Fadli Zon: Konflik TNI-POLRI Terjadi Karena Kesenjangan Kewenangan

Fadli Zon: Konflik TNI-POLRI Terjadi Karena Kesenjangan Kewenangan

Fadli Zon Konflik TNI-POLRI Terjadi Karena Kesenjangan Kewenangan

Konflik antara TNI dan POLRI kembali terjadi. Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, dirusak oknum anggota tentara Yon Armed 76/15 Tarik Martapura Kamis (7/3). Akibatnya, Mapolres terbakar. Hal ini diduga sebagai respon solidaritas anggota TNI yang tewas tertembak oleh oknum POLRI akhir Januari lalu.

“Kejadian ini patut disesalkan dan seharusnya tak pernah terjadi. Partai GERINDRA sangat prihatin. Tak sepantasnya konflik ini terjadi antar dua institusi negara. Kejadian ini harus segera diselesaikan oleh pihak-pihak terkait agar hal serupa tak terulang kembali,” terang Fadli Zon kepada SOROTnews.com, Jumat (8/3/2013).

Fadli Zon mengatakan, solusi kedepan. Yang harus dilakukan adalah memastikan agar proses hukum yang ada berjalan baik. “Hukum harus ditegakkan. Pihak-pihak yang bersalah, mendapat sanksi sepadan,” tegasnya.

Lebih jauh, Fadli Zon menilai kejadian bentrok TNI-POLRI sudah berulang kali perlu dikaji akar permasalahannya. Termasuk UU yang menaungi kedua institusi.

“Kesenjangan kewenangan adalah salah satu yang perlu dievaluasi,” imbuhnya.

Lebih jauh, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini memberi saran bahwa komunikasi yang intens antar anggota TNI-POLRI harus dibangun lebih serius. Kata Fadli, komunikasi dua arah mulai dari pimpinan tertinggi hingga ke level bawah harus dibangun dan diperkuat.

“Masing-masing institusi juga harus mengikis ego sektoral. Sebagai instrumen keamanan dan pertahanan negara, TNI-POLRI harus diikat oleh kesamaan tujuan, walaupun memiliki perbedaan tugas,” tandasnya.

“Kejadian ini juga merupakan evaluasi terhadap Inpres Kamtibmas No 2/2013. Ini menunjukkan bahwa implementasi Inpres ini tak efektif. Padahal, konsolidasi antara TNI dan POLRI adalah prasyarat efektifnya Inpres ini,” demikian Fadli Zon. (red/njp)