Fadli Zon: Harga Daging Meroket Solusinya Bukan Impor

Fadli Zon: Harga Daging Meroket Solusinya Bukan Impor

Fadli Zon Harga Daging Meroket Solusinya Bukan Impor

Fadli Zon, Sekretaris Jenderal DPN HKTI angkat suara menanggapi tingginya harga daging. Menurutnya satu sisi, tingginya harga daging sebenarnya berdampak positif bagi peternak. Namun pada sisi lain, jika kenaikan itu terlalu tinggi jadi masalah bagi konsumen.

Pasalnya, tegas dia, harga daging sapi yang mencapai Rp90 ribu perkilogram, merupakan harga tertinggi dibanding negara lain yang hanya di kisaran Rp50 ribu-60 ribu perkilogramnya.

Masih menurut Fadli, dengan harga tinggi ini peternak tak selalu menikmati keuntungan atas hal itu. Karena dampak tingginya harga daging, pasti akan menggatrol naiknya harga-harga kebutuhan pokok lainnya.

“Seharusnya, harga tinggi menjadi insentif peternak. Belum lagi, tingginya harga daging sapi berpengaruh terhadap harga produk lain. Yang jelas semakin mahal daging, rakyat makin sengsara,” menurutnya kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (8/2/2013).

Kata dia, tingginya harga disinyalir karena kelangkaan pasokan daging di pasar. Namun bukan berarti untuk mengatasi kelangkaan pasokan, harus impor dan melepaskan pada mekanisme pasar.

Dia tegaskan, tekanannya atas persoalan ini bukan memperbesar kuota impor. “Impor tak akan menyelesaikan masalah. Bahkan impor rawan korupsi dan menjadi mainan para koruptor,” tegas dia.

Sebagai informasi, harga daging sapi di pasaran kian melambung. Belakangan, harga karkas daging sapi melejit hingga 20 persen.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (Apdasi) Dadang Iskandar memaparkan, harga karkas daging sapi mencapai Rp 71.000-Rp 72.000 per kilogram (kg). Padahal, sebelumnya hanya di kisaran Rp 60.000 per kg.

“Harga di rumah potong hewan (RPH) tidak rasional. Kami perkirakan jelang Lebaran bisa lebih dari Rp 100.000 per kg,” kata Dadang, Kamis