Fadli Zon dan Gelar Kanjeng Pangerannya

Kanjeng Pangeran Fadli Zon Kusumo Hadiningrat. Itulah nama baru yang dianugerahkan Pakubuwono XIII dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Bagaimana perasaan Fadli menerima gelar baru itu?

“Saya merasa terhormat dengan ini, karena saya kan orang Minang. Tapi bagi saya ini beban dan amanah. Bagi saya ini tradisi yang bagus. Bukan mau mengagungkan feodalisme, tapi tradisi semacam ini merupakan bagian jatidiri yang tidak boleh dilupakan,” ujar Fadli dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (27/6/2011).

Penyerahan gelar dilakukan Minggu (26/6) malam di Keraton Surakarta Hadiningrat. Keesokan harinya, Fadli menghadiri Upacara Tingalandalem Jumenengan yang ke-7 Pakubuwono XIII di Sasana Sewaka Keraton Surakarta Hadiningrat. Dia menuturkan, gelar Kanjeng Pangeran adalah gelar tertinggi yang pernah dicapai oleh orang di luar Keraton Surakarta Hadiningrat, mengingat ada pula orang di luar Keraton yang mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung.

“Kalau orang dalam Keraton mendapat gelarnya Gusti Pangeran Haryo. Dan Kanjeng Pangeran adalah gelar yang pernah dicapai oleh orang luar. Pangeran itu tertinggi. Bagi saya ini merupakan dialog kebudayaan yang konstruktif,” sambung pria kelahiran Jakarta, 1 Juni 1971.

Pemberian gelar ini, bagi Fadli, merupakan bagian mempertahankan tradisi di tengah era globalisasi. Menurutnya, ada sejumlah orang yang mendapatkan gelar dari Keraton Surakarta bersama-sama dengannya seperti beberapa bupati dan walikota. Mantan Ketua MPR Amien Rais juga pernah mendapat gelar dari Keraton Surakarta.

Dia menuturkan, sebelumnya dirinya dihubungi oleh pihak Keraton Surakarta dan ada seorang pengacara bernama Warsito Pranyoto yang mempromosikan dirinya. Fadli mengaku diajak bertemu dengan pihak Keraton dan dimintai curriculum vitae. Peristiwa itu sekitar 1,5 bulan lalu. “Pemberian Kanjeng Pangeran dan Kanjeng Raden Tumenggung itu internal Keraton. Mungkin mereka punya pertimbangan sendiri. Saya tidak tahu pertimbangannya,” ucapnya.

Konsekuensi dari gelar itu, imbuh Fadli, adalah ikut melestarikan budaya Keraton terkait dengan pekerjaan di masyarakat sebagai orang politik dan sosial. Menurut dia, tidak ada yang berbeda dari Fadli Zon dan Kanjeng Pangeran Fadli Zon Kusumo Hadiningrat. “Sama saja,” cetusnya sambil terkekeh.

Sebelumnya, di Sumatera Barat, Fadli juga menerima gelar kehormatan dari Istana Pagaruyung bersama mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim dan sejumlah orang lainnya. Gelar yang diterimanya adalah Tuanku Muda Pujangga Diraja. “Dengan gelar-gelar yang diberikan, kita diharapkan aktif di kegiatan budaya,” sambung Fadli.

Acara kebudayaan Keraton Surakarta yang diminta untuk didatangi para penerima gelar antara lain Jumenengan dan Kirab Pusaka 1 Suro. Fadli tidak keberatan harus aktif dalam kegiatan budaya, karena baginya budaya adalah sesuatu yang menarik. Bahkan dirinya mengoleksi keris sebagai bagian dari budaya.

“Bagi saya politik adalah kewajiban, tapi budaya adalah passion,” ucapnya. Orang dekat Prabowo Subiyanto ini menyelesaikan pendidikan sarjana pada Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Sedangkan pendidikan Master of Science (MSc) Development Studies diperolehnya dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris.

Selain aktif di Gerindra, Fadli juga menjadi Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2010-2015. Dia juga Ketua ILUNI FIB UI untuk periode 2010-2013.