Gerindra: Manuver Taufik Kiemas Untuk Menyegarkan Suasana Politik

Munculnya nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di posisi kedua sebagai calon Presiden 2014 dibawah Megawati Soekarnoputri berdasarkan hasil survei Indobarometer, mencerminkan saat ini masyarakat menginginkan adanya sosok pemimpin yang kuat, visioner, dan berani membela kepentingan rakyat.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Minggu, 9/1).

“Saya kira peluang Pak Prabowo masih sangat terbuka, dan jika Indonesia menginginkan ada perbaikan, maka kita memerlukan pemimpin yang sekarang ini ada karakterikstiknya pada Pak Prabowo,” ujar Fadli.

Sebagaimana diketahui, pada Pemilu lalu, Partai Gerindra pernah bermitra dengan PDIP melalui duet Mega-Prabowo. Setelah kalah di per­tarungan, kabarnya, banteng menjanjikan dukungan untuk Prabowo jadi Capres, pada Pemilu 2014 nanti.

Namun belakangan, manuver kandang banteng sepertinya tak fokus ke pencapresan Prabowo. Petingginya, Taufik Kiemas malah bermesraan dengan Demokrat. Dan terakhir, dia menyatakan bahwa PDIP akan memunculkan Capres dari kalangan muda, usia 40-50.

“Itu mah biasa. Itu namanya manuver politik. Biasa, sah-sah saja. Yang nanti menentukan adalah sikap resmi partai. Nah, tentu terlalu dini, terlalu pagi untuk sikap politik itu. Wong, Pemilu juga masih panjang,” ujar Fadli.

Politisi yang juga Sekjen HKTI ini juga menambahkan, wacana yang digulirkan Taufik Kiemas selain sebagai manuver yang sah-saja saja dalam politik,  hal tersebut juga dapat menjadi bahan untuk diskusi, perdebatan, dan untuk menyegarkan suasana politik.

“Jadi tidak perlu alergi dengan apa yang dilontarkan pak Taufik. Karena kita sebagai Parpol harus bisa menjalin kerjasama dari awal, termasuk Gerindra juga tidak menutup kemungkinan kerjasama dengan Demokrat, Golkar, atau dengan partai lainnya. Sepanjang sejalan melihat konfigurasi Indonesia ke depan, dan membela kepentingan rakyat,” tambah Fadli.