Gerindra: Ada Yang Salah Dengan Demokrasi Indonesia

Gerindra: Ada Yang Salah Dengan Demokrasi Indonesia

Gerindra: Ada Yang Salah Dengan Demokrasi Indonesia

Sistem hukum yang lemah mendorong praktik politik yang cacat dan korup, sehingga akhirnya para koruptor justru menjadi penguasa. Jakarta, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan bahwa tingginya praktik korupsi yang terjadi di Indonesia membuktikan ada yang salah dengan demokrasi yang berjalan saat ini.

“Maraknya praktik korupsi saat ini, merupakan isyarat ada yang salah dengan demokrasi kita. Pertumbuhan demokrasi diiringi pertumbuhan praktik korupsi. Korupsi anggaran, proyek daerah, skandal bank, hingga makelar impor,” ujarnya melalui rilis yang diterima Aktual.co, Selasa, (5/2).

Dia menyebut bahwa kesalahan utama dalam desain politik di Indonesia adalah karena tidak adanya sistem hukum yang kuat. Akibat hukum yang ada tidak kuat, sehingga demokrasi menjadi cacat.

“Kesalahan utama karena memang desain politik kita dibentuk tanpa sistem hukum yang kuat. Akibatnya hukum tak berwibawa dan menjadi subordinasi politik, namun sejatinya supremasi hukum tak berjalan. Hasilnya, demokrasi kita tumbuh, tapi tak berkembang, malah cacat parah,” tambahnya.

Sistem hukum yang lemah mendorong praktik politik yang cacat dan korup, sehingga akhirnya para koruptor justru menjadi penguasa.

“Dengan posisi itulah, desain hukum kita direkayasa,” terangnya.

Sehingga wajar jika demokrasi sulit memberikan kesejahteraan bagi rakyat indonesia, karena subtansi demokrasi sudah dirampok oleh penjahat politik melalui praktik korupsi.