Cerita Fadli Zon dan 1.200 Keris

Cerita Fadli Zon dan 1.200 Keris

Cerita Fadli Zon dan 1.200 Keris

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon punya hobi cukup unik. Mengoleksi keris. Tak tanggung-tanggung, politikus Gerindra ini mengaku memiliki 1.200 keris dari seluruh wilayah nusantara.

“Saya mengumpulkan koleksi Nusantara, ada 1.200an,” kata Fadli, di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/5/2015).

Fadli mengaku tertarik dengan keris sejak masa kuliah, sekitar tahun era 90-an. Hobi Fadli berawal sejak saat berkuliah di Universitas Indonesia. Saat itu ia membeli keris asal Jawa dengan pamor beras tumpah seharga Rp2juta.

“Saya tergerak saat itu karena banyak keris kita yang dibeli orang Malaysia. Waktu itu saya beli keris pertama karena keris itu mau dibeli orang Malaysia. Jadi sebelum dibeli, saya beli duluan,” kata dia.

Kini koleksi keris Fadli terus bertambah, ada yang berasal dari kerajaan Singosari yang dibuat pada abad 11. Ada juga keris Nogo Siluman, yang merupakan keris Pangeran Diponogoro. Bahkan tak hanya keris, tombak pusaka dari berbagai kerajaan juga dimiliki oleh pria kelahiran Jakarta ini.

“Ada tombak-tombak pusaka dari berbagai kerajaan seperti Pagaruyung, Majapahit dan lain-lain” beber Fadli.

Fadli mengaku dalam merawat 1.200 bilah kerisnya itu tak perlu modal banyak. Sebab keris ini dia rawat sendiri dan habt dicuci setahun sekali.

“Enggak banyak (biayanya). ‘Ngejamas’ itu cuma Rp50 ribu. Ngejamas itu diwarangi, karatnya dibuka, kemudian dikasih item, dikeluarkan pamornya, terus dikasih minyak. Itu setahun sekali,” kata Fadli.

Kini 200 dari 1200 bilah keris miliknya itu, dipamerkan di Gedung Parlemen, Senayan, dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Bangsa, 20 Mei dengan tema ‘Keris Nusantara Sebagai Simbol Kebangkitan Bangsa’.

Pameran ini dibuka oleh Ketua DPR Setya Novanto dan dihadiri sesepuh keris Indonesia Haryono Haryoguritno dan Ketua Serikat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) Erman Soeparno.

Kata Fadli, keris merupakan kebudayaan khas Indonesia dan sudah diakui UNESCO pada tahun 2005 sebagai warisan agung budaya dunia. Keris pun sudah ada sejak abad 10 dan masih awet hingga saat ini.

Karena itu, pameran keris yang diadakan di gedung Nusantara itu dapat membuka mata dunia tentang keris di Indonesia. Sebab, di beberapa negara nama ‘keris’ sudah dipakai untuk simbol komersil.

“Pameran ini sebagai penghargaan untuk leluhur kita. Kita ingin ajak rakyat ke rumah rakyat,” tambah Fadli.

“Kita harap pemerintah bangun museum keris. Masa kita kalah dengan Malaysia. Di Malaysia stadion olahraganya, lambangnya, monumennya itu keris. Singapura airlines, loungenya itu bernama Keris. Karena pendekatannya mistik tadi ya sehingga orang takut. Padahal keris tidak harus mistik. Kita bisa gunakan pendekatan budaya,” tutup Fadli.

 

Sumber