Mbah Moen Berpulang, Ini Doa Fadli Zon Hingga Tangisan Putri Gus Dur Jadi Trending Topik

Mbah Moen Berpulang, Ini Doa Fadli Zon Hingga Tangisan Putri Gus Dur Jadi Trending Topik

kh-maimun-zubair-dikabarkan-meninggal

Tokoh ulama ternama KH Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen meninggal dunia di Mekkah, Arab Saudi pada Selasa (6/8/2019)..

Sejumlah tokoh ternama Indonesia merasa kehilangan atas kepergian tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Mulai dari mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, putri Gus Dur Alissa Wahid hingga Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengucapkan bela sungkawa di media sosial twitter.

Tagar Mbah Moen langsung menjadi trending topik pertama di twitter Indonesia dengan hampir 14 ribu cuitan.

Berikut Wartakotalive.com rangkum 5 ucapan berbela sungkawa atas kepergian Mbah Moen.

Fadli Zon langsung menulis di twitternya selang beberapa menit kepastian soal meninggalnya Mbah Moen.

Politisi Partai Gerindra itu berharap Mbah Moen diterima disisi Tuhan yang Maha Esa.

“Innalillahi Wainnailaihi raajiun. Turut berduka cita atas wafatnya KH Maimoen Zubair di Mekkah. Smg alm Mbah Moen diterima di tempat terbaik di sisi Allah SWT n husnul khotimah. Amin,” tulis @Fadlizon

Mendengar kepergian Mbah Moen untuk selama-lamanya, salah satu putri Gus Dur yang juga Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengaku langsung menitikan air mata.

“Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun. Sugeng tindak, Mbah Moen. Walaupun airmata saya tak juga berhenti, saya yakin Mbah berbahagia karena berpulang di tempat yang Mbah cintai. Semoga Allah SWT menempatkan Mbah di tempat yang terbaik.. lahu alfatihah,” cuit @AlissaWahid.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti langsung mengucapkan bela sungkawa usai mendengar kepergian Mbah Moen.

Kata Susi bukan hanya dirinya, satu bangsa Indonesia telah kehilangan sosok Mbah Moen.

“Innalillahi wa innailaihi rajiuun. Indonesia kehilangan tokoh besar dan pemersatu bangsa,” cuit @Susipudjiastuti

Tidak menyangka untuk terakhir kalinya bertemu Mbah Moen, Mahfud MD menceritakan bagaimana prilaku tidak biasa ulama senior itu terhadap dirinya.

“Sy ingin menyampaikan hal penting, mau ya?” Kata Mbah Moen di acr di Yogya itu. “Ya, Mbah”, jawab sy. Kemudian beliau berbicara serius setengah berbisik sampai agak lama. Tangan sy dipegang kuat spt dicengkeram. Sy jd rikuh krn waktu itu bnyk yg antre mau sungkem ke beliau,” kenang Mahfud.

Salah satu Kyai NU Mustofa Bisri yang juga sahabat Mbah Moen langsung mengunggah postingan berduka di akun Instagramnya @s.kakung usai mendengar kabar berduka tersebut.

Mengunggah emotikon menangis ia menuliskan belasungkawa dengan bahasa Arab.

Diberitakan Wartakotalive.com sebelumnya salah satu tokoh pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Maimoen Zubairatau akrab disapa Mbah Moen telah berpulang di Mekkah, Arab Saudi pada Selasa (6/8/2019).

Hal itu dibenarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi saat dikonfirmasi oleh Wartakotalive.com

“Ya betul. Kami dapet info duka dari yang dampingi beliau selama di Mekkah,” kata Ahmad lewat pesan What’s App.

Padahal kata Ahmad, baru dua hari lalu dirinya mengunjungi mbah Moen. “Kami sangat kehilangan beliau. Dua hari lalu saya msih sempat sowan beliau dan masih sehat wal afiat,” kata Ahmad Baidowi.

Saat ini kata Ahmad, sejumlah politisi PPP sejang perjalanan menuju Rumah Sakit untuk memastikan hal tersebut.

“Kami sangat kehilangan. Sekarang kami lagi perjalanan ke RS,” tandasnya.

Dikutip kompas.com Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa juga membenarkan hal tersebut.

“Saya dapat informasi dari Gus Rozin, staf istana yg ada di Mekkah. Mbah Maiomeon meninggal saat ibadah haji,” ujarnya

KIAI karismatik KH Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen (91), wafat di Makkah, Arab Saudi, saat melakukan rangkaian ibadah haji, Selasa (6/8/2019) waktu setempat.

Saat masa kampanye Pilpres 2019, nama Mbah Moen sempat menjadi bahan pemberitaan dan perbincangan publik.

Hal itu terjadi saat Mbah Moen menyebut nama Prabowo Subianto dalam doanya pada acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju, Jumat (1/2/2019) lalu.

Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah itu dihadiri oleh Presiden Jokowi.

Dalam video yang beredar, Mbah Moen menyebut nama Prabowo Subianto saat memimpin doa dalam Bahasa Arab di acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju bersama Presiden Jokowi.

Acara itu digelar di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019).

Mbah Moen lalu dihampiri oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy alias Rommy, seusai membacakan doa.

Setelah itu, Maimun Zubair kemudian berbicara kembali seperti meralat ucapannya di dalam doa sebelumnya.

“Jadi saya dengan ini, untuk menjadi, siapa yang ada di samping saya ya Pak Jokowi,” cetusnya.

M Romahurmuziy yang kala itu menjabat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), lantas mengklarifikasi potongan video Mbah Moen tersebut.

Romahurmuziy menyebut Mbah Moen salah mengucap ketika berdoa.

Mbah Moen, katanya, menyebut nama Prabowo Subianto, padahal yang dimaksud adalah Jokowi.

“Beliau memang salah mengucap. Terbukti bahwa antara isi doa sebelumnya dan ucapan “Prabowo” tidak ‘nyambung’,” kata Rommy, sapaan akrabnya.

Menurut Rommy yang ikut hadir dalam pertemuan itu, Mbah Moen jelas melafalkan “hadza rois” atau presiden ini, dan mendoakan untuk menjadi presiden kedua kalinya.

“Jelas di sini, siapa yang dimaksud menjadi presiden kedua kalinya, tentu merujuk Pak Jokowi. Beliau saat ini menjadi presiden di periode pertama,” kata Rommy.

Sebenarnya, lanjut Rommy, beredar juga video klarifikasi atau lanjutannya yang tidak pernah diedarkan oleh para pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno.

“Di video kedua, Mbah Moen menegaskan doanya ditujukan untuk Pak Jokowi. ” … La Pak Prabowo Innama Pak Jokowi, Joko Widodo” (bukan Prabowo, melainkan Joko Widodo),” katanya.

Bahkan, menurut Rommy, sebagai penegasan, dalam doanya agar calon petahana terpilih lagi sebagai presiden, Mbah Moen menyebut dua kali, yakni Jokowi dan Joko Widodo.

Polemik insiden keseleo lidah Mbah Moen itu lantas diperbesar oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, dengan membuat puisi berjudul Doa yang Ditukar.

Puisi Fadli Zon tersebut diposting dalam akun twiternya @fadlizon. Berikut ini isi puisi tersebut:

DOA YANG DITUKAR

doa sakral

seenaknya kau begal

disulam tambal

tak punya moral

agama diobral

doa sakral

kenapa kau tukar

direvisi sang bandar

dibisiki kacung makelar

skenario berantakan bubar

pertunjukan dagelan vulgar

doa yang ditukar 

bukan doa otentik

produk rezim intrik

penuh cara-cara licik

kau penguasa tengik

Ya Allah

dengarlah doa-doa kami

dari hati pasrah berserah

memohon pertolonganMu

kuatkanlah para pejuang istiqomah

di jalan amanah

Fadli Zon Zon, Bogor, 3 Feb 2019.

Puisi ‘Doa yang Ditukar’ karya Wakil Ketua DPR Fadli Zon itu lantas diprotes sejumlah pihak, salah satunya Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi.

Mereka protes dan meminta Fadli Zon meminta maaf, karena menilai puisi itu telah menghina ulama Maimun Zubair alias Mbah Moen.

Meskipun demikian, Fadli Zon yang juga menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, tidak akan meminta maaf karena telah membuat puisi terebut.

Menurut Fadli Zon, tidak ada yang salah dengan puisi yang dibuatnya itu.

“Ya untuk apa saya melakukan sesuatu yang tidak saya lakukan,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/2/2019).

Fadli Zon kembali menegaskan bahwa puisi Doa yang Ditukar tidak ada kaitannya dengan Mbah Moen.

Menurutnya, puisi tersebut ditujukan kepada penguasa, bukan kepada Mbah Moen.

“Saya kira saya udah jelaskan beberapa kali bahwa puisi itu ekspresi dan enggak ada hubungannya dengan Mbah Maimun,” kata Fadli Zon.

Dia menambahkan, “Saya kira bagi mereka yang memahami itu, di situ jelas, sangat jelas, bahkan dalam puisi itu disebutkan kaum penguasa, Mbah Maimun kan bukan penguasa.”

Fadli Zon meminta puisi tersebut tidak terus digoreng atau dipelintir, seolah-olah ditujukan kepada Mbah Moen.

Baginya, Mbah Moen merupakan ulama yang sangat arif dan bijaksana.

“Jadi jangan dipolitisir, jangan digoreng maupun dipelintir, enggak ada sama sekali. Saya mengenal beliau adalah ulama yang baik, ulama yang humble, ulama yang arif,” paparnya.

Sebelumnya, Ketua I Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi KH Apep Saefulloh menyayangkan adanya puisi yang dianggap menghina ulama senior KH Maimoen Zubair oleh Fadli Zon.

Hal itu diungkapkan Apep kepada wartawan, seusai dialog tertutup dengan Tim Kampanye Daerah Kota Sukabumi di Hotel Horison, Jumat (8/2/2019) malam.

Acara itu dilaksanakan secara tertutup, dalam rangkaian Safari Kebangsaan VII yang dipimpin Sekretaris TKN Jokowi-Maruf Amin Hasto Kristiyanto.

Menurut Kiai Apep, dalam pertemuan itu, dilakukan dialog soal bagaimana cara menepis hoaks dan fitnah yang saat ini bertebaran.

Satu di antara yang dibahas juga adalah soal puisi Doa yang Ditukar. Puisi itu menyangkut ulama senior KH Maimun Zubair.

“Dia sangat menghina ulama. Di mana kiai sepuh yang berdoa begitu ikhlas tapi dipelintir, bahwa itu merupakan doa yang dibayar.”

“Padahal saya lihat Mbah Maimoen itu orang yang ikhlas dan sesepuh daripada satu partai Islam dan juga dia seorang ulama besar,” beber Kiai Apep.

 

Sumber