Jumat, 25/1), yang merupakan Hari Gizi Nasional, kualitas gizi anak Indonesia saat ini masih memprihatinkan, dan bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, kualitas gizi Indonesia masih jauh dari cukup.

Contoh, saat ini, anak Indonesia yang berusia antara 6 sampai 12 tahun mengalami defisit energi hingga 70 persen. Belum lagi defisit protein anak Indonesia yang mencapai angka 80 persen dari batas kebutuhan normal standar WHO. Sementara jumlah anak Indonesia yang menalami hambatan pertumbuhan juga masih tinggi, yakni 25 persen, jaug dengan Malaysia yang hanya 6 persen.

Fakta ini, kata Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, berkaitan erat dengan akses masyarakat terhadap pangan. Konsumsi susu di Indonesia misalnya, hanya lima tetes per orang per hari, atau 11 liter per tahun. Sementara konsumsi telur hanya 87 butir per orang per tahun, dan daging ayam hanya 7 kg per orang per tahun.

“Angka ini cukup timpang dibanding Malaysia yang konsumsi telur 311 dan daging 38,5 kg per orang per tahun. Level Indonesia masih rendah di ASEAN apalagi Eropa. Dan konsumsi gizi yang rendah terkait harga dan daya beli rakyat. Selama ini 70 persen susu kita masih impor,” tegas Fadli, yang jug Sekjen Gimpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) beberapa saat lalu (Jumat, 25/1).

Melihat fakta ini, lanjut Fadli, semua pihak, khususnya pemerintah, harus kerja keras meningkatan kualitas gizi nasional. Misalnya dengen mempercepat swasembada susu, telur, dan daging serta membatasi kuota impor. Jika hal ini tidak diperhatikan maka efeknya buruk sekali, dan anak-anak Indonesia rawan cacat mental, degradasi IQ, mudah terserang penyakit menular, produktivitas kurang, dan besarnya resiko kematian.

“Kondisi ini paradoks. Bangsa yang kaya sumber daya pangan, namun kualitas pemenuhan gizinya sangat rendah. Anak-anak Indonesia adalah generasi penerus. Mereka harus hidup layak gizi agar bangsa ini menjadi bangsa yang sehat dan kuat, dan Gerindra memelopori Revolusi Putih di Indonesia agar setiap anak minum susu dan terpenuhi gizinya,” demikian Fadli.