Fadli Zon Pertanyakan Peran Wiranto Saat Kerusuhan 1998

Fadli Zon Pertanyakan Peran Wiranto Saat Kerusuhan 1998

Fadli Zon Pertanyakan Peran Wiranto Saat Kerusuhan 1998

Daripada memojokkan mantan Pangkostrad Letjen (Purn) Prabowo Subianto terlibat sebagai dalang rusuh 1998, jauh lebih baik mempertanyakan peran Wiranto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Hal itu dinyatakan Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang dibesut Prabowo, di Jakarta, Rabu (15/5).

Menurut Fadli Zon, salah satu keganjilan dalam episode kerusuhan Mei 1998 adalah ketika sejumlah pimpinan ABRI saat itu malah tak berada di Jakarta.

Mereka berbondong-bondong diboyong ke Malang untuk menghadiri upacara pemindahan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dari Divisi I ke Divisi II Kostrad.

“Ada pertanyaan masih tersisa, kenapa Panglima ABRI waktu itu, Jenderal Wiranto, membawa para Jenderal ke Malang. Padahal Jakarta sedang dilanda kerusuhan?” Kata Fadli Zon.

Wiranto saat ini adalah Ketua Umum Partai Hanura.

Menurut Fadli Zon, acara seremonial ABRI itu sama sekali tak penting jika dibandingkan keadaan Jakarta di tengah rusuh.

Upacara di Malang dihadiri Pangab Jenderal TNI Wiranto, KSAD Jenderal TNI Subagyo HS, Pangkostrad Letjen TNI Prabowo Subianto, Danjen Kopassus Muchdi PR, dan beberapa petinggi militer lainnya.

Mereka berangkat pagi ke Malang dan pulang siang hari. Prabowo berkali-kali menyarankan agar acara tersebut ditunda namun Wiranto tetap mengharuskan.

“Ketika para Jenderal kembali ke Jakarta, kerusuhan tak dapat dikendalikan,” ujar dia.

Karena itu, dia mengaku hingga kini masih heran dengan alasan Wiranto bersikukuh pergi ke Malang padahal Jakarta sedang dilanda huru-hara.

“Ini masih misteri. Mudah-mudahan bukan usaha pembiaran,” kata Penulis Buku berjudul ‘Politik Huru Hara Mei 1998’ itu.