Fadli Zon Bahas Keamanan Maritim di Forum Internasional

Fadli Zon Bahas Keamanan Maritim di Forum Internasional

fadli zon

Wakil ketua DPR, Fadli Zon, menyoroti isu keamanan internasional saat menyampaikan pidato di depan Second International Forum “Development of Parliamentarism”, yang diselenggarakan di World Trade Center (WTC), Moskow, Rusia. Acara tersebut dihadiri sekitar 800 anggota parlemen dari 132 negara.

“Indonesia adalah negara maritim. Itu sebabnya saya menyampaikan bahwa keamanan maritim (maritime security) merupakan isu penting yg perlu diperhatikan,” kata Fadli melalui akun resminya, Selasa (2/7).

Dia menjelaskan, sejak zaman dulu, laut telah menjadi elemen penting dalam arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia. Pada era digital sekarang ini, 90 persen perdagangan dunia masih dilakukan melalui jalur laut.

Itu sebabnya semua negara harus berkepentingan agar keamanan maritim tetap terjaga. Ini karena pembajakan, perampokan bersenjata, penangkapan ikan ilegal (illegal fishing), penyelundupan manusia, juga terorisme, masih menjadi isu keamanan maritim.

“Di bagian lain saya juga menekankan agar maritim tak boleh dijadikan arena konflik dan adu supremasi. Ini adalah arena perdamaian yg harus dijaga bersama. Itu sebabnya prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara universal harus terus dijaga,” ujarnya.

Pada keadaan itu, parlemen bisa memainkan peranan penting, terutama dalam mendorong konsultasi dan negosiasi yang lebih cair dan bersahabat terkait sejumlah sengketa, seperti yang terjadi di Laut Cina Selatan. Sebagai negara yang sering disebut sebagai ‘Benua Maritim’, Indonesia tentu saja telah ikut berupaya menjaga ketertiban dan perdamaian di laut melalui berbagai forum bilateral, regional, dan multilateral.

“Kita, misalnya, memainkan peran penting dalam meningkatkan kerja sama maritim melalui IORA (The Indian Ocean Rim Association),” katanya.

Dia menambahkan, di luar ancaman yang bersifat tradisional, ancaman lain yang membayangi stabilitas global adalah terkait keamanan dunia maya. Dunia saat ini memang dibentuk oleh kemajuan teknologi dan inovasi digital serta cyber.

Teknologi digital dan cyber telah mendorong banyak sekali inovasi. Namun, jika tak dikelola, dunia maya dapat menjadi tempat berkembang biaknya teror, kebencian, dan juga berita palsu.

“Di tengah dunia yg saling terkoneksi, ancaman di satu belahan dunia bisa segera tereskalasi menjadi ancaman global,” ucapnya.

Dia menggarisbawahi bahwa untuk menghadapi tantangan yang timbul dari penggunaan dan penyalahgunaan infrastruktur digital, masyarakat internasional perlu mengembangkan serta menyepakati prinsip-prinsip etika bersama yang menghormati prinsip kedaulatan negara. Dunia maya juga harus dikembangkan untuk mengentaskan kemiskinan serta mempromosikan demokrasi dan toleransi.

“Itu sebabnya kesenjangan digital antara negara maju dengab berkembang harus segera dijembatani,” kata Fadli.

 

Sumber