Fadli Zon Menguak 81 Foto Eksekusi Imam DI/TII

Fadli Zon Menguak 81 Foto Eksekusi Imam DI/TII

Fadli Zon Menguak 81 Foto Eksekusi Imam DI TII

Penulis buku sekaligus pemilik perpustakaan Fadli Zon Library (FZI) berjudul “Hari Terakhir Kartosoewirjo” Fadli Zon menguak 81 foto eksekusi imam Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Buku yang berisikan sebuah fakta sejarah mengenai salah satu episode terpenting dalam perjalanan tentang hidup mati Sekarmadji Marijdan Kartosoewirjo yang dieksekusi mati pada 12 September 2012.

Peristiwa yang terjadi persis 50 tahun lalu itu dibedah bersama Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, H. Noor Akhmad, dan Rukardi, di Aula lantai 3 Kampus 2, Unwahas, Semarang, Rabu (24/13).

Fadli Zon mengatakan, latar belakang bedah buku dengan menguak 81 foto eksekusi imam DI/TII Kartosoewirjo oleh sekelompok TNI mendudukan fakta dan sejarah.

Pasalnya, fakta-fakta ini jarang sekali, untuk mengatakan tidak pernah sama sekali, terungkap oleh sejarawan Indonesia maupun peneliti asing dalam catatan buku mereka atau pun dalam publikasi ilmiah kesejarahan Indonesia.

“Bagaiamana menghargai kedudukan sejarah secara apa adanya. Peristiwa ini sangat penting Kartosoewirjo sebagai sosok pejuang yang mendeklarasikan bangsa Indonesia yang dianggap menyisakan pertanyaan yang masih membingungkan sejarah,” ucap dia.

Menurut Fadly, munculnya pertanyaan sejarah terhadap Kartosoewirjo penuh kontraversial ini adalah tokoh ketua Young Java, Youang Islam Born, termasuk deklarator sumpah pemuda.

Fadli Zon sendiri tidak melakukan penelitian secara mendalam, melainkan menguak melalui 81 foto visual story yang ada kode angka nomernya secara runtut beserta kepson tulisan foto yang ditulis pada kertas secara terpisah. Proses mendapatkan koleksi foto Kartooewirjo diperoleh usai acara Java Action, di hotel Redtop.

“Ada seoarang kolektor menawarkan koleksi foto Kartosoewirjo kepada saya. Koleksi foto ini sudah lama berada ditangannya dan sempat hendak dibeli sejumlah pihak. Saat ditawarkan, mulanya ada seorang dari Jerman yang ingin memiliki koleksi foto tersebut. Namun, setelah saya coba yakinkan pada kolektor yang memilikinya, bahwa kelak koleksi dokumentasi foto ini lebih bermanfaat, jika disimpan di perpustakaan FZL. Akhirnya koleksi foto bersejarah itu jatuh ke tangan saya,” ceritanya.

Dari hasil kajian dan analisis momentum Kartosoewirjo, ungkap Fadly, dalam foto ini juga sulit ditelusuri, karena memang waktunya sudah lama. Namun, hampir bisa dipastikan semua foto yang berada dalam koleksi ini belum pernah dipublikasikan, dan hanya satu-satinya di dunia.

“Kemungkinan besar foto tersebut didokumentasi oleh tentara. Ini dapat dilihat dari keterlibatan orang-orang yang hadir dalam peristiwa eksekusi dan cara menuliskan keterangan foto yang serba kaku khas ala tentara,” terang FDL.

Dia menjelaskan publikasi foto-foto itu sekaligus menjawab teka-teki lokasi tempat eksekusi mati Kartoesowirjo. Beberapa sumber sejarah menyebutkan lokasi eksekusi berada di sisi barat Pulau onrust, Kepulauan Seribu, dekat pemakaman Belanda.

Tetapi, foto ini bercerita bahwa lokasi eksekusi Kartosoewirjo sebenarnya di Pulau Ubi, di gugusan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

“Dokumentasi foto ini sudah berbicara sendiri secara terinci dan detil hari terakhir menjelang detik-detik eksekusi yang diawali dari pertemuan keluarga. Saat itu, selanjutnya diberondong peluru TNI, dan jasadnya di sholatkan dan dikubur,” pungkasnya.