Fadli Zon: Syafruddin Prawiranegara Pendiri Republik

-Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) merupakan tonggak peristiwa sejarah penting yang terlupakan atau tepatnya dipinggirkan.

“Sebagian besar rakyat Indonesia diasingkan dari sejarah PDRI, seolah-oleh PDRI tidak pernah terjadi atau hanya embel-embel dari serentetan peristiwa besar, kata Tokoh Intelektual Muda Sumatera Barat, DR. Fadli Zon, MA yang tampil sebagai salah seorang pemakalah pada Seminar Nasional “Satu Abad Mr Syafruddin Prawiranegara” yang bertemakan “Makna PDRI dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia” di Istana Bung Hatta, Bukittinggi, Minggu (3/4).

Fadli Zon menilai MR Syafruddin Prawiranegara adalah seorang pendiri Republik, tokoh bangsa yang berjasa dalam memperjuangkan dan mempertahankan Republik Indonesia.

Syafruddin Prawiranegara katanya, adalah tokoh yang dikenal sebagai pemimpin yang jujur, sederhana, tanpa pamrih, satu kata dengan perbuatan, tegas, berpegang pada prinsip dan idealis. Perjalanan hidup Syafruddin Prawiranegara, menunjukkan dia tidak pernah takut pada hidup, betapapun besar tantangan dan godaan.

“Syafruddin Prawiranegara lebih takut pada Allah SWT. Begitulah karekter sosok Syafruddin Prawiranegara,” kata Fadli Zon, putra Limapuluh Kota ini.

Disampaikannya, sebab-sebab utama marjinalisasi sejarah PDRI karena tokoh-tokohnya termasuk Syafruddin Prawiranegara juga ikut dalam peristiwa PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia). Dua peristiwa yang terpaut satu dekade itu dipimpin oleh aktor-aktor yang sama meskipun konteks sejarahnya sangat berbeda. “Disini kita lihat bahwa sejarah memiliki subyektifitas tinggi,” ujar Fadli Zon.

Fadli Zon yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini, menegaskan PRRI adalah koreksi atas pemerintah pusat yang dianggap telah menyimpang dari cita-cita proklamasi.

Setidaknya, katanya, karena pemerintah pusat mengabaikan daerah dan cendrung memberi tempat pada ideologi komunisme yang jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila.

Hingga kini, Ketua PDRI Mr. Syafruddin Prawiranegara belum diakui sebagai pahlawan nasional. Ia bahkan tetap menjadi kontraversi bagi sebagian kalangan militer, generasi tua dan kalangan nasionalis yang tidak menyukai PRRI, pungkas Fadli Zon.