Evaluasi Tim Mega-Prabowo Atas Pilpres

Tim Kampanye Nasional Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto menemukan persoalan Daftar Pemilih Tetap masih terjadi dalam Pemilihan Presiden 2009. Selain itu, mereka juga menemukan indikasi pelanggaran seperti penandatangan formulir C1 sebelum pencontrengan.

“Setelah dua hari Pemilihan Presiden, Tim Mega-Prabowo memutuskan untuk meneruskan penelitian dan pengecekan termasuk memverifikasi data soft copy DPT yang diterima dari KPU,” kata Sekretaris Umum Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Fadli Zon, usai rapat evaluasi di Jalan Cik Di Tiro, Jakarta, Jumat 10 Juli 2009.

Dari penelusuran itu, Tim Mega-Prabowo menemukan DPT bermasalah 7.653.210. “Kesalahan tersebut di antaranya, nama-nama ganda dalam satu TPS, nama-nama ganda, nama berbeda tapi nomor induk kependudukan sama, dan seterusnya,” ujar Fadli Zon.

Koordinator Saksi Tim Kampanye Mega-Prabowo, Budiman Sudjatmiko, menambahkan temuan baru dalam pemungutan suara 8 Juli lalu. “Yang paling menarik temuan di Kota Tangerang, di 80 persen TPS, form C1 yang seharusnya di tandatangani oleh setiap saksi capres-cawapres hanya setelah berakhirnya pemungutan suara dan hanya boleh formulir C1 dibuka sebagai sebuah dokumen negara ternyata dokumen negara ini sudah dibagikan sehari sebelum pemungutan suara, tanggal 7 malam,” kata salah satu Ketua departemen di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Budiman lalu mencontohkan TPS 19 di Desa Pabuaran, Karawaci, Tangerang, Banten. Formulir C1 di TPS tersebut, pada bagian saksi calon dan nama pasangan calon dari kubu capres-cawapres SBY-Boediono sudah diketik rapi dan ditandatangani rapi oleh saksi SBY-Boediono. “Para capres lain JK-Wiranto dan Mega-Prabowo dibiarkan kosong,” kata Budiman.

“Kami tidak bisa bayangkan bagaimana TPS yang letaknya jauh dari ibukota, jauh dari pusat informasi,” ujar Budiman. “Kami akan menggugat dan memproses secara hukum,” katanya.

Sementara temuan pemilih terdaftar ganda dan fiktif sangat marak ditemukan di lapangan. Budiman menyimpulkan, kerusakan dan penyimpangan ini bagian dari sebuah sistem Pemilihan yang cacat. “Jumlah yang signifikan ini, pasti  akan jadi hulu dari sebuah proses Pemilu yang dipastikan cacat,” katanya.