Berharap Konflik di Wamena Berakhir, Fadli Zon Minta Seluruh Tokoh Duduk Bersama

Berharap Konflik di Wamena Berakhir, Fadli Zon Minta Seluruh Tokoh Duduk Bersama

wakil-ketua-umum-partai-gerindra-fadli-zon

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon diskriminasi Suku, Ras, Agama dan Golongan (SARA) di Wamena, Papua dihentikan segera.

Ia meminta negara segera hadir melindungi seluruh golongan masyarakat di Wamena.

“Tak boleh lagi ada diskriminasi agama, suku, golongan, maupun etnis tertentu. Dan negara harus hadir dalam melindungi warganya sebagai amanat konstitusi,” kicau politisi Gerindra itu Minggu (29/9/2019).

Kicauan Fadli ini mengingat banyaknya perantau yang resah dengan konflik di Wamena yang berlangsung hampir sepekan.

“Kita berharap kasus ini segera ditangani tuntas, agar tidak muncul kegelisahan di kalangan para perantau di Papua. Perdamaian adalah buah ikhtiar bersama,” kata Ketua Umum DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Ikatan Keluarga Minang (IKM) itu.

Setidaknya kata Fadly, dari 981 perantau yang ada di Papua, ada 500 perantau dari Sumatera Barat yang tinggal di Wamena.

“Semua pihak harus mendorong terjadinya resolusi konflik. Kerjasama yg terjadi antara pemerintah Provinsi Papua dengan Provinsi Sumatera Barat dalam menangani para korban saya kira sudah bagus dan bisa meredam konflik ini agar tak meluas,” kata Fadli.

Ia juga meminta tokoh-tokoh Minang dan Papua duduk bersama untuk segera menenangkan masyarakat.

“Terutama untuk memastikan agar tidak muncul kesalahpahaman dan prasangka pasca-konflik kemarin. Kita harus sama-sama berkepentingan konflik tsb tidak merembet ke mana-mana,” jelas Fadli Zon.

Karena kata Fadli Zon, pasca-kerusuhan kemarin banyak warga Minang tak lagi merasa aman, sehingga meminta dipulangkan ke kampung halaman. Ia berharap agar Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memfasilitasi aspirasi tersebut dan membantu para korban.

Ia juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Papua dan Sumatera Barat yang telah mengambil tanggung jawab dalam mengurus serta memulangkan jenazah para korban.

Pria asal Sumatera Barat itu juga berharap bantuan juga diberikan untuk korban yang mengungsi, eksodus, dan mengalami trauma.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya korban selamat kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, banyak yang kehilangan harta bendanya karena sudah hangus terbakar dan dijarah massa.

Hingga kini para korban yang masih mengungsi di sejumlah titik pengungsian yang ada di Wamena, banyak yang membutuhkan pakaian.

“Banyak dari mereka yang harta bendanya hilang semua dan hanya punya pakaian yang ada di badan saat ini, mereka tidak ganti-ganti baju,” kata Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf. Candra Dianto, saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (28/9/2019).

Candra pun meminta informasi ini disebarkan seluas-luasnya agar banyak pihak yang tergerak untuk membantu para korban yang kini tengah mengungsi.

Selain pakaian, ia mengaku ada masalah dalam hal distribusi bantuan bahan pokok yang saat ini terfokus di satu titik.

Menurut dia, bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua hanya tersalur ke posko pengungsian Gedung Okumarek yang dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.

“Bantuan dari provinsi hanya sampai ke Okumarek tidak sampai ke Kodim sehingga kita hanya mengandalkan logistik yang ada. Pengungsi tidak mau ke Okumarek, mereka maunya di Kodim sementara dapur lapangannya Pemda ada di sana,” tuturnya.

“Yang paling dibutuhkan pengungsi saat ini kebutuhan pokok, susu Balita, Pampers, pembalut, pakaian,” sambung Candra. Ia mengakui saat ini sudah ada beberapa relawan yang mulai memberikan bantuan.

Namun, jumlah pengungsi terus berubah karena selain ada pengungsi Wamena yang sudah terbang ke Jayapura, tetapi ada juga pengungsi yang masuk dari beberapa kabupaten di sekitar Jayawijaya.

“Di tempat kita sudah 3.200 pengungsi, bertambah lagi, keseluruhan sekitar 5.500 orang. Jadi jumlah tetap karena ada yang turun ke Jayapura dan ada yang datang ke Wamena. Pengungsi berdatangan ke Wamena dari Kabupaten Yalimo, Lanny Jaya dan Tolikara,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, dampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih terus berkembang.

“224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 rumah dibakar,” jata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal . Sementara korban luka-luka mencapai 76 orang.

 

Sumber