Fadli Zon Maju dalam Pilkada Sumbar

Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon hampir pasti maju sebagai bakal calon gubernur (cagub) Sumbar 2010-2015. Hal itu dikatakan Sekretaris DPD Gerindra Sumbar Abel Tasman, di Padang.

Abel  juga mengaku mendapat pesan dari Fadli Zon untuk mengatasi sejumlah masalah yang dihadapi terkait pencalonan. Di antara masalah dimaksud adalah siapa yang mungkin menjadi kandidat wakil, dan bagaimana peta kekuatan di Sumbar. Anggota DPRD Sumbar itu mengatakan, Fadli Zon berharap agar menghitung lagi tingkat elektabilitasnya, sesuai perkembangan perpolitikan di Sumbar.

Abel memperkirakan kalau Fadli Zon maju sebagai cagub,  besar kemungkinan sejumlah politisi muda asal Sumbar, seperti Jeffrie Geovanie (Golkar), dan Indra J Piliang (Golkar), tidak akan maju sebagai cagub. Gerindra saat ini hanya memiliki empat kursi di DPRD Sumbar. Untuk bisa mengusung cagub, sebuah partai atau gabungan partai mesti memiliki minimal sembilan kursi.

Terkait hal itu, kata Abel, Gerindra sejak awal sudah melakukan komunikasi dengan partai lain, seperti PDIP yang memiliki tiga kursi, dan PBR dua kursi. Abel mengatakan ajang pilkada, sangat berbeda dengan pemilihan legislatif. Pada pilkada, mesin partai tidak jalan. Karena itu, popularitas seorang kandidat sangat menentukan.

Dalam kaitan itu, Gerindra melihat figur Fadli Zon sangat tepat memimpin Sumbar lima tahun mendatang. “Sumbar membutuhkan figur yang progresif. Gubernur ke depan mesti memiliki visi, kemampuan leadership, manajemen pemerintahan, dan punya entrepreneurship,” kata dia.

Menurut dia, Fadli Zon memiliki kapasitas pribadi yang lebih dari cukup. Hanya saja diakui, sebagai putra Sumbar yang besar di rantau, Fadli Zon mesti didukung oleh wakil yang menguasai antropologi Sumbar.

Fadli Zon lahir di Jakarta, 1 Juni 1971. Dia seorang kolumnis, penulis dan aktivis sosial politik.  Pria berkaca mata itu menyelesaikan pendidikan sarjana pada Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan Master of Science (MSc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris.