Fadli Zon Teteskan Air Mata Ditanya Orangtua oleh Deddy Corbuzier

Fadli Zon Teteskan Air Mata Ditanya Orangtua oleh Deddy Corbuzier

fz4

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon tampak sedih dan menitikan air mata saat ditanya soal kondisi kedua orangtuanya.

Dilansir TribunWow.com, melalui akun Youtube TRANS7 OFFICIAL, video tersebut tersebar, Jumat (2/3/2018).

Dalam acara Hitam Putih yang ditayangkan oleh stasiun televisi itu, mengundnag Fadli Zon sebagai bintang tamu.

Acara yang dipandu oleh Deddy Corbuzier itu menguak sisi lain seorang Fadli Zon.

Diawal acara tersebut Fadli Zon mengaku menyukai sate padang dan bakso.

Ia mengaku menyukai kedua makanan itu, terlebih makan di pinggir jalan.
“Makan di pinggir jalan, itu beneran suka, sangat menikmati, bukan untuk pencitraan,” ujarnya.

Tak hanya soal makanan, rupanya, Fadli Zon sangat menyukai buku dan keris.

Menurutnya, Keris merupakan puncak kehebatan nenek moyang.

“Menurut saya, Keris merupakan puncak karya tertinggi nenek moyang sejak ribuan tahun yang lalu, hingga saat ini, pada tahun 2005, UNESCO mengakui sebagai warisan agung dunia,” ujar Fadli Zon

Rupanya, Fadli Zon memiliki ribuan Keris yang ia koleksi di rumahnya.

Kemduian, saat ditanya masa lalunya, Fadli Zon mengaku sangat suka menulisk puisi sejak kelas 3 SD dengan menggunakan mesin tik.

Bahkan Fadli Zon mengungkapkan jika ia dan keluarganya merupakan keluarga pencari beasiswa.

“Keluarga saya sangat sederhana, jadi ya satu-satunya cara agar saya bisa bersekolah dnegan menceri beasiswa,” ujarnya.

Kemudian Fadli Zon mennceritakan masa kelamnya saat mengalami kecelakaan.

“Saya dulu pernah kecelakaan, saat naik gunung ikut kegiatan pramuka,dan saya mengalami patah tulang dan butuh perawatan sekitar 3 bulan,” ujarnya.

Setelah itu, Fadli Zon menceritakan jika dirinya saat akan melakukan perawatan demi kesemubuhannya, rupanya ia mengalamai kecelakaan kedua hingga mengakibatkan sang ayah meninggal dunia.

“Jadi saat saya mau berobat jalan, saya naik motor dengan ayah saya, kecelakaan, hingga ayah saya meninggal, saat itu saya di usia hampir 15 tahun,” ujarnya.

Fadli Zon mengaku melihat kasih sayang sang ayah yang begitu besar.

“Ayah saya berkorban untuk saya, saya berhutang banyak kepada ayah,” ujar Fadli Zon.

Ternyata, kepergian sang ayahnya itu bertepatan sehari setelah Fadli Zon berulang tahun.

“Waktu saya ulang tahun, saya diberi hadiah pisang, jadi kepergian ayah itu benar-benar sang ayah, tanggal 2 Juni,” ujarnya.

Terkait hal itu, Fadli Zon mengaku sedih dan ia kerap merayakan hari ulang tahunnya untuk memberikan hadiah untuk sang ibu.

Sejak itu, sang ibu Fadli Zon harus berjuang untuk menghidupi keluarga.

Lantaran hal itu, Fadli Zon mengaku sangat berterimakasih kepada sang ibu atas usahanya dan doanya selama ini.

Di momen tersebut, Fadli Zon mengaku bahagia dengan aktivitasnya yang setiap hari bertemu dengan sang ibu bahkan sebelum bekerja mencium tangan sang ibu.

“Itu merupakan kebahagiaan yang tak bisa diukur ya, karena mencium tangan sang ibu itu merupakan anugerah,” terangnya.

Dengan kebersamaan dengan sang ibu, Fadli Zon mengaku bersyukur bisa bersama dengan ibu.

 

Sumber