Fadli Zon Siap Bantu Pembiayaan agar GRI Semarang agar Tak Roboh

Fadli Zon Siap Bantu Pembiayaan agar GRI Semarang agar Tak Roboh

Gedung-SI-300x202Pengajar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia Fadli Zon menyatakan kesediaannya agar Gedung Rakyat Indonesia (GRI) Semarang jangan sampai roboh.

Kesediaan ini disampaikan Fadli kepada pemerhati sejarah Semarang, Rukardi, yang juga pemimpin redaksi Tabloid Cempaka.

Menurut Rukardi kepada Kabar Semarang hari ini (31/5), hari Rabu pekan lalu, malam hari, Fadli Zon telah datang ke GRI Semarang di Jl Gendong Kelurahan Sarirejo, Semarang Timur, dan melihat kondisi GRI Semarang kian memprihatinkan.

“Saya menemani dia (Fadli) malam itu. Ia mengatakan, agar jangan sampai roboh, beliau siap membantu pembiayaannya, tapi untuk itu harus dibicarakan dengan pengurus Yayasan Balai Muslimin yang sebelumnya pengguna GRI ini,” kata Rukardi.

Ia jelaskan, Fadli Zon mengharapkan GRI ini jangan sampai hilang, sebab GRI Semarang yang merupakan peninggalan Sarekat Islam (SI) Semarang ini memiliki nilai sejarah luar biasa tinggi.

Fadli, ujar Rukardi, juga mengharapkan agar ke depan Pemkot Semarang menjadikan GRI ini sebagai cagar budaya. Namun sambil menunggu proses ke arah cagar budaya, GRI harus diselamatkan jangan sampai roboh.

Namun ini semua, lanjut Rukardi, harus dibicarakan dengan baik dengan pengurus yayasan.

“Tahun ini kalau tidak ada perbaikan, sepertinya akan roboh,” kata dia.

Rukardi menjelaskan, Fadli tidak ada kepentingan apa-apa terkait GRI itu kecuali agar gedung itu jangan sampai roboh dan hilang. Nanti kalau bangunan tersebut selamat, lanjut ia, bisa dipergunakan untuk kepentingan umum, seperti untuk kepentingan keagamaan, pendidikan, dapat pula dimanfaatkan untuk warga misalnya sebagai balai pertemuan dan sebagainya.

“Intinya bangunan ini jangan sampai roboh atau digantikan bangunan lain yang tidak punya nilai sejarah,” ucapnya.
Rukardi mengucapkan itu, sebab sebelum ini pihak yayasan pernah punya rencana untuk mengganti GRI Semarang menjadi gedung baru tiga lantai.

“Alasan mereka adalah untuk kepentingan umat. Kami juga berpikir kalau gedung ini dipugar kembali seperti sedia kala, ya untuk kepentingan umum, tapi harus tetap sesuai aslinya, bukan menjadi gedung lain tiga lantai yang tidak ada nilai historisnya,” jelasnya. (Kabar Semarang)