Gerindra Minta Pemerintah Naikkan Harga Beli Beras

Gerindra Minta Pemerintah Naikkan Harga Beli Beras

Gerindra Minta Pemerintah Naikkan Harga Beli BerasHPP beras 2013 tidak akan dinaikkan pemerintah. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) meminta Pemerintah meninjau ulang keputusan takkan menaikkan harga pembelian Pemerintah (HPP) untuk beras

Pernyataan itu dikeluarkan Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, menanggapi informasi yang diperolehnya bahwa di tahun 2013 ini, HPP beras tidak akan dinaikkan pemerintah.

HPP beras, gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) tahun ini sama dengan tahun 2012, yakni Rp6.600 per kilogram. Sementara harga beras di pasaran sudah mencapai Rp7.000 perkilogram.

“Ini bukti pemerintah tak peduli nasib petani,” kata Fadli Zon di Jakarta, Rabu (16/1).

Dia menyatakan pihaknya sudah melihat adanya pola dampak dari kebijakan tak menaikkan HPP beras itu kepada keputusan petani tak mau menjual beras pada pemerintah. Akibatnya, stok beras di Bulog menjadi kosong atau kurang, sehingga dapat menjadi alasan lagi untuk impor beras.

“Harusnya pemerintah menawarkan HPP yang lebih tinggi,” tukas dia.

Dia lantas mendorong pemerintah agar sekalian menerapkan sistem harga dasar dan harga eceran tertinggi. Dengan harga dasar, pemerintah wajib membeli beras petani jika harga jatuh.

Fadli Zon menyontohkan di negara lain seperti India, pemerintahnya berani membeli beras petani seharga 3-5 persen di atas harga pasar.

Sementara di Indonesia, lanjutnya, kebijakan HPP seringkali mengorbankan petani beras yang ujungnya makin rendah tingkat kesejahteraannya. Di beberapa daerah, banyak petani beras yang sudah beralih ke komoditas lain atau profesi lain.

“Petani beras tak punya harapan sejahtera, dan pemerintah justru makin mengubur harapan itu. Di tengah meningkatnya harga komoditas lain, harusnya ada pula peningkatan untuk HPP beras,” kaþa Fadli Zon.

Dia tak menolak bila kenaikan harga beras bisa meningkatkan potensi inflasi akibat kenaikan harga barang-barang lainnya. Namun, lanjutnya, jika khawatir inflasi meningkat, seharusnya pemerintah mampu menemukan jalan tengah yang tidak mengorbankan petani beras.

Berdasarkan pengalaman Beritasatu berkunjung ke salah satu wilayah produsen beras di Bogor, Jawa Barat, akhir tahun lalu, petani masih kerap merugi sekalipun HPP beras Rp 6.000 perkilogram.

Pasalnya, infrastruktur jalan serta transportasi di pedesaan tempat mereka tinggal sangat buruk. Sehingga walau hasil panen dan kualitas beras bagus, harganya tetap jauh di bawah harga HPP karena termakan biaya pengangkutan produk.

Rata-rata harga jual dari petani itu hanya sekitar Rp2000-Rp4000 perkilogram.