Benda Purbakala Melayu Dipamerkan di Rumah Fadli Zon

Benda Purbakala Melayu Dipamerkan di Rumah Fadli Zon

Ratusan artefak Minangkabau koleksi Rumah Budaya Fadli Zon diikutsertakan dalam Pameran Artefak dalam rangka Festival Seni Melayu Asia Tenggara, dengan tema Rediscovering The Treasures of Malay Culture, yang dibuka secara resmi Senin (26/11/2012), di Rumah Budaya Fadli Zon, Aie Angek, Jl. Raya Padangpanjang-Bukittinggi, Km 6, Tanah Datar, Sumatra Barat.

 

Selain artefak koleksi Rumah Budaya Fadli Zon, ikut dipamerkan artefak koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Banda Aceh, Museum Negeri Propinsi Riau, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar, Koleksi Iskandar Zakaria (Pecinta Benda Purbakala), Museum Adityawarman Padang, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi, Museum Tanjungpinang Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, dan Museum Mulawarman Tenggarong.

 

Koleksi-koleksi Rumah Budaya Fadli Zon yang dipamerkan itu, di antaranya 150 keris Minangkabau yang usianya sejaman Kerajaan Majapahit, Mataram dan Pagaruyung. Selain itu, ragam hias/suntiang Minangkabau, Meriam Lela, Songket-songket tua berusia lebih seratusan tahun, alat musik tiup Minangkabau, wayang golek, dan sejumlah koleksi bersejarah lainnya dari berbagai daerah di Nusantara.

 

Budayawan Fadli Zon yang juga pemilik Rumah Budaya mengatakan, Pameran Artefak dalam Rangka Festival Seni Melayu Asia Tenggara 2012 yang digelar Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, merupakan bagian untuk menunjukkan tingginya budaya Minangkabau dan Melayu di tengah masyarakat dunia.

 

“Kita ketahui bahwa Minangkabau merupakan salah satu pusat kebudayaan Melayu yang memiliki tradisi yang panjang dan ikut mewarnai kebudayaan Nusantara,” ujar Fadli Zon.

 

Rektor ISI Padangpanjang Prof. Dr. Mahdi Bahar, pada kesempatan tersebut mengatakan, sebagian artefak-artefak yang dipamerkan itu merupakan warisan kebudayaan Melayu Nusantara. Menurutnya, Melayu bukan hanya wujud artificial dari sebuah etnis.

 

“Tetapi ia adalah basic rule yang mendasari pola sikap kita. Atas dasar itulah, ISI Padangpanjang menjadikan slogan ‘melayu berjaya’ sebagai visi bersama. Karenanya pula, seluruh civitas akademika yang berkecimpung di perguruan tinggi ini menyadari betul pentingnya usaha penggalian terhadap beragam kekayaan seni Melayu,” ujarnya.

 

Sementara itu, Wali Kota Padangpanjang dr. Syuir Syam, ketika membuka pameran tersebut menyebutkan, ISI Padangpanjang selama ini telah dianggap sebagai salah satu asset Padangpanjang, sebab beragam potensi seni terdapat di dalamnya.

 

“Festival Seni Melayu Asia ini adalah kebanggaan dan tanggung jawab bersama untuk mempromosikan Kota Padangpanjang lebih luas lagi di mancanegara,” ujarnya.

 

Wali Kota juga menyatakan kagumnya atas keberadaan Rumah Budaya Fadli Zon dengan sejumlah koleksi barang-barang antik bernilai sejarah, terutama peninggalan masa kerajaan Minangkabau.

 

“Dengan adanya benda-benda sejarah ini, kita dapat lebih banyak mengenal sejarah masa lalu dengan beragam kekayaan seninya,” tambah Wali Kota