Fadli Respons Peringatan Hendropriyono soal WNI Keturunan Arab: Rasialis!

Fadli Respons Peringatan Hendropriyono soal WNI Keturunan Arab: Rasialis!

fadli zon

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai pernyataan eks Kepala BIN AM Hendropriyono, yang mengingatkan Habib Rizieq Syihab dan WNI keturunan Arab agar tidak menjadi provokator, bisa memecah belah. Alasannya, pernyataan itu memiliki bibit rasialisme.

“Jangan hanya karena perbedaan pendapat kemudian menyudutkan, bahkan cenderung rasialis. Rasialisme, saya kira, kita tahu sangat berbahaya,” kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (7/5/2019).

Fadli Zon menyebut jumlah WNI keturunan Arab di Indonesia sangat besar. Selain itu, kata Fadli, mereka ikut berjuang sejak RI merebut kemerdekaan.

“Kita juga bicara keturunan Arab yang jumlahnya jutaan. Mereka, setahu saya, keturunan Arab di Indonesia, itu luar biasa kontribusinya bagi kemerdekaan bangsa kita. Hampir 100 persen ketika kita berjuang kemerdekaan, mereka mendukung. Jadi mereka punya saham di RI juga,” ujarnya.

Fadli tidak terima jika Hendropriyono menyeret-nyeret Habib Rizieq. Sebab, menurut dia, Habib Rizieq dihormati para tokoh.

“Setahu saya yang pernah menemui Habib Rizieq di Arab adalah kepala BIN, Kapolri, dan banyak tokoh nasional lain. Mereka kan mengenal. Pernah kok datang bertemu, yang saya tahu. Jadi, kalau Habib Rizieq bersikap berbeda, langsung mereka menanggapi dengan tidak objektif. Saya kira menanggapi itu dengan objektif,” kata Fadli.

Sebelumnya, eks Kepala BIN, AM Hendropriyono, mengingatkan sejumlah WNI keturunan Arab agar tidak menjadi provokator. Hendropriyono tak mau seruan makar itu meluas.

“Saya peringatkan Rizieq, Yusuf Martak, dan orang-orang yang meneriakkan revolusi kan sudah banyak. Itu inkonstitusional, merusak disiplin dan tata tertib sosial, jangan seperti itu,” kata Hendropriyono kepada wartawan, Selasa (7/5).

Hendropriyono memandang banyak warga keturunan Arab yang sangat dihormati di masyarakat. Karena itu, dia merasa perlu memperingatkan sebagian warga keturunan Arab agar tidak memprovokasi revolusi sampai turun ke jalan.

“Kalau kenyataan di masyarakat kita itu sangat menghormati orang-orang Arab, mereka kan juga warga negara Indonesia. Kalau di kampung-kampung, kita masih bisa lihat orang Arab datang ke kampung-kampung pada cium tangan. Berarti posisinya mereka kan berada pada tempat yang dimuliakan, mereka kemudian langsung atau tidak langsung terakui sebagai pemimpin informal, informal leader,” kata Hendropriyono.

Dengan posisi yang mulia seperti itu, Hendro mengimbau para warga keturunan Arab supaya mengayomi masyarakat.

“Jangan malah memprovokasi revolusi, memprovokasi untuk turun melakukan gerakan politik jalanan. itu inkonstitusional,” ujar Hendro.

 

Sumber