Antisipasi Gagal Panen akibat Banjir

Antisipasi Gagal Panen akibat Banjir

Antisipasi Gagal Panen akibat Banjir

Pemerintah diminta segera mengantisipasi gagal panen akibat banjir di sejumlah daerah yang merupakan lumbung padi nasional. Dampak banjir tak hanya dirasakan di Jakarta. Di sejumlah sentra produksi beras nasional, banjir berpotensi mengancam kegagalan panen petani.

Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) versi Prabowo Subianto, Fadli Zon, mengungkapkan, banjir di Banten telah mengakibatkan lebih dari 6.000 hektar lahan sawah terendam air dengan potensi kerugian kurang lebih dari Rp 120 miliar. Hampir sebagian besar merupakan lahan padi siap panen awal tahun ini. Di Jawa Timur tercatat lebih dari 220 hektar lahan sawah terendam banjir.

Menurut Fadli, saat ini ratusan hektar lahan sawah di Karawang dan daerah sekitarnya juga telah diterjang luapan air.

“Curah hujan tinggi yang diprediksi hingga Februari akan berdampak pada luas sawah terendam banjir semakin bertambah. Begitu juga kerugian akibat gagal panen. Kondisi ini jika tak diantisipasi dapat memengaruhi tingkat produksi gabah dan beras kita,” kata Fadli di Jakarta, Sabtu (19/1/2013).

Fadli mengatakan, cuaca buruk dan curah hujan tinggi yang mengakibatkan banjir akan langsung berdampak pada penghasilan petani yang menggantungkan hidup dari lahan pertanian mereka.

“Potensi gagal panen ini harus segera diantisipasi pemerintah mengingat lahan terkena banjir sangat luas. Jangan sampai dampak banjir ini membuat kita harus impor lagi. Perlu dipikirkan strategi kebijakan non-impor yang dapat menggenjot produksi beras,” katanya.