Fadli Zon pamerkan Sengkuni yang hasut Prabu Duryudana

Fadli Zon pamerkan Sengkuni yang hasut Prabu Duryudana

Fadli Zon pamerkan Sengkuni yang hasut Prabu Duryudana

Univeritas Indonesia (UI) menggelar acara ‘Wayang Goes to Campus’, yang diselenggarakan 4-5 April 2013 di Balairung Universitas Indonesia. Ada sarasehan wayang, bazar, pameran, gelar wayang Nusantara dan ruwatan.

Wakil Ketua Partai Gerindra, Fadli Zon Library pun ikut dalam pameran ini. Berbagai koleksi wayangnya, antara lain wayang kulit Cirebon, wayang suket, wayang klithik, wayang golek tengul, dan topeng ikut dipamerkannya.

Fadli Zon yang juga Ketua ILUNI FIB UI (Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI) memamerkan koleksi wayangnya bertujuan menambah khazanah pewayangan di kalangan mahasiswa UI dan masyarakat umum.

“Semua koleksi saya punya kekhasan masing-masing. Wayang kulit Cirebon, merupakan wayang kulit dengan 10 tokoh punakawan yang merupakan cucu Semar. Tokoh wayang ini tak ada dalam wayang kulit Jawa umumnya,” kata aktivis budaya, kolektor wayang ini.

Kemudian, imbuhnya, koleksinya yang ikut dipamerkan adalah wayang suket. Wayan ini merupakan media sosialisasi anak-anak di pedesaan, sering dimainkan sambil menggembala kerbau.

“Sedangkan wayang klithik dan wayang golek tengul, menjadi media penyebaran Islam di Jawa oleh Wali Sanga dengan mengambil cerita Panji atau Menak karya Ki Yosodipuro,” tambahnya.

Yang menarik adalah dipamerkannya sosok Sengkuni yang sedang beradegan menghasut keponakannya Prabu Duryudana agar mau merebut tahta kerajaan Hastina, dan disaksikan Pendeta Dorna. Adapun alasan dari Fadli Zon untuk mengangkat tokoh Sengkuni dalam WGTC 2013 ini adalah agar masyarakat lebih waspada dan dewasa atas upaya-upaya pemecah-belah bangsa dan usaha penghasutan seperti sikap Sengkuni yang ingin menguasai dan menghancurkan bangsa Indonesia.

“Wayang adalah warisan budaya yang sudah diakui UNESCO. Wayang sudah dikenal masyarakat Nusantara sejak ribuan tahun lalu, selain sebagai media komunikasi dan hiburan, juga sarat tuntunan sosial dan relevan hingga saat ini. Pameran dan WGTC 2013 ini merupakan bentuk apresiasi terhadap wayang,” demikian Fadli Zon.