Gerindra: Insiden di Lapas Sleman seperti bangsa dikuasai mafia

Gerindra: Insiden di Lapas Sleman seperti bangsa dikuasai mafia

Gerindra Insiden di Lapas Sleman seperti bangsa dikuasai mafia

Aksi penembakan empat tanahan di Lapas II B Sleman oleh 17 orang bersenjata membuktikan penegakan hukum di Indonesia masih lemah. Tanpa penjagaan yang ketat, sekelompok orang tidak dikenal berhasil masuk hingga membunuh tahanan dengan pucuk senjata laras panjang.

“Insiden ini mirip kejadian pada sebuah bangsa yang gagal atau dikuasai mafia. Negara tak berdaya dan lemah menghadapi kelompok bersenjata. Hukum tak berjalan dan kurang wibawa,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon melalui keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Minggu (24/3).

Fadli meminta pemerintah tidak menganggap sepele peristiwa tersebut. Sehingga, kejadian yang dinilai sebuah teror harus dibuktikan dengan penanganan yang cepat dan nyata dari pemerintah.

“Jika tidak ditangani serius, masyarakat akan makin tak percaya pada aparat penegak hukum dan bebas main hakim sendiri,” tambahnya.

Dia juga berharap, pengamanan di lapas-lapas lebih ditingkatkan. “Hal yang lebih strategis adalah penguatan peran negara melalui penegakan hukum yang adil,” tandasnya.

Peristiwa penembakan empat tahanan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta terjadi pada Sabtu (23/3) dini hari. Empat orang diberondong peluru. Keempat tahanan itu merupakan pelaku penganiayaan yang menewaskan seorang anggota Kopassus, Sertu Santoso (31) di Hugo’s Cafe Kota Yogyakarta.

Kejadian penembakan itu berlangsung sekitar pukul 01.30 WIB, dimulai dengan kedatangan belasan orang bercadar ke dalam Lapas. Dengan menggunakan penutup muka berwarna hitam, para pelaku melompati pagar setinggi sekitar satu meter.

Pria berbadan tegap itu lantas melumpuhkan sipir penjara, dan memaksanya untuk masuk ke dalam sel tahanan. Tidak berhenti sampai di sana, para pelaku meminta sipir pembawa kunci untuk memeriksa satu per satu sel guna menemukan sasarannya.

Tidak lama, mereka menemukan para pelaku yang tengah meringkuk di dalam sel. Tanpa basa-basi, belasan pria bercadar itu menembakkan senjata api ke arah para korban hingga tewas.