Fadli Zon: Penyebaran Selebaran Gelap Tindakan Pengecut

Fadli Zon: Penyebaran Selebaran Gelap Tindakan Pengecut

Terkait beredarnya selebaran yang menyerang Prabowo dan Ahok di Cipinang, Jakarta Timur, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menyebut pelaku penyebaran selebaran tersebut merupakan pengecut.

“Saya kira menyebarkan selebaran gelap atau kampanye hitam, itu merupakan tindakan yang pengecut,” ujar Fadli Zon saat ditemui usai menghadiri acara Orientasi Kehidupan Kampus (OKK) Mahasiswa Baru Universitas Indonesia, di Kampus UI, Depok, Selasa (28/8/2012).

Lebih lanjut, Fadli mengatakan dalam Pilkada selalu ada selebaran-selebaran gelap. Hal tersebut, lanjut Fadli, merupakan bentuk keputus-asaan.

“Biasanya mereka mentok dengan strateginya jadi malah menjelek-jelekkan orang, klasik itu sudah kuno,” tukas Fadli.

Seperti diketahui sebelumnya selebaran gelap menghina kandidat wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beredar di kawasan Cipinang Indah II, di Jalan walet dan di Jalan Nuri sekitar Blok EE, Cipinang Indah II, Jakarta Timur.

Salah seorang pembantu rumah tangga di komplek tersebut Amah (26) membenarkan hal tersebut. Ia mengungkapkan bahwa kemarin ada 5 lembar amplop kembar yang terhampar di halaman rumah majikannya.

Berikut ialah tulisan yang tertera dalam surat edaran gelap tersebut:

“Prabowo Subiyanto Letjen TNI Purn Mantan Pangkostrad, di pecat dari TNI, ditolak masuk ke : Amerika Serikat, Uni Eropa, dll. Karena kejahatan HAM sekarang : Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dalang Tragedi Mei 1998. Kami etnis Tionghoa dianiaya, dirampok, toko dan rumah dibakar, dibunuh, istri dan anak-anak gadis diperkosa. Jangan lupakan itu!”

Dan yang ditujukan kepada calon wakil kepala Daerah Ibukota Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berisikan sebagai berikut :

“Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) penghianat! Karena ambisi kekuasaan, bekerja sama dengan prabowo. Ahok tidak merasakan penderitaan kita di Jakarta, ketika itu ia di Belitung. Mari kita tolak Ahok Penghianat!!!”

Pada kedua surat tersebut, tulisan dibuat dengan huruf kapital. Seperti yang terdapat pada foto diatas. Sampai berita ini diturunkan, belum ada tindakan dari Panwaslu wilayah setempat, hal ini mungkin karena tidak ada warga yang melaporkan kejadian tersebut.