Lagu Genjer-genjer Sampai Keris Peninggalan Singosari

Bukan Danau Limboto yang berada di Provinsi Gorontalo. Namun, Jalan Danau Limboto, di daerah Penjernihan, Jakarta Pusat. Di situlah, sebuah koleksi sejarah tersimpan rapih oleh Fadli Zon, politikus muda yang dikenal dekat dengan Prabowo Subianto.

Bagi yang suka sejarah dan benda seni, sayang untuk meluangkan waktu sebentar di Fadli Zon Library ini. Begitu masuk ke dalam, setiap sudut mata memandang, sudah disuguhkan berbagai benda seni, peninggalan-peninggalan lama yang masih tersimpan rapih di rumah yang memiliki dua lantai ini.

Tribunnews.com berkesempatan menyambangi Fadli Zon Library. Disela-sela obrolan panjang lebar dengan Fadli, telinga kemudian dimanja sebuah lagu yang kini sulit sekali bisa didengarkan. Dicari, mungkin juga susah.

Lagu Genjer-genjer yang dinyanyikan oleh seniman tempo doeloe, Bing Slamet. Lagu yang pernah dilarang di era Orde Baru ini masih terdengar bersih dalam piringan hitam koleksi Fadli Zon. Ada ratusan piringan hitam yang dikoleksi Fadli, kebanyakan lagu-lagu tempo dulu, disimpan dilantai atas gallery miliknya yang kerap menjadi tempat diskusi bagi para pemerhati seni.

Dilantai ini, juga tersimpan buku-buku bersejarah. Termasuk, buku-buku soal Partai Komunis Indonesia. Fadli juga menyimpan buku tentang kisah PKI yang ditandatangani oleh DN Aidit, tokoh PKI. Ratusan jumlahnya.  Dilantai bawah, juga tersimpan buku-buku langka. Termasuk naskah naskah kuno Serat Cabolek yang ditulis oleh Yosodipuro, Lokapala, juga Wulangreh. Naskah ini berwujud tulisan tangan, disalin dari buku aslinya sekitar tahun 1800-an dalam huruf Jawa Kuno. Buku tertua yang menjadi koleksi Fadli Zon adalah, sebuah tulisan Rumphius tahun 1747.

“Buku ini menjadi acuan oleh Belanda dijaman penjajahan. Buku ini menjelaskan tentang flora, rempah-rempah Ambon,” terang Fadli.

Mata kemudian dimanjakan di galery Fadli Zon dilantai dua. Disana tersimpan kurang lebih 1800 keris, tombak badik yang ditata begitu rapih. Di sini, sebuah lemari besar memanjang juga memuat buku-buku bersejarah lain. Sulit rasanya untuk menjelaskan satu persatu buku apa saja yang disimpan Fadli Zon.

Keris yang disimpan Fadli, tak hanya karya para empu dari Jawa. Fadli juga mengkoleksi puluhan, mungkin ratusan keris dari Sumatera, Kalimantan, juga Sulwesi. Keris tertua yang tersimpan, sebuah keris berasal dari jaman Singosari. Hingga kini, Fadli mengaku masih memburu keris-keris lain, terutama yang berasal dari luar Jawa.

“Saya suka keris karena bagian dari budaya bangsa. Ketika keris dibuat dengan mantra, energi, harapan, kesungguhan. Wajar kalau ada keris yang memiliki energi,” kata Fadli Zon.  Fadli juga bercerita, keris nogosiluman berasal dari Jawa dan Sumatera. “Hanya dihitung dengan jari yang mengerti soal keris. Di antaranya, Toto Brojodiningrat, Teguh Yuwono,” ujarnya.