Fadli Zon: ”Saya Kira Anak SMA Juga Jago”

Fadli Zon: ”Saya Kira Anak SMA Juga Jago”

fadli zon

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon tidak bisa mentolerir adanya kesalahan input formulir C1 ke Situng KPU hanya karena alasan human error.

Perkembangan teknologi yang begitu canggih di zaman sekarang, kata dia harusnya diimbangi dengan sumber daya manusia yang mumpuni untuk pihak operator.

Bahkan Fadli membandingkan pekerjaan operator penginput Situng dengan pelajar di bangku SMA.

Katanya persoalan menginput data dengan kombinasi angka yang tak terlalu banyak bisa dengan mudah dilakukan oleh pelajar di bangku SMA.

“Nggak boleh ada human error. Kita kan udah canggih, saya kira anak SMA saja sudah jago itu,” kata Fadli di KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2019).

Petugas operator dengan keahlian yang dimiliki sepatutnya bisa mengira-ngira sendiri berapa jumlah DPT di setiap TPS. Karena KPU sudah membatasi hingga maksimal 300 orang per TPS.

Sehingga ketika ada suara masuk ke Situng dengan jumlah fantastis dengan angka suara mencapai ribuan, sepatutnya mereka bisa mendeteksi sendiri bahwa telah terjadi kesalahan.

“Harusnya langsung ter-reject, sehingga terverifikasi. Ini yang tidak terjadi dalam sistem ini. Misalnya, kita udah tahu jumlah DPT di setiap TPS, walaupun ada penambahan kita tahu berapa, tidak mungkin ada 1.000 orang di satu TPS,” jelasnya.

“Jadi kalau ada angka di TPS sampe seribu, dua ribu apalagi ada yang delapan ribu, itu kan mustahil. Harusnya dengan sendirinya ter-reject, tidak terverifikasi, dan tidak masuk dalam Situng,” imbuhnya lagi.

Menurutnya, meski KPU mengaku terus mencari kesalahan input dan meminta peran serta masyarakat, namun kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan terus menerus terjadi dalam Situng KPU.

Maka itu dia mengusulkan kepada KPU untuk menyetop beberapa hari real count tersebut sambil perbaiki sistem yang digunakan.

“Saya kira mestinya dihentikan dulu, perbaiki dulu sistemnya, itu saya kira dalam beberapa hari aja atau beberapa jam aja bisa kok. Sistemnya menurut saya ini masih banyak kelemahan,” kata Fadli.

 

Sumber